Kelinci Paskah yang identik dengan Perayaan Paskah sebenarnya adalah Makhluk Fiktif  

Kelinci Paskah yang identik dengan Perayaan Paskah sebenarnya adalah Makhluk Fiktif  

kolase pos kupang/ novemy leo
Kelinci Paskah 

Peribahasa ini merujuk pada terwelu jantan yang berkelahi memperebutkan terwelu betina pada awal musim semi (sekitar bulan Maret). Karena sang betina awal-awalnya akan melawan sang jantan yang mencoba mengawininya, maka gerak-gerik mereka seperti layaknya tarian gila yang jauh dari kebiasaan mereka yang biasanya pendiam.

"Kegilaan" tersebut termasuk: bertinju dengan terwelu lain (baik antar jantan maupun betina-jantan), melompat secara vertikal seakan-akan tanpa alasan apa-apa, dan secara umum menunjukkan tingkah laku yang abnormal.

Kelinci Paskah
Kelinci Paskah (kolase pos kupang/ novemy leo)

Kelinci dan terwelu merupakan binatang yang cepat berkembang biak. Betinanya dapat mengandung kandungan kedua sewaktu masih mengandung kandungan yang pertama. Fenomena ini disebut dengan istilah "superfetasi".

Mereka dapat berkembang biak sejak muda dan betinanya dapat melahirkan beberapa kali dalam setahun, sehingga ada perkataan "beranak seperti kelinci". Tidak mengherankan kelinci dan terwelu menjadi simbol kesuburan.

Hubungan telur Paskah dan kelinci Paskah

Dalam tradisi gereja, umat Katolik tidak diperkenankan memakan telur selama puasa masa pra-Paskah, sehingga telur menjadi salah satu menu utama hidangan Paskah. Kaum Protestan Jerman yang tidak mau mengikuti tradisi berpuasa tersebut masih tetap memakan telur pada perayaan Paskah.

Tradisi mewarnai telur telah berlangsung lama. Banyak orang Kristen Ortodoks yang mewarnai merah telur Paskah mereka, yang melambangkan darah Kristus dan hidup baru yang terkait dengan musim semi.

Warna telur hijau melambangkan tunas-tunas yang baru yang muncul pada permulaan musim semi.

Telur sejak dulu merupakan simbol kesuburan. Ide tentang kelinci yang bertelur diduga datang dari Amerika Serikat pada abad ke-18. Kaum imigran Jerman di Pennsylvania Jerman memakai istilah Terwelu Paskah seperti yang digunakan nenek moyang mereka di Eropa, bukan Kelinci Paskah.

Telur Paskah
Telur Paskah (kolase pos kupang/ novemy leo)

Legenda di kalangan mereka, antara lain yang diceritakan oleh Jakob Grimm pada tahun 1855, menceritakan tentang Osterhas yang bertelur di sarang bewarna-warni yang disediakan oleh anak-anak yang tidak nakal.

Legenda Jerman tentang kelinci atau terwelu yang bertelur diperkirakan berasal dari cerita rakyat tentang telur terwelu yang tampaknya merupakan kesalahkaprahan. Terwelu mengasuh anak-anak mereka di atas tanah, tidak di dalam lubang seperti kelinci.

Terwelu menggunakan semacam sangkar yang mirip dengan sangkar burung Lawpings. Pada musim semi, penduduk melihat telur burung di sangkar burung yang dikira adalah telur terwelu. (*)

Referensi

Shrove Tuesday Pancakes! by Bridget Haggerty - Irish Culture & Customs, World Cultures European, paragraph 5 line 2 refers to the catholic custom of abstaining from eggs during Lent. Accessed 3/1/08

How To Dye Red Eggs with Onion Skins for Greek Easter by Nancy Gaifyllia from Your Guide to Greek Food on About.Com Accessed April 9, 2008

Easter Symbols from Lutheran Hour Minisitries. Accessed 2/28/08]

Grimm, Jacob (1835). Deutsche Mythologie (German Mythology); From English released version Grimm's Teutonic Mythology (1888); Available online by Northvegr © 2004-2007, Chapter 13, page 10+

Hares' Eggs

(Indonesia) Renungan Harian MUSA: Kelinci Paskah; via PGI.or.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved