Paskah 2021
Anda Perlu Ketahui, Ternyata Ini Makna, Sejarah Kelinci dan Telur Paskah
Anda Perlu Ketahui, Ternyata Ini Makna, Sejarah Kelinci dan Telur Paskah. Ini Penjelasannya.
Anda Perlu Ketahui, Ternyata Ini Makna, Sejarah Kelinci dan Telur Paskah
POS-KUPANG.COM - Perayaan Paskah selalu identik dengan telur dan kelinci.
Biasanya anak-anak akan mencari beberapa telur atau menghias telur pada saat Paskah.
Kemudian apa hubungan kelinci dan telur dengan perayaan Paskah? Kelinci Paskah Dilansir dari Crosswalk, ada beberapa alasan mengapa kelinci dikaitkan dengan Paskah. Semuanya datang karena kepercayaan. Keelinci dinilai sebagai kesuburan.
Paskah datang selama musim semi dan merayakan kehidupan baru.
Baca juga: Rayakan Paskah Ditengah Pandemi, Inilah Ucapan Selamat untuk Jumat Agung dan Paskah 2021
Makna kehidupan baru bagi umat Kristiani adalah kehidupan baru melalui Yesus. Kelinci juga merupakan simbol kuno untuk bulan.
Tanggal Paskah tergantung pada bulan, hal inilah yang kemudian mengambil kelinci sebagai simbol Paskah.
Selain itu, adanya anggapan bahwa melihat kelinci yang keluar dari rumah bawah tanahnya sebagai simbol untuk Yesus yang keluar dari kubur. Kelinci Paskah berawal dari kebiasaan orang Jerman.
Di mana anak-anak membuat sarang untuk kelinci, mulai dari topi, kotak, maupun rerumputan. Sarang tersebut dihias dengan menarik dan ditempatkan sedikit tersembunyi. Hal ini agar kelinci tidak takut atau malu menemukan sarang tersebut jika jauh dari kerumunan orang.
Setelah populer pada awal abad ke-19, kebiasaan ini juga menyebar hingga melintasi Atlantik dan anak-anak sering makan permen cokelat berbentuk kelinci. Telur Paskah Selain kelinci, telur juga menjadi identik dari perayaan Paskah.
Telur memiliki sejarah yang cukup panjang dan sekali lagi tidak ada kepastian mengapa dikaitkan dengan Paskah. Banyak budaya kuno memandang telur sebagai simbol kehidupan.
Orang Hindu, Mesir, Persia, dan Fenisia percaya bahwa dunia dimulai dengan telur yang sangat besar. Orang Persia, Yunani, dan Cina memberikan hadiah telur selama festival musim semi untuk merayakan kehidupan baru di sekitar mereka. Dibeberapa orang, telur dilarang dikonsumsi selama Prapaskah.
Sehingga menjadi hidangan lezat ketika Paskah. Pada 1290, Edward I dari Inggris mencatat pembelian 450 butir telur untuk diwarnai atau ditutupi dengan daun emas. Dia kemudian memberikan telur kepada anggota keluarga kerajaan. Bermula dari hal tersebut, tradisi memberikan telur dengan hiasan menjadi kebiasaan. Telur diwarnai dengan meriah sebagai tanda kegembiraan dan untuk mengenang kisah Yesus Kristus.
Beberapa negara juga mengadakan kontes telur bergulir sebagai pertanda perayaan Paskah. Selain itu, juga ada tradisi berburu Telur Paskah. Awalnya kegiatan tersebut tumbuh dari tradisi anak-anak Jerman yang mencari pretzel tersembunyi selama musim Paskah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Kelinci dan Telur Paskah",