Program Langit Biru di NTT, Edukasi Warga Pakai BBM Ramah Lingkungan

program tersebut telah dibicarakan dengan pihak pemerintah untuk segera dilakukan. 

Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/INTAN NUKA
Pertemuan dengan Media yang dilakukan oleh Pertamina Marketing Region JatimBaliNus di Kelapa Resto, Selasa 30 Maret 2021 

Program Langit Biru di NTT, Edukasi Warga Pakai BBM Ramah Lingkungan

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Setelah dilaksanakan di sejumlah wilayah di Jawa-Madura-Bali (Jamali), Program Langit Biru (PLB) Pertamina akan dihadirkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

SBM I NTT, Angga Dexora mengatakan, program tersebut telah dibicarakan dengan pihak pemerintah untuk segera dilakukan. 

"Kemarin kami sudah berkunjung ke wakil gubernur, biro ekonomi, dan dinas terkait lainnya. Rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Angga kepada wartawan dalam pertemuan bersama media di Kelapa Resto, Selasa 30 Maret 2021.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data dari Mc Kinsey Analysis based on FGE Asia Pacific Databook Fall 2019, Indonesia menjadi satu-satunya negara (dari 10 negara yang ada) yang masih menjual produk dengan RON 88 dan menjual 6 varian.

Baca juga: Menanti Program Langit Biru Masuk di Kabupaten Ende Harga Pertalite Turun

Baca juga: Lowongan Kerja Pertamina 2021 Bagi Sarjana, Syarat dan Posisi serta Cara Lamar

Sedangkan dalam Perjanjian Paris, Indonesia juga turut berkomitmen untuk menurunkan emisi hingga 29 persen di tahun 2030. Oleh karena itu, diterbitkan Permen KLH No 20 Tahun 2017 yang mana mensyaratkan standar minimal RON 91 untuk produk Gasoline dan CN 51 untuk produk Gasoil sesuai standar EURO 4.

Upaya pengurangan pencemaran udara ini bisa dilakukan dengan mengendalikan emisi gas buang kendaraan bermotor, yang mana salah satunya dengan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan dan berkualitas.

BBM yang berkualitas memiliki kadar oktan (RON) tinggi, sehingga rendah emisi dan ramah lingkungan. Produk BBM Pertamina yang berkualitas itu adalah Pertalite RON 90, Pertamax RON 92, dan Pertamax Turbo RON 98.

Baca juga: Dukung Wisata Premium Labuan Bajo, Pertamina-Pelindo III  Sinergi Bangun Infrastruktur BBM

Baca juga: Komitmen Sediakan Energi, Pertamina Lakukan Operasi Pangkalan di Sikka

PLB Pertamina ini adalah program edukasi pengurangan polusi udara. Caranya adalah dengan memberikan pengalaman kepada pengguna premium untuk menggunakan Pertalite kepada segmen konsumen tertentu. Program ini dilakukan Pertamina berupa pemberian biaya edukasi produk pertalite selama enam bulan secara bertahap.

Nantinya, dua bulan pertama, biaya edukasi yang diberikan adalah Rp1.200 per liter atau setara dengan harga premium. Dua bulan berikutnya diberikan biaya edukasi Rp800, lalu dua bulan berikut sebesar Rp400, dan setelah itu kembali ke harga normal Pertalite.

"Nanti untuk Premium hanya dikhususkan untuk roda dua, roda tiga, angkot plat kuning (bemo), dan taksi plat kuning," kata Angga.

"Untuk NTT itu di Kota Kupang dulu. Nanti baru berlanjut ke kabupaten lainnya," sambung Angga.

Baca juga: Terungkap Sudah Pejabat Pertamina yang Dipecat Jokowi, Bukan Ahok BTP Tapi Sosok Ini, Siapa?

Baca juga: Pertamina Foundation Gandeng Padu Padan Tenun Adakan Pelatihan Penciptaan Produk Turunan

Program ini telah mendapatkan dukungan dari masyarakat. Salah seorang warga Kota Kupang, Lidia Radjah menilai PLB bisa dijadikan solusi hidup sehat dengan udara yang bersih. Namun, ia merasa perlu adanya komitmen dari semua pihak agar PLB bisa berjalan maksimal.

"Memang di awal pasti ada pergolakan, terima atau tidak terima. Tapi, kalau sudah penerapan ya harus berjalan. Ini kembali lagi ke pemerintah dengan segala kebijakan yang pro rakyat dan memperhatikan asas manfaat bagi semua pihak," tandasnya kepada POS-KUPANG.COM.

Untuk diketahui, Indonesia menjadi satu dari tujuh negara lain di dunia yang menggunakan Gasoline RON <90 atau premium sebagai bahan bakar kendaraan. Khusus wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri, pengguna BBM jenis premium masih dalam kategori sangat tinggi.

Selain karena alasan harga yang murah dan terjangkau, beberapa diantaranya tidak mengetahui dampak buruk pencemaran alam dari penggunaan gasoline RON <90. Berdasarkan data Pertamina, jumlah penggunaan premium di NTT pada Januari 2021 sebanyak 17.220 kilo liter dan Februari 2021 sebanyak 14.700 kilo liter.

Salah seorang warga Kota Kupang lain, Simon Selly mengaku masih memakai premium karena sudah digunakan sejak dulu. Dia sendiri tidak mengetahui dampak buruk premium bagi lingkungan. Mike Umbu juga menilai premium cocok dengan mesin motornya. Keduanya bahkan belum bersedia jika harus menggunakan BBM jenis lainnya.

"Tidak bersedia (pindah ke BBM lain). Ya hal itu tergantung juga dari jenis BBM apa yang disediakan pemerintah, sesuai atau diakui tidak," jawab Simon Selly.

"Belum bersedia (pindah). Masih nyaman dengan premium. Kalaupun sudah tidak dijual lagi, baru pindah ke BBM jenis lain," tambah Mike Umbu.

Sementara itu, hal yang sama juga diungkapkan oleh warga Kota Kupang yang berdomisili di Oesapa, Alfred Otu.

"Saya masih pakai premium karena harganya murah dan terjangkau. Saya masih keberatan pindah ke BBM lain karena masalah harga. Premium murah, sedangkan lainnya mahal. Memang benar pengguna premium terbanyak itu di NTT, tapi soal dampak negatif terhadap lingkungan, saya belum tahu," ujar Alfred. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka) 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved