Bukan Kaleng-kaleng , Taiwan Siap Serang Balik Berkat Bantuan AS, Medan Perang ada di Daratan China
Diam-diam, Taiwan dengan bantuan Amerika Serikat juga siap melakukan serangan balik secara besar-besaran ke China daratan hingga menciptakan perang bu
POS KUPANG.COM -- Terus ditekan China ternyata tidak membuat nyali Taiwan ciut. Negara itu tetap ngotot ingin bergabung ke China daratan meskipun diancam secara militer
Diam-diam, Taiwan dengan bantuan Amerika Serikat juga siap melakukan serangan balik secara besar-besaran ke China daratan hingga menciptakan perang bukan di wilayah negara pulau itu , tetapi di daratan utama China
Bila China salah perhitunga maka Bejing bisa jatuh ke pihak Taiwan bahkan negara China pun bisa berakhir
Hubungan China dan Taiwan kian memanas, bahkan narasi perang dingin menjadi perang panas sudah diwaspadai.
Pada Senin (19/4/2021), Taiwan memperkuat pasukannya dalam menghadapi peningkatan tekanan dari Beijing.
Baca juga: Dulu Musuh Bebuyutan,Kini Jepang dan Amerika Bersatu Hadapi China Soal Taiwan dan Laut China Selatan
Baca juga: Terungkap,Tujuan Utama Latihan Militer China di Selatan Taiwan Bukan Siap Serbu Taiwan,Tapi Incar AS
Baca juga: China beri Ancaman Keras ke Amerika Serikat, Beijing Ingatkan Paman Sam Jangan Main Api di Taiwan

Melansir Reuters, dalam kesempatan yang sama, seorang pejabat pertahanan mengatakan bahwa Taiwan sedang berusaha untuk memperoleh rudal jelajah udara jarak jauh dari Amerika Serikat.
Ketika ditanya di parlemen sistem senjata mana yang ingin dibeli Taiwan tetapi belum disepakati Amerika Serikat, Lee Shih-chiang, kepala departemen perencanaan strategis kementerian pertahanan Taiwan, menunjuk RUPS-158 Lockheed Martin Corp
"Kami masih dalam proses mencarinya dari Amerika Serikat," kata Lee, dilansir via The Straits Times.
"Saluran komunikasi sangat lancar dan normal," tambahnya tanpa penjelasan lebih lanjut.
Adapun AGM-158 JASSM - singkatan dari Joint Air-to-Surface Standoff Missile - dapat memiliki jangkauan hampir 1.000 km tergantung pada modelnya, dan dipasang ke pesawat termasuk F-16 , yang dioperasikan Taiwan.
Lockheed Martin mengatakan rudal itu dirancang untuk menghancurkan target bernilai tinggi, dipertahankan dengan baik, tetap dan dapat direlokasi, dan diluncurkan cukup jauh untuk menjaga pesawat peluncur jauh dari sistem pertahanan udara musuh.
Sementara itu China telah meningkatkan aktivitas militer di dekat Taiwan, mereka mencoba memaksa pemerintah di Taipei untuk menerima klaim kedaulatan Beijing.
Angkatan bersenjata Taiwan, yang dikerdilkan oleh China, berada di tengah-tengah program modernisasi untuk menawarkan pencegah yang lebih efektif, termasuk kemampuan untuk menyerang balik pangkalan yang jauh dari pantai China jika terjadi konflik.
Angkatan bersenjata Taiwan secara tradisional berkonsentrasi untuk mempertahankan pulau itu dari serangan Tiongkok.
Namun Presiden Tsai Ing-wen telah menekankan pentingnya mengembangkan alat pencegah "asimetris", menggunakan peralatan bergerak yang sulit ditemukan dan dihancurkan, serta mampu mencapai sasaran yang jauh dari Taiwan.