Ustadz Yusuf Mansur Ajak Baca Doa Ini Usai Serangan Teroris Mabes Polri Gak Usah Melebar Kemana-mana

Ustadz Yusuf Mansur Ajak Baca Doa Ini Seusai Serangan Teroris di Mabes Polri: Gak Usah Melebar Kemana-mana

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Instagram/Ustadz Yusuf Mansur
Ustadz Yusuf Mansur Ajak Baca Doa Ini Usai Serangan Teroris Mabes Polri Gak Usah Melebar Kemana-mana 

Ustadz Yusuf Mansur Ajak Baca Doa Ini Seusai Serangan Teroris di Mabes Polri: Gak Usah Melebar Kemana-mana

POS-KUPANG.COM - Serangan teroris di Mabes Polri mendapat respon dari Ustadz Yusuf Mansur atau yang biasa disebut UYM.

Ustadz Yusuf Mansur mengajak ummat Islam untuk membaca dan memanjatkan doa kepada ALlah SWT.

Doa ini menurut Ustadz Yusuf Mansur bisa dibaca pasca serangan di Mabes Polri.

:Ini doa di postingan yg soal mabes... ga usah melebar kemana2. wong diajak doa... bisa apa juga kita... ya kita serahkan sama Allah Yang Ngerti, Paham, Tau, dan Kuasa...," tulis Ustadz Yusuf Mansur memberikan caption untuk foto yang diunggahnya.

Baca juga: Menegangkan,Detik-detik Terduga Teroris Ditembak di Mabes Polri, Mondar-mandir dan Acungkan Senjata

Baca juga: BREAKING NEWS - Terobos Mabes Polri Terduga Teroris Ditembak Mati, Diduga Perempuan Bawa Senjata

Seperti diketahui Mabes Polri diterobs seorang perempuan hingga terjadi baku tembak.

Diduga kuat perempuan tersebut adalah seorang teroris.

Permpuan berusia 25 tahun itu pun tewas ditembak.

* Padahal Ketat, Terungkap Begini Caranya Wanita Terduga Teroris Ini Lolos dari Penjagaan Mabes Polri

Indonesia kembali dirundung duka.

Baru saja bom meledak di gereja katedral makassar, kini ada teror di Mabes Polri Rabu 31 Maret 2021.

Seorang berpakaian hitam berpenutup kepala warna biru jatuh tersungkur setelah ditembak aparat di area dalam kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo,

Baca juga: Kapolda NTT Terima Kunjungan Tim Puskeu Mabes Mabes Polri di Mapolda NTT

Jakarta Selatan, Rabu 31 maret 2021 sore sekitar pukul 17.20. WIB.

Dari video amatir yang beredar, lokasi pelaku yang tampak jatuh pasca aksi baku tembak itu  terletak di pintu masuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Awalnya pelaku tampak perlahan-lahan datang dari arah belakang petugas piket yang tengah duduk di kursi.

Di saat pelaku berjalan ke arahnya, petugas piket tampak spontan bangkit dari tempat duduknya dan masuk ke dalam ruangan.

Melihat petugas masuk ke dalam, pelaku berjalan ke arah samping kanan dan kemudian bergerak cepat masuk ke arah kiri pintu masuk sambil mengeluarkan senjata apinya. 

Pelaku tampak menembakkan ke dalam ruangan dan sejumlah petugas pun keluar.

Melihat pelaku bawa senjata dan menembakkannya, petugas piket pun kocar-kacir menyelamatkan diri. 

Di saat pelaku mengincar aparat di area, sambil berjalan ke arah kanan pintu masuk, mendadak pelaku pun tersungkur dihantam peluru.Pelaku pun tewas tergeletak.

Bagaimana bisa pelaku masuk?

Padahal setiap tamu yang masuk ke dalam Mabes Polri harus melewati pengamanan ketat dari aparat kepolisian.

Baca juga: Surat Yasin Lengkap 83 Ayat dengan Terjemahan dan Latin Keutamaan Yasin Menurut Ustadz Yusuf Mansur 

Biasanya setiap tamu yang masuk ke dalam Mabes Polri sebenarnya juga harus melewati metal detector.

Hingga saat ini belum diketahui pasti, bagaimana bisa pelaku sampai masuk ke area ruangan Kapolri.

Dikutip dari Kompas.com dari yang berjudul:Mabes Polri Diserang, Polisi Periksa Wartawan dan Warga yang Melintas, Peristiwaa ini terjadi tak lama setelah Polri melakukan sejumlah penggerebekan terhadap terduga teroris, usai terjadi aksi teror bom bunuh diri di Makassar pada Minggu (28/3/2021).

Aksi teror di Makassar itu, menurut Polri, diduga dilakukan kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

Penjagaan Diperketat

Penjagaan di Mabes Polri diperketat

Pasca aksi baku tembak terjadi di dalam Mabes Polri.

Aparat kepolisian langsung meminta sejumlah wartawan yang ada di Divisi Humas Polri keluar area komplek Mabes.

Wartawan langsung digiring keluar area Mabes dan diminta menjauh.

Wartawan pun sempat berada di jalan raya, di seberang gedung utama Bareskrim dan kantor Kapolri.

Aparat kepolisian menyisir lokasi tersebut.

Polisi sedang melakukan sterilisasi di sekitar lokasi dan cek-cek semua orang yang ada di sekitar Mabes Polri.

Baca juga: Ustadz Yusuf Mansur Disindir Hanya Diam Saat Habib Rizieq Shihab Didzalimi Singgung Siapa Yang Hebat

Polisi juga memeriksa identitas semua wartawan yang datang meliput.

Polisi juga berpesan agar wartawan bisa menjaga diri dan waspada supaya tidak ada penyusup yang masuk.

Jalan Trunojoyo saat ini masih bisa diakses, namun diminta tidak boleh berhenti di sekitar Mabes Polri.

Dikutip dari Kompas.com dari yang berjudul: Setelah Mabes Polri Diserang, Gegana Periksa Jenazah Terduga Teroris, tim Gegana tampak mendekati sesosok jenazah yang jatuh tersungkur di halaman depan.

Jenazah itu yang diduga tewas ditembak di dekat kantor Kapolri.

Tim Gegana berpakaian pelindung memeriksa jenazah itu, tampak memastikan apakah ada bahan peledak atau tidak.

Setelah dinyatakan aman, tim dari Biddokkes Polri kemudian merapat bersama aparat kepolisian bersenjata laras panjang memeriksa lagi jenazah tersebut. 

Penembakan yang diduga terkait aksi teror terjadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (31/3/2021).

Dalam video amatir terlihat seorang yang berpakaian hitam terlibat berusaha masuk ke lingkungan Mabes Polri.

Berdasarkan tayangan Kompas TV, pria itu kemudian terlihat jatuh dan tersungkur.

* Kaya Raya,Teroris Condet Dijuluki Juragan Tanah, Kurang Bergaul dan Tak Pernah Jumatan

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersama Polda Metro Jaya bergerak cepat menangkap 4 terduga teroris di sejumlah Wilayah Jakarta dan sekitarnya, setelah ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar. 

Namun tahukah kamu, satu dari 4 terduga terduga teroris itu ternyata kaya raya dan dijuluki Juragan Tanah.

Baca juga: Ustadz Yusuf Mansur Ungkap Kisah Mulia Hakim Marzuki Jatuhi Vonis Nenek Mencuri Singkong

Dia adalah Husein Hasny alias HH. Husein Hasny diciduk di showroom mobilnya Condet, Jakarta Timur

Saat penangkapan terduga teroris, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti termasuk 5 bom aktif dan 3,5 kg bahan peledak. Tak hanya itu, polisi juga menyita Kartu Tanda Aggota (KTA) dan seragam Front Pembela Islam (FPI).

Dari penelusuran Tribunnews.com, terduga teroris Husein Hasny yang ditangkap di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, dikenal sebagai seorang yang kaya raya di lingkungannya. Ia memiliki banyak tanah di lingkungan tersebut.

Adalah Adi (52), seorang pedagang yang berjualan di sekitar rumah Husein, yang menyatakan bahwa terduga teroris itu sebagai orang yang terbilang kaya. Adi menyatakan tanah-tanah yang berada di sekitar rumahnya semuanya milik keluarga Husein. Tanah itu dibuat menjadi ruko ataupun toko untuk dikontrakan.

"Dia juragan tanah. Ini semua tanah dia, ruko-ruko di sini punya dia semua. Sampai tukang-tukang apa itu tanahnya dia semua. Sewanya tahunan itu," kata Adi.

Adi menerangkan Husein memang dikenal warga sekitar sebagai orang keturunan Arab. Tanah-tanah itu didapatkan Husein dari warisan orang tuanya yang telah meninggal.

"Pokoknya di sekitar sini milik dia semua. Mutar sampai yang showroom sampai tukang pecel lele itu, nyewa dia semua ini. Pangkas rambut, tukang jahit, gado gado, tempat buah, tukang jamu, showroom, ada toko lagi nggak tahu. Yang baru bangun itu mie ayam ini," ujar dia.

Selama ini Adi mengenal sosok Husein sebagai pribadi yang tak mau bergaul dengan masyarakat sekitar.

"Nggak ada yang mencurigakan karena dia tertutup," kata Adi. Ia menyampaikan bahwa Husein tidak pernah beraktivitas di luar rumah bersama warga sekitar. Bahkan, kata dia, Husein juga tidak pernah terlihat salat jumat di masjid sekitar rumahnya.

"Nggak pernah keluar orangnya. Jumatan aja enggak pernah. Enggak tahu di mana. Padahal ada dua masjid di sini enggak pernah keliatan," kata Adi.

Baca juga: Berawal dari Jual Tanah, Ustadz Yusuf Mansur Sebut Lurah Ini Bakal Jadi Wali Kota Tangerang, Siapa?

Adi tak menyangka Husein terlibat kasus dugaan tindak pidana terorisme. Saat Husein ditangkap Densus 88 pada Senin (29/3) lalu, Adi malah mengira keramaian di rumah Husein itu karena kasus sengketa tanah. "Ramai di sini kemarin, saya enggak tahu masalahnya teroris. Saya kira masalah tanah. Sengketa tanah. Sudahlah, biarin diambil (ditangkap) kata saya gitu," ujar dia.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan selain ZA dan HH yang ditangkap di Bekasi dan Condet, dua tersangka lainnya ditangkap di Ciputat Timur, Tangerang Selatan dan Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara.

"Memang kemarin ada 4 yang dilakukan penangkapan. Yang pertama saudara ZA yang kita amankan di daerah Cikarang, Cibarusah daerah Bekasi Kabupaten. Kemudian saudara HH ini kita amankan di showroom di kediamannya sendiri di Condet. Kemudian AJ diamankan di daerah Cirendeu, Ciputat Timur, Tangsel, dan BS yang diamankan di Mangga Dua, Pademangan," kata Yusri kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).

BS ialah pria berusia 43 tahun. Dia memahami cara membuat bom dan mengajarkan hal itu kepada AJ. Sementara AJ adalah pria 46 tahun. Selain membuat bom yang diistilahkan dengan 'takjil', dia juga ikut hadir dalam pertemuan bersama BS untuk persiapan melakukan aksi teror.

Adapun peran Zulaimi dan Husein yang ditangkap di Condet dan Bekasi, Zulaimi berperan sebagai perakit bom di kediamannya di Bekasi.

Sedangkan Husien sebagai pendana dan perencana atau disebut otak aksi teror. "Apa peran ZA? ZA ini yang membuat merakit bom. Bomnya, bom botol namanya yang kita amankan di kediaman ZA. Siapa HH? HH ini adalah motivator, fasilitator, dan pendana. Dia yang mengatur semuanya, yang merencanakan baik itu berapa kali pertemuan di rumahnya," kata Yusri.

Selain menangkap Zulaimi dan Husein, polisi juga mengamankan 5 bom aktif dan bahan peledak yang dapat membuat 100 bom botol dari kediaman Zulaimi di Bekasi dan Husein di Condet.

Bahan peledak tersebut telah dimusnahkan petugas. Yusri mengatakan, selain sebagai otak dan pemodal pembuatan bom, Husein juga perakit bom. Husein diketahui akan mencampur bom dengan paku hingga gotri. "Kalau di saudara HH itu pipa, yang dia campur masuk ke gotri. Tahu gotri? Paku-paku," kata Yusri.

Baca juga: Ustadz Yusuf Mansur Anjurkan Baca Surat Yasin Setelah Sholat Maghrib dan Isya Doa-doa Dikabulkan

Hal ini diketahui dari sejumlah barang bukti yang turut disita polisi di rumahnya di Condet. Yusri menuturkan, tujuan tersangka mencampur bahan tersebut untuk menciptakan efek yang sangat berbahaya.

Paku di dalam bom saat meledak akan menyasar orang yang ada di sekitar ledakan tanpa pandang bulu. "Jadi kalau meledak nancep. Meledak, paku-paku itu akan terbang ke orang-orang yang ada di situ," ujar Yusri.

Yusri menyebut, total bahan peledak yang diamankan dari kediaman Husein yakni 2 Kg. Bahan peledak jenis TATP itu diputuskan untuk diledakkan atau disposal karena sangat sensitif dan mudah meledak bila kena gesekan atau panas. "(sebanyak) 2 kg dan ada masih banyak lagi kita temukan," katanya.

Selain bahan peledak, dalam penggerebekan itu polisi juga menemukan barang bukti KTA FPI dan seragam Front Pembela Islam (FPI). Tidak hanya itu, berdasarkan informasi yang dihimpun kedua tersangka juga kerap terlihat di sekitar PN Jakarta Timur saat sidang Habib Rizieq Syihab.

Terkait hal itu, Yusri mengatakan belum bisa memastikan keterkaitan mereka dengan ormas FPI. Termasuk tujuan dari bom yang telah mereka siapkan. "Apakah ada korelasinya dengan salah satu ormas terlarang, ini memang ada barang bukti di situ dan juga ada teman-teman yang mengirimkan ke kami foto-foto saudara HH dan ZA ada pada saat sidang dan beberapa kegiatan-kegiatan eks ormas terlarang. Ini yang masih didalami korelasinya apakah ada keterkaitan semuanya," kata Yusri.

Yusri mengatakan, saat ini penyidik masih mendalami keterangan para tersangka. Mereka masih diperiksa secara intensif.

Baca juga: Ustadz Yusuf Mansur Ungkap Kisah Mulia Hakim Marzuki Jatuhi Vonis Nenek Mencuri Singkong

"Ini masih kita lakukan pendalaman oleh tim. Karena ini kan masih terlalu pagi sekali untuk bisa tentukan jaringan mana. karena memang ini masih dilakukan pemeriksaan," kata Yusri.

Polisi juga masih mencari tahu apakah ada tersangka lain dalam kelompok itu atau tidak. "Sekarang tim masih dalami apa korelasinya keempat tersangka ini yang katanya eks ormas terlarang (FPI) dengan dia sebagai tersangka anggota teroris. Ini masih Kita dalami," ucapnya.

Terpisah, kuasa hukum mantan pemimpin FPI Muhammad Rizieq Shihab, Aziz Yanuar menyatakan FPI telah dibubarkan dan dinyatakan terlarang oleh pemerintah sejak akhir Desember 2020 lalu.

Dia pun enggan berkomentar lebih jauh terkait penangkapan para terduga teroris yang disebut-sebut menyimpan banyak atribut terkait FPI. "FPI sudah bubar," kata Aziz di depan gerbang Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (30/3).

Dia juga berkomentar terkait baju berlogo FPI dan buku berjudul "Dialog FPI Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Menjawab Berbagai Tuduhan terhadap Gerakan Nasional Anti Ma'siat di Indonesia" yang disita polisi. Menurutnya, barang bukti itu bisa dibeli di mana-mana.

"Atribut FPI bisa dibeli di mana-mana. Atribut FPI bisa dibeli di mana-mana," kata Aziz mengulang-ulang. Aziz mengatakan pihaknya belum memeriksa apakah terduga teroris yang ditangkap di Condet dan Bekasi adalah benar anggota FPI. "Saya enggak tahu, belum dicek juga," ujarnya.

Mantan anggota tim hukum FPI, Achmad Michdan juga mengatakan atribut FPI dijual bebas di masyarakat. Ia pun mengimbau polisi tak sembarang menuduh bahwa terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror adalah eks anggota FPI, hanya karena temuan atribut tersebut.

"Enggak bisa kalau kemudian atribut-atribut itu langsung dituduhkan atau disangkakan kepada organisasi. Kecuali jelas kemudian dapat dibuktikan pemiliknya adalah anggota," kata Michdan.(tribun network/igm/git/den/dng/dod)

Berita Ustadz Yusuf Mansur

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul  Setelah Mabes Polri Diserang, Gegana Periksa Jenazah Terduga Teroris

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved