Cuaca Esktrem

Waspada Cuaca Esktrem, NTT Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Pekan Ini

Ada potensi hujan lebat dan angin kencang di wilayah NTT pada 3-9 April 2021," demikian Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, BNPB,

Editor: John Taena
Shutterstock
Ilustrasi cuaca ekstrem, cuaca buruk, peringatan dini cuaca 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Selama pekan ini, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi akan dilanda cuaca ekstrem. 

"Ada potensi hujan lebat dan angin kencang di wilayah NTT pada 3-9 April 2021," demikian Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, BNPB, Raditya Jati dikutip dari siaran pers BNPB, Senin 5 April 2021. https://youtu.be/1PZ4dWsWWQg

Baca juga: 4 Rekomendasi BMKG Untuk Antisipasi Bencana Akibat Bibit Siklon 99 Seroja di NTT

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Raditya Jati mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di Tanah Air.

Salah satunya adanya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, pekan ini.

Baca juga: NTT Diterpa Musibah Bertubi: Banjir, Pohon Tumbang, Kapal Tenggelam, Lahar Dingin & Listrik Padam

Sementara itu, hingga Senin, BNPB masih menerima informasi terkini dampak bencana di beberapa wilayah NTT.

Berdasarkan perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Kemudian, jumlah warga hilang masih tercatat sebanyak 24 orang dan warga meninggal dunia 44 orang.

"Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," ungkap Raditya.

Selain itu, sebanyak delapan desa dan satu kelurahan yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini.

Baca juga: Kepala BNPB Doni Monardo Tinjau Lokasi Banjir Bandang dan Longsor Adonara Flores Timur, NTT

Yang terdiri dari Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

"Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, rumah terendam lumpur ada 60 unit dan 5 jembatan putus," tutur Raditya.

"BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur," lanjutnya.

Dia pun mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat.

"BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal," ungkap Raditya.

"Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," lanjutnya

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved