Reshuffle Kabinet

Sudah Berkoar Soal Reshuffle Kabinet, Prediksi Ali Ngabalin Ternyata Meleset, Ini Penyebabnya

Sudah berkoar soal reshuffle kabinet, prediksi Ali Ngabalin ternyata meleset, ini penyebabnya

Editor: Adiana Ahmad
Kompas.com/ Fabian Januarius Kuwado
Ali Ngabalin salah prediksi Reshuffle kabinet 

Sudah Berkoar Soal Reshuffle Kabinet, Prediksi Ali Ngabalin Ternyata Meleset, Ini Penyebabnya

POS-KUPANG.COM - Isu Reshuffle Kabinet Indonesia Maju tahun 2021 pertama kali dihembuskan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin. 

Sudah berkoar-koar ternyata prediksi Ali Ngabalin soal rencana reshuffle kabinet oleh Presiden Jokowi, meleset. 

Ali Ngabalin berdalih prediksinya kali ini meleset karena beberapa alasan. 

Ia menyebut, salah satu alasan karena Jokowi masih menata lembaga baru agar langsung bekerja.

Isu reshuffle kabinet yang dalam beberapa hari terakhir jadi perbincangan hangat akhirnya terjawab.

Baca juga: Nadiem Makarim Tiba-tiba Bertemu Megawati Saat Isu Reshuffle Kabinet, Netizen: Aman dari Reshuffle

Baca juga: Sosok Ini Ternyata yang Memberikan Bocoran Reshuffle Kabinet, Siapa Menteri yang Layak Diganti?

Reshuffle kabinet atau perombakan kabinet adalah suatu peristiwa dimana kepala pemerintahan memutar atau mengganti komposisi menteri dalam kabinetnya.

Biasanya perombakan kabinet dilakukan dengan memindahkan atau mengganti seorang menteri dari satu posisi ke posisi yang lain.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum melakukan reshuffle (perombakan) kabinet karena masih menata kelembagaan.

Ali Ngabalin

Ali Ngabalin (Kompas.com/ Fabian Januarius Kuwado)
Seperti diketahui, berdasarkan nomenklatur baru, ada penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Riset dan Teknologi.

“Itu menyangkut tentang penataan kelembagaan. Konsekuensi daripada penggabungan antara Menristek kepada Kemendikbud, konsekuensinya adalah penataan kembali kelembagaan,” ujar Ali Mochtar Ngabalin, Selasa 20 April 2021 seperti dilansir Kompas TV.

Baca juga: Presiden Jokowi Menunjuk Sosok Ini Kalau Mau Menggantikan Moeldoko: Ali Ngabalin atau Fahri Hamzah?

Baca juga: Dua Orang Dekat Luhut Panjaitan Tersingkir di Kabinet Jokowi, Ali Ngabalin: Ada Masalah?

“Makanya memang membutuhkan waktu dari teman-teman, karena semua yang terkait pergantian, pergeseran dan lain-lain menjadi kewenangan bapak presiden. Itu adalah hak prerogatif presiden,” tambahnya.

Meski demikian, Ali Mochtar Ngabalin menuturkan surat yang diajukan Presiden ke DPR tentang penggabungan Kemenristek dan kemendikbud itu beserta pembentukan kementerian investasi telah disetujui oleh DPR.

“Maka ada Perpres, baru Kepres, baru ada pelantikan. Soal waktu dan lain-lain nanti kita tunggu. Makanya membutuhkan waktu sedikit kesabaran,” ujarnya.

Untuk itu, ia mengakui prediksinya soal gelaran reshuffle kabinet pada pekan lalu, meleset.

"Pekan-pekan lalu, saya memang bilang dalam waktu dekat dalam pekan-pekan ini. Saya meyakini pekan kemarin, tapi ternyata tidak cukup," ungkapnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat ini setelah diungkapkan kali pertama oleh Ali Mochtar Ngabalin.

Bahkan dalam pernyataannya, Ali Mochtar Ngabalin menuturkan, formasi baru Kabinet Indonesia Maju akan diungkapkan Presiden Jokowi dalam waktu dekat ini.

Tapi informasi terbaru, kabar Presiden Jokowi akan melakukan Reshuffle Kabinet pada Rabu Pahing sudah dibantah Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

Bukan Rabu 21 April 2021

Menteri Sekretariat Negara Pratikno memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan melakukan perombakan kabinet, Rabu 21 April 2021.

Sebelumnya santer kabar Presiden Jokowi akan merombak kabinet dalam waktu dekat menyusul adanya perubahan nomenklatur kementerian.

Sementara itu, Presiden beberapa kali melakukan perombakan kabinet pada hari Rabu pon atau pahing.

Berdasarkan penanggalan jawa, 21 April 2021 merupakan Rabu pahing.

"Enggak, enggak ada (reshuffle)," ujar Pratikno di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 20 April 2021.

Menurut Pratikno, pada Rabu Esok, Presiden akan melakukan kunjungan kerja ke luar kota.

Hal yang sama disampaikan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Ia mengatakan Presiden akan kunjungan kerja ke Jawa Barat.

"Besok Presiden kunjungan kerja ke Jawa Barat," kata Pramono.

Terkait perombakan kabinet sendiri baik Pratikno maupun Pramono enggan berkomentar banyak.

Mereka meminta awak media untuk menunggunya. "Enggak, ditunggu aja," ujar Pratikno.

Pernyataan Ngabalin

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Kantor Staf Presiden, Ali Ngabalin mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle kabinet pada pekan ini.

"Pekan ini, sangat bisa pekan ini," kata Ali saat dihubungi, Selasa 13 April 2021 lalu.

Ali mengatakan terdapat tiga faktor yang menguatkan Presiden akan melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju (KIM) Jilid ke 2 dalam waktu dekat.

Pertama yakni adanya penyatuan Kemenristek dengan Kemendikbud.

Usulan pemerintah untuk menyatukan dua kementerian tersebut telah disetujui DPR.

"Surpres yang dikirim ke DPR 30 maret itu, itu kan sudah diterima DPR, disidang DPR dan telah diambil keputusan, terkait pengabungan Kemenristek ke Kemendikbud. Kenapa begitu, banyak kerjadaan di Kemeristek yang seharusnya menjadi bidang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)" katanya.

Faktor yang kedua kata Ali yakni Menristek Bambang Brodjonegoro yang menyatakan telah pamit dari Kementeriannya.

"Kan terjadi kekosongan itu. Sementara kemenristek sendiri belum ke kemedikbud," katanya.

Faktor ketiga kata dia, yakni pemerintah yang akan segera membentuk Kementerian Baru yakni Kementerian Investasi.

Dengan adanya kementerian baru, otomatis maka akan ada menteri baru.

"Yang abang bilang, selama masa kerja di Bina Graha abang tahu benar, bagaimana keputusan-keputusan yang diambil presiden tidak membutuhkan waktu lama, makanya dalam pekan pekan ini, kita tunggu saja, tidak mustahil dalam pekan ini," katanya.

Manuver Nadiem Makarim temui Megawati Ketum PDIP

Menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah isu reshuffle kabinet.

Jadi, reshuffle kabinet artinya pergantian atau pergeseran pembantu presiden di jajaran menteri atau kepala badan di dalam kabinet pemerintahan. 

Nadiem Makarim memang diisukan masuk dalam radar reshuffle kabinet Indonesia Maju setelah menteri pendidikan dan menteri riset digabung.

"Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Saya banyak belajar dari pengalaman beliau," kata Nadiem, Selasa (20/4/2021).

Namun tidak disebutkan lokasi pertemuan tersebut.

Nama Nadiem menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir.

Salah satunya terkait isu perombakan kabinet, menyusul bergabungnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Ristek.

Nadiem juga disorot terkait hilangnya materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila serta tidak dicantumkannya nama pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meski, hal tersebut sudah dibantah.

Isu perombakan kabinet juga santer disebut bakal dilakukan hari Rabu Pon atau Rabu Pahing.

Namun pihak istana melalui Menteri Sektaris Kabinet Pramono Anung membantah ada reshuffle di hari Rabu.

Nadiem Makarim santer terdengar akan diganti Jokowi.

Pasalnya kini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dilebur dengan Kementerian Riset dan Teknologi.

"Hari ini dikatakan bahwa misalnya Menristek tidak ada lagi karena digabung Kemendikbud. Kalau soal hukum Kemensos dan KKP seperti yang lalu diganti dengan wajah baru karena menterinya ada msalah hukum. Kalau sekarang ini karena pembentukan kementerian Ristek digabung Kemendikbud. Apalagi sering pro dan kontra," kata M Qodari.

Siapa sosok pengganti Nadiem pun mulai muncul.

Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, layak dipertimbangkan menjadi kandidat menggantikan Nadiem Makarim.

"Rasanya PP Muhammadiyah pasti dukung kalau Prof. Abdul Mu'ti jadi Mendikbudristek,” kata Qodari, Selasa (13/4/2021) lalu.

Qodari menambahkan, sudah saatnya Kementerian Pendidikan dikembalikan pada Muhammadiyah yang telah berpengalaman mengelola sekitar 162 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.(*)

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com

Berita terkait Reshuffle kabinet
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Ali Ngabalin Mengaku Salah Prediksi Reshuffle Menteri Jokowi, Manuver Menteri Nadiem Temui Megawati

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved