Fadli Zon Kutuk Bom Bunuh Diri di Makassar, Nitizen Malah Ajak Keluar dari Partai Gerindra, Kenapa?
Politisi Partai Gerindra, Faldi Zon mengutuk aksi bom bunuh diri yang dilakukan terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 28 Januari 2021.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM -- Politisi Partai Gerindra, Faldi Zon mengutuk aksi bom bunuh diri yang dilakukan terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 28 Januari 2021.
"Saya ikut mengutuk bom bunuh diri di depan gereja sehingga jatuh korban. Harus segera dicari dalang dan pembuat skenarionya. Islam menolak kekerasan apalagi merusak rumah ibadah."
Pernyataan Fadli Zon ini disampaikan melalui Twitternya, @fadlizon.
Meski telah menyampaikan pernyataan sikap terhadap bom bunuh diri yang mengguncang Makassar pada Minggu 28 Maret 2021 itu, namun saat ini Fadli Zon belum angkat suara soal teroris yang menyasar Mabes Polri, Rabu 31 Maret 2021.
Baca juga: Pasca Teroris Teror Mabes Polri, Polda NTT Tingkatkan Kewaspadaan
Baca juga: Pembinaan Kerukunan Umat Beragama, Kodim 1604/Kupang Wujudkan Persatuan
Dalam pernyataannya, Fadli Zon yang juga Anggota Komisi I DPR RI itu secara khusus menyoroti peristiwa bom bunuh diri oleh sepasang suami istri, yakni Lukman bersama istrinya berinisial YSF.
Peristiwa mengejutkan yang terjadi pada Minggu 28 Maret 2021 itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Namun sejumlah warga menderita luka-luka, baik luka ringan maupun luka berat, sehingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Untuk diketahui, peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar itu sempat menjadi bahan perbincangan publik.
Pasalnya, kejadian itu begitu tiba-tiba dan menyasar Gereja Katedral Makassar. Untungnya saat kejadian itu, umat Katolik di gereja itu telah meninggalkan gereja.
Selain itu, saat pelaku hendak menerobos masuk ke halaman gereja dengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai, petugas sekuriti atau satpam berhasil menghalaunya.
Detik-detik satpam menghalau pelaku itulah bom yang telah disiapkannya meledak di depan gereja katedral tersebut.
Dalam kejadian tersebut, Lukman bersama istrinya tewas di tempat. Sedangkan petugas sekuriti di gereja itu mengalami luka-luka ringan.

Sementara beberapa korban lain juga terpaksa menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Para korban itu dirawat lantaran terkena serpihan bom rakitan tersebut.
Terhadap peristiwa tersebut, Fadli Zon yang juga Anggota Komisi I DPR RI itu angkat bicara. Politisi Partai Gerindra ini mengutuk keras tindakan itu.
Fadli Zon meminta aparat kepolisian agar mengusut kasus itu sampai tuntas.
"Harus segera dicari dalang dan pembuat skenarionya," tandas Fadli Zon.
Fadli Zon mengatakan, "Islam menolak kekerasan apalagi merusak tempat ibadah."
Terhadap ciutan Fadli Zon, sejumlah nitizen langsung meresponnya.
@ria_sang meretweet @fadlizon dengan menuliskan: narasi gini yang keren. Salut bang Fadli, tulisnya dengan emoticon jempol.
Sementara @Noni33697740 menanyakan keberadaan Fadli ZOn: "Bapak ini kemana ya, sekarang lebih kalem," tulis Noni
Agus Pas Chanel dalam @Alex_oposisi memberikan respon yang kontras. Disebutkan: Maaf, udah gak tertarik sama Gerindra bang.
@Alex_oposisi juga mangajak Fadli untuk lakukan hal ini. "Out aja bang dari Gerindra, karena 2024 Gerindra akan punah," tulis Alex dalam twitternya.
Detik-Detik Bom Guncang Makassar
Detik-detik Bom Meledak di Depan Gereja Katedral Makassar, Saksi Mata Ungkap Fakta Mengerikan Ini, Apa?
Bom di Makassar meledak ketika umat kristiani Gereja Katedral Makassar, Jl Kajaolalido - MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan ( Sulsel ) melakukan ibadah Minggu Palma, Minggu 28 Maret 2021
Minggu Palma adalah hari peringatan dalam liturgi gereja Kristen yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah.
Laporan Kompas TV, saat ini, kepolisian dari tim DVI (Disaster Victim Identification) sudah turun.
Disaster victim investigation (DVI) adalah suatu prosedur standar yang dikembangkan oleh Interpol (International Criminal Police Organization) untuk mengidentifikasi korban yang meninggal akibat bencana massal.
Berikut kronologi ledakan bom Makassar:
Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan perkiraan bom bunuh diri di Makassar pukul 10.30 wita.
“Persis selesai ibadah kedua, umat pulang yang lain masuk. Pelaku bom bunuh diri mau masuk ke gereja, ada pihak keamanan menahan mereka kemudian bom langsung meledak,” kata dalam siaran langsung Kompas TV, Minggu siang.
Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan, ada dua pelaku berusaha masuk tapi ditahan di gerbang masuk Gereja Katedral.
“Saat ledakan, kaca semua pada hancur, kaca Hotel Singgasana hancur” katanya.
Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan, umat yang luka-luka pelaku bom bunuh diri berada di dekat gerbang.
Pastor Wilhelminus Tulak menyatakan, ada korban luka-luka.
“Kalau mati semoga tidak adalah,” katanya.
Pastor Wilhelmus Tulak menyampaikan, umat sudah diminta untuk keluar.
“Pimpinan Gereja Katedral aman, sebagain besar umat aman, memang ada yang terluka khusus petugas keamanan, dia sedikit terbakar, puji tuhan luka-lukanya masih bisa ditahan,” katanya.
"Kita semua panik di dalam dan sekitar gereja, semua sudah pulang. Hari ini ibadah ditiadakan dulu," katanya.
Baca juga: Juru Parkir Jadi Saksi Kunci Aksi Teroris di Mabes Polri: Saya Lihat 2 Pelaku, Laki-Laki & Perempuan
Baca juga: Tradisi Unik Perayaan Paskah di Seluruh Dunia dari Vatikan Hingga Negara Australia
Ini Daftar Teror Bom Paling Mengerikan di Indonesia
Pada Jumat, saat umat kristiani merayakan Minggu Palma, 28 Maret 2021 pagi, suara ledakan seperti bom terdengar di seputar Jl Kajaolalido - MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Saat ledakan dahsyat itu terdengar, warga belum tahu benda apa yang meledak tersebut.
Namun sejumlah warga yang melintas atau berada di sekitar terlihat panik.
Dalam video rekaman yang beredar, terdengar suara warga yang menyebut ledakan itu adalah bom dan terdapat potongan tubuh.
Serangan bom ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia.
Dikutip dari Trubunnews terhitung sejak 1960-an saja Indonesia sudah tak luput dari terorisme, yang kemudian semakin meningkat jumlahnya di tahun 2000-an.
Berikut daftar serangan teror bom di Indonesia yang disadur dari berbagai sumber.
- 1 Agustus 2000: Bom di kediaman resmi Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Jakarta, menewaskan dua orang.
- 14 September 2000: Bom di basement Bursa Efek Jakarta, menewaskan 15 orang.
- 24 Desember 2000: Bom di beberapa gereja di Jakarta dan provinsi lainnya, menewaskan 18 orang, dituduh pelakunya adalah kelompok Jemaah Islamiyah (JI).
- 12 Oktober 2002: Bom di sebuah diskotek di Bali, menewaskan 202 orang, dituduh pelakunya adalah kelompok JI.
- 5 Agustus 2003: Bom di Hotel JW Marriott, Jakarta, menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang, pelaku ditangkap adalah 15 anggota JI.
- 31 Desember 2003: Bom di pasar malam, Aceh, menewaskan 10 orang, dituduh pelakunya adalah kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
- 9 September 2004: Bom di luar gedung Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Jakarta, menewaskan sembilan orang.
- 13 November 2004: Bom di Poso, Sulawesi Tengah, menewaskan enam orang dan mencederai tiga orang.
- 28 Mei 2005: Bom di pasar, Tentena, Sulawesi Tengah, menewaskan 22 orang dan mencederai 40 orang lebih.
- 1 Oktober 2005: Bom bunuh diri di Jimbaran Beach Resort dan Kuta, Bali, menewaskan 23 orang dan mencederai 100 orang lebih.
- 31 Desember 2005: Bom di pasar, Palu, Sulawesi Tengah, menewaskan delapan orang dan mencederai 53 orang.
- 17 Juli 2009: Bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott, Jakarta, menewaskan tujuh orang dan mencederai 50 orang lebih.
- 15 April 2011: Bom bunuh diri di masjid, Cirebon, Jawa Tengah, menewaskan seorang dan mencederai 28 orang.
- 25 September 2011: Bom bunuh diri di gereja, Solo, Jawa Tengah, menewaskan seorang dan mencederai 14 orang.
- 14 Januari 2016: Bom bunuh diri dekat Starbucks Sarinah, Jakarta, menewaskan tujuh orang, dituduh pelakunya adalah kelompok ISIS
Bom Bali 1, adalah serangan bom bunuh diri pertama.
Berikut serangkaian aksi bom bunuh diri di Indonesia yang dirankum Tribun Manado:
Bom Bali I
Serangan yang terjadi pada 12 Oktober 2012 ini tercatat menjadi aksi bom bunuh diri pertama di Indonesia. Bom meledak di dua tempat berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan.
Dua pelaku bunuh diri yakni Jimi beraksi di Sari Club sedangkan Iqbal menyerang di Paddy’s Pub Jalan Legian, Kuta, Bali.
Tercatat 202 korban meninggal dunia dan ratusan yang lain terluka. Sebagian besar korban adalah para wisatawan asal Australia.

Bom JW Marriot
Ledakan ini terjadi pada 5 Agustus 2003 di hotel berbintang 5, JW Marriot di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Pelaku bom bunuh diri terkonfirmasi atas nama Asmar Latin Sani. Bom ini diledakkan dari dalam mobil di luar area hotel dan menewaskan sebanyak 14 orang termasuk pelaku.
Bom Kedubes Australia
Selanjutnya, aksi bom bunuh diri terjadi di depan gedung Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada 9 September 2004.
Pelaku atas nama Heru Kurniawan meledakkan bom dari dalam mobil. Tragedi ini memakan 9 korban jiwa dan melukai lebih dari 180 orang lainnya.
Bom Bali II 2005
Untuk kali kedua bom bunuh diri terjadi di Bali, kali ini pada 1 Oktober 2005.
Lokasi serangan adalah kawasan yang dipadati wisatawan yaitu RAJA’s Bar and Restaurant Kuta, dan Nyoman Cafe Jimbaran.
Bom Bali jilid II ini memakan korban meninggal dunia sebanyak 23 orang termasuk pelaku.
Bom JW Marriot dan Ritz Carlton 17 Juli 2009
Dua ledakan terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta dengan selisih waktu lima menit.
Ledakan terjadi di dekat Restoran Plaza Mutiara Hotel JW Marriott dan di coffee shop lobi Hotel Ritz-Carlton. Dua ledakan tersebut mengakibatkan 9 orang meninggal dan 53 luka-luka.
Masjid Az-Dzikra Cirebon
Bom bunuh diri berikutnya terjadi di masjid Mapolresta Cirebon sebelum shalat Jumat pada 15 April 2011.
Ledakan ini sang pelaku M Syarif dan melukai 25 orang lainnya termasuk Kapolresta Cirebon, AKBP Herukoco. Aksi ini ditujukan untuk menyerang polisi.
Bom Sarinah, Jakarta
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.39 WIB di kedai kopi Starbucks, bioskop Djakarta Teater pada 14 Januari 2016.
Akibat aksi teror ini dua warga sipil, lima pelaku dinyatakan tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Salah seorang pelaku diketahui atas nama Ahmad Muhazan.
Bom Mapolresta Solo
Pada 5 Juli 2016, sehari jelang Idul Fitri, terjadi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta. Ledakan ini menewaskan pelaku atas nama Nur Rohman dan melukai seorang anggota polisi.
Kampung Melayu, Jakarta
Terjadi dua aksi bom bunuh diri di sekitar Terminal Kampung Melayu pada 24 Mei 2017 malam.
Keduanya terjadi di lokasi berdekatan dalam selang waktu lima menit. Pelaku dan 3 anggota polisi dinyatakan meninggal sedangkan 11 orang dinyatakan luka-luka termasuk lima warga sipil.
Bom Surabaya dan Sidoarjo
Dalam aksi terbaru ini, bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur dengan waktu berdekatan pada Minggu (13/05/2018) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Di hari yang sama sekitar pukul 21.00 WIB bom bunuh diri terjadi di Rusun Wonocolo, Sidoarjo.
Keempat ledakan tersebut memakan korban jiwa sebanyak 17 orang (hingga 14 Mei 2018 pagi).
Kemudian pada Senin (14/5/2018), terjadi aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB yang dilakukan lima orang yang merupakan satu keluarga.
Empat orang terduga pelaku dinyatakan tewas di tempat sementara satu sisanya terlempar dan lolos dari maut.
Bom di Pos Polisi Kartasura
Sebuah bom bunuh diri meledak di Pos Pengaman (Pospam) Lebaran 2019 di Tugu Kartasura milik Polres Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin 3 Juni 2019 pukul 23.00 WIB.
Pos polisi ini terletak di pertigaan antara Jl Solo-Yogyakarta dan Solo-Semarang.
(*)