Reshuffle Kabinet Jadi Isu Liar, Dedy Mawardi Bilang Begini: Jokowi Sebaiknya Bicara Agar Tak Gaduh

Lantaran wacana perombakan kabinet hingga kini tak jelas juntrungnya Sekjen Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Dedy Mawardi terpaksa angkat bicara.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo saat meluncurkan Gerakan Cinta Zakat, Kamis 15 April 2021. Gerakan ini untuk mendorong partisipasi masyarakat meningkatkan zakat, infak, dan sedekah. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Lantaran wacana perombakan kabinet hingga kini tak jelas juntrungnya, Sekjen Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Dedy Mawardi terpaksa angkat bicara.

Dedy Mawardi meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menjelaskan rencana terkait wacana reshuffle kabinet pasca usulan merjer kemenristek dan kemendikbud dikabulkan DPR RI.

Dedy Mawardi mengatakan, sebaiknya ada penegasan apakah  kocok ulang kabinet atau tidak pasca peleburan dua kementerian tersebut.

Ataukah hanya ada pengisian kursi Menteri Investasi sebagai nomenklatur baru dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Untuk menghindari kegaduhan, kami menyarankan Presiden Jokowi sebaiknya menyampaikan langsung ke masyarakat tidak ada menteri yang di reshuffle, yang ada penambahan menteri baru untuk kementerian investasi," kata Sekjen Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Dedy Mawardi kepada wartawan, Kamis 22 April 2021.

Seknas Jokowi mencermati, ada sedikit kegaduhan sejak disahkannya pembentukan Kementerian Investasi dan peleburan Kementerian Ristek ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasalnya, reshuffle kabinet tiba-tiba mencuat kepermukaan padahal wacana tersebut belum jelas kebenarannya.

Beberapa pihak menyebut beberapa nama untuk mengisi kursi Menteri Investasi dan Mendikbud/Ristek.

Selain itu juga ikut menyasar beberapa menteri yang dianggap layak untuk di reshuffle.

Wacana reshuffle ini pun seperti isu liar yang terus menarik perhatian publik.

Karena itu lah Seknas Jokowi menyarankan Presiden Jokowi perlu angkat bicara memberi penjelasan dan penegasan.

Sehingga setelah itu tidak ada lagi kegaduhan seperti sekarang ini.

"Penjelasan langsung dari Presiden agar isu reshuffle gak rame seperti sekarang ini," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Dedy, seandainya pun ada reshuffle kabinet saat ini, diyakini tidak akan bisa memberi perubahan pada kinerja kementerian yang dipimpin menteri baru untuk mewujudkan keinginan Presiden Jokowi.

Alasannya, karena yang mengurusi kementerian bukan lah menteri semata, tetapi jaringan birokasi di bawah menteri yang harus diubah visi dan misi agar sejalan dengan visi misi Presiden.

Ia menegaskan, pergantian menteri itu bukan solusi dari masalah, tapi reshuffle itu sendiri yang sebenarnya bisa jadi masalah dari jebloknya kinerja.

"Contoh konkret itu seperti apa yang terjadi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kasus hilangnya nama KH Hasyim Ashari dari Kamus Sejarah," ucapnya.

Meski demikian, Seknas Jokowi kata dia lagi, tetap mendukung apabila Presiden Jokowi merombak kabinetnya.

Hanya disarankan, perombakan tersebut supaya tidak dilakukan setiap tahun, kecuali menteri yang gagal mewujudkan program atau kebijakan presiden.

Penyambutan Presiden Jokowi di Adonara Flores Timur, Jumat 9 April 2021
Penyambutan Presiden Jokowi di Adonara Flores Timur, Jumat 9 April 2021 (POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA)

Peluang Yusril dan Tuan Guru Bajang

Kabar teranyar menyebutkan bahwa nama Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan Muhammad Zainul Madji alias Tuan Guru Bajang (TGB) dikabarkan bakal masuk ke jajaran kabinet.

Terkait isu tersebut, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin mengatakan sangat bagus jika Yusril yang berpengalaman masuk ke dalam kabinet.

"Hal yang bagus-bagus saja jika Yusril masuk kabinet. Karena dia punya keahlian dan pernah jadi ketua team lawyernya Jokowi di Pilpres," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/4/2021).

Baca juga: Di Tengah Isu Reshuffle Kabinet, Nadiem Temui Megawati di Rumahnya

Belum lagi sederet pengalaman Yusril yang pernah menjabat di pemerintahan dan menjadi menteri.

Ujang pun menilai sosok Yusril dapat menggantikan posisi Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.

"Bisa saja Kemenkumham. Cocoknya di sana. Dan bisa juga Yasonna digeser ke kementerian lain," kata dia.

Sementara untuk TGB, Ujang mengatakan yang bersangkutan memiliki pengalaman sebagai Gubernur NTB.

Karenanya dia memprediksi TGB akan cocok jika menjadi Menteri Dalam Negeri.

Hanya saja, posisi Menteri Dalam Negeri saat ini yakni Tito Karnavian terbilang kuat dan bukan kandidat menteri yang akan direshuffle.

"TGB itu kan mantan gubernur, cocoknya Mendagri. Tapi kan nggak mungkin juga Jokowi ganti Tito," ungkapnya.

Sementara itu, Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan dua nama ini memiliki poin plus yaitu dekat dengan Presiden Jokowi.

Baca juga: Bergulir Isu Reshuffle Kabinet, Nadiem Makarim Bertemu Megawati, Ada Apa?

"Dua nama itu Yusril dan TGB adalah dua nama yang sangat bagus, mumpuni, dan profesional, dan satu lagi poin penting nya mereka dekat dengan pak Jokowi," ujar Hendri.

Presiden RI, Jokowi di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur disambut histeris oleh warga di Pulau Adonara, Jumat 9 April 2021 siang.
Presiden RI, Jokowi di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur disambut histeris oleh warga di Pulau Adonara, Jumat 9 April 2021 siang. (POS KUPANG.COM/ARIS NINU)

Dia pun memprediksi jika TGB dan Yusril masuk ke dalam jajaran pembantu Jokowi, maka kabinet akan semakin diperkuat.

"Jadi kalau dua nama itu masuk ya sangat bagus dan akan memperkuat kabinet," kata dia.

Founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu juga berharap suara-suara opini masyarakat soal siapa sosok yang tepat mendampingi Jokowi di kabinet dapat didengar oleh Jokowi sendiri.

Dengan demikian, diharapkan nantinya Presiden Jokowi dapat meninggalkan warisan atau legacy yang lebih baik saat lengser di 2024.

"Nah mudah-mudahan saja opini masyarakat ini bisa didengar oleh pak Jokowi, sehingga bisa memperkuat kabinet dan pak Jokowi bisa menelurkan kebijakan atau legacy yang baik saat selesai sebagai presiden di 2024," tandasnya.

Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hindari Kegaduhan, Presiden Jokowi Diminta Angkat Bicara Soal Wacana Reshuffle Kabinet

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved