Badai Siklon Tropis di NTT, 8 Daerah Terdampak Parah, Warga Diimbau Tidak Keluar Rumah 

dilaporkan terdampak akibat cuaca ekstrem yang disebabkan Badai Siklon Tropis yang bergerak di Laut Sawu. 

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Banjir bandang menerjang wilayah Waiwerang di Pulau Adonara Kabupeten Flores Timur pada Sabtu 3 April 2021. Flotim menjadi salah satu wilayah terparah akibat badai siklon tropis yang melanda NTT kali ini. 

Badai Siklon Tropis di NTT, 8 Daerah Terdampak Parah, Warga Diimbau Tidak Keluar Rumah 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Warga Nusa Tenggara Timur diimbau untuk tidak keluar rumah menyusul Badai Siklon Tropis yang menerjang wilayah itu sejak Jumat, 2 April 2021 lalu. 

Himbauan itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT, Thomas Bangke kepada POS-KUPANG.GOM pada Minggu, 4 April 2021 pagi.

Thomas menyebut, hingga Minggu pagi, sebanyak 8 kabupaten/kota di NTT dilaporkan terdampak akibat cuaca ekstrem yang disebabkan Badai Siklon Tropis yang bergerak di Laut Sawu. 

Kedelapan daerah itu terdiri dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Malaka, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur khususnya wilayah pulau Adonara.

Baca juga: Analisis BMKG La Nina Masih Berlangsung Hingga Mei 2021

Baca juga: Ini Prakiraan BKMG Staklim Kupang : Januari 2020 Curah Hujan di NTT Rendah, Februari?

Thomas menyebut dua wilayah terparah yakni di Pulau Adonara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Malaka. 

Di Pulau Adonara, kata dia, terjadi banjir bandang pada Sabtu, 3 April 2021 kemarin. Hingga kini pihak BPBD masih melakukan pendataan dan penanganan di wilayah itu. 

Sementara itu, akses dari 4 kecamatan di ke Betun,  ibukota Kabupaten Malaka juga putus total akibat bergesernya jembatan Benenain di Wilayah Weliman. Hal itu disebabkan meluapnya daerah aliran sungai (DAS) Benenain.

Terkait banjir itu, Thomas berharap bisa segera surut jika intensitas hujan menurun. 

Selain 8 daerah itu, Thomas juga menyebut masih ada laporan dari daerah terkait potensi bencana di wilayah lain. "Masih masuk lagi laporan mungkin ditambah 3-4 kabupaten yang terdampak," kata Thomas.

Warga membersihkan sisa - sisa ranting pohon di jalan
Warga membersihkan sisa - sisa ranting pohon di jalan (POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI)

Namun demikian, pihaknya terus bersiaga meski iklim Siklon Tropis yang berada di Laut Sawu sedang bergerak ke selatan dan menjauhi wilayah Indonesia.

Harapannya pembentukan awan tidak terlalu tinggi sehingga intensitas hujan dan badai bisa menurun.

Baca juga: NTT Siaga Cuaca Ekstrem, Komisi V DPRD NTT Minta BPBD Tingkatkan Kewaspadaan & Perkuat Koordinasi 

Baca juga: Kepala BPBD NTT, Thomas Bangke :  NTT Siaga Bencana Hidrometeorologi 

"Kita masih siaga terus karena iklim siklon tropis di laut sawu memang bergerak ke arah selatan menjauhi Indonesia," kata Thomas. 

Pihak BPBD menghimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah untuk sementara waktu untuk menghindari korban akibat badai. Ia menyebut, potensi badai siklon tropis ini masih terjadi tiga hari hingga sepekan ke depan.

"Himbauan kita agar masyarakat jangan keluar rumah dulu karena intensitas hujan masih tinggi dan bisa berdampak pada pohon tumbang. Masyarakat menjaga diri dulu, jangan keluar karena tiga hari sampai satu Minggu kedepan ini kita masih siaga betul," imbau Thomas.

Baca juga: BPBD NTT Distribusi Alat Kesehatan dan APD Covid-19 ke Belu

Pihak BPBD, kata Thomas terus melakukan koordinasi dengan BMKG pusat untuk mengupdate informasi real time tentang pergerakan badai siklon di selatan Indonesia. "Kita siaga dan koordinasi terus terkait real time badai siklon ini pergerakannya kemana," pungkas dia. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong )

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved