Partai Ummat Bakal Lawan PDIP Di Pilpres 2024, Dibocorkan Loyalis Amien Rais Jauh Sebelum Deklarasi
Meski baru dideklarasikan di Jogjakarta, namun Partai Ummat langsung menabuhkan genderang perang melawan PDI Perjuangan saat Pilpres 2024 nanti.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Meski baru dideklarasikan di Jogjakarta, namun Partai Ummat langsung menabuhkan genderang perang melawan PDI Perjuangan saat Pilpres 2024 nanti.
Hal tersebut diungkapkan Agung Mozin, loyalis Amien Rais, jauh sebelum Partai Ummat tersebut dideklarasikan Amien Rais.
Agung Mozin merupakan salah satu penggagas Partai Ummat. Ia menyatakan adanya kemungkinan wacana poros partai Islam dalam Pemilu 2024 mendatang.
Ia mengatakan, sebenarnya bagus-bagus saja soal wacana poros partai Islam tersebut.
Akan tetapi, pihaknya heran karena saat ini partai Islam tidak jelas apakah membela kepentingan umat atau tidak.
"Hari ini kita bisa lihat bagaimana pemerintah memperlakukan tokoh-tokoh ulama yang kritis terhadap pemerintah."
"Lalu apa sebenarnya yang digagas dari koalisi partai Islam ini?" kata Agung saat dihubungi, Jumat 16 April 2021.
Dia menduga jangan-jangan poros partai Islam dibuat, sebab ke depan partai-partai tersebut kemungkinan besar akan ditinggalkan para pendukungnya.
"Dia melihat gelagat dari survei di mana PPP atau partai-partai yang mengatasnamakan Islam tapi tidak pernah bersuara untuk Islam, sudah mulai ditinggalkan pendukungnya."
"Ini bentuk kepanikan," tuturnya.
Baca juga: Partai Ummat Dideklarasikan, Amien Rais Ketua Dewan Syuro, Menantu Ketua Umum, Ini Kepengurusannya
Baca juga: Megawati Sindir Amien Rais Soal Presiden 3 Periode Yang Omong Itu Pengen, Padahal Aturan Mainnya Ada
Mengklaim sebagai partai yang menampung aspirasi umat Islam, Agung meyakini pada 2024 nanti, yang akan berhadapan justru adalah Partai Ummat melawan PDIP.
"Orang-orang lagi melihat, ada enggak di dalam perjalanan pemerintahan Jokowi ini partai Islam memihak kepada umat Islam? Enggak ada!"
"Ada juga PKS juga berselancar, tapi masih lumayan dibandingkan dengan yang lain, saya menyebutnya (PKS) seperti oposisi."
"Kalau yang lain, PPP ada enggak (keberpihakan ke Umat Islam)?"
"Nah, ini mereka tiba-tiba datang dan pengin membentuk poros partai Islam. Ini apa nih?"
"Di mana mereka ketika ulama dikriminalisasi? Nanti Pemilu 2024 yang akan diperhitungkan Partai Ummat melawan PDIP," ucap Agung.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersilaturahmi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu 14 April 2021.
Dari pertemuan itu, PPP dan PKS tak menutup kemungkinan akan bersama untuk menghadapi Pemilu 2024.
"(Soal kemungkinan itu) Itu ide bagus, jadi PKS prinsipnya partai yang visinya rahmatan lil alamin," ujar Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi, di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang No 82, Jakarta Selatan, Rabu 14 April 2021.
"Kita akan menyambut siapa pun yang akan bergabung dengan kita, dan kita akan menyatukan kerja sama kita dengan partai lain maupun dengan yang lain," imbuhnya.
Meski demikian, Aboe Bakar mengatakan jarak waktu hingga 2024 masih terbilang panjang, sehingga banyak kemungkinan yang akan terjadi dalam rentang waktu tersebut.
"Jadi sangat mungkin waktu masih panjang.
"Penjajakan-penjajakan ini masih ada 2,5 tahun atau 3 tahun, eh 2,5 tahun. Sangat memungkinkan," cetus Aboe Bakar.
Sementara, Sekjen PPP Arwani Thomafi juga tak menutup kemungkinan kerja sama yang akan terbentuk dengan PKS terkait Pemilu 2024.
"Salah satu yang menjadi poin penting dalam kerja sama membangun demokrasi yang lebih baik."
"Saya kira juga proses-proses menuju Pemilu 2024 sangat terbuka untuk kita bicarakan dengan PKS."
"Kenapa? Karena kita tidak hanya satu sisi saja."
"Misalnya tentang sistem kepemiluan bagaimana membuat kontestasi di 2024 menjadi enak, menjadi lebih dinikmati semua pihak, masyarakat dan parpol."
"Saya kira tentu kita terbuka untuk bicara dalam berbagai sisi untuk menuju tatanan 2024 lebih baik," bebernya.

PAN Menolak
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan sebelumnya merespons wacana dibentuknya poros Islam untuk Pemilu 2024.
Menurutnya, justru wacana tersebut berpotensi memperkuat politik aliran di Tanah Air.
"PAN melihat justru ini akan memperkuat politik aliran di negara kita, sesuatu yang harus kita hindari."
"Semua pihak harus berjuang untuk kebaikan dan kepentingan semua golongan," katanya kepada wartawan, Kamis 15 April 2021.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu menyebut, wacana poros Islam untuk Pemilu 2024 kontraproduktif dengan upaya rekonsiliasi nasional pasca-Pemilu 2019.
Zulhas mengingatkan, Pilpres 2019 begitu kuat menggunakan sentimen SARA dan politik aliran serta politik identitas.
Menurutnya, luka dan trauma yang ditimbulkan oleh ketegangan dan tarik menarik itu masih terasa hingga saat ini.
"Rakyat masih terbelah, meskipun elite cepat saja bersatu."
Baca juga: Pasca Jebloskan Ahok ke Penjara, Buni Yani Temui Amin Rais, Minta Gabung Partai Ummat, Ini Maksudnya
Baca juga: Survei Elektabilitas Parpol Terbaru, Demokrat Naik, Bansos Gerus PDIP, Kejutan Partai Ummat

"Buktinya capres dan cawapres yang menjadi lawan dari pasangan pemenang kini sudah bergabung," ujarnya.
PAN, lanjut Zulhas, saat ini sedang memperjuangkan dan memperkuat politik gagasan, yaitu politik yang mengedepankan konsep dan program.
Menurutnya, saat ini semua pihak berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, merumuskan gagasan tentang kedaulatan.
"Gagasan PAN tentang Islam adalah Islam substansial, Islam tengah atau wasathiyah, ajaran Islam yang diterjemahkan ke dalam berbagai dimensi kehidupan."
"Gagasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dalam bahasa Buya Hamka, Islam garam, bukan Islam gincu," papar Wakil Ketua MPR RI itu. (Reza Deni)
Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini
(*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Wacana Poros Partai Islam, Loyalis Amien Rais: Di Pemilu 2024 Partai Ummat Lawan PDIP