Laut China Selatan

Latihan Militer China Kian Intens di Laut China Selatan, Amerika Panik & Kirim Mata-mata, Berhasil?

Latihan Militer China Kian Intens di Laut China Selatan, Amerika Panik & Kirim Mata-mata, Berhasil?

Editor: maria anitoda
share amerika
Latihan Militer China Kian Intens di Laut China Selatan, Amerika Panik & Kirim Mata-mata, Berhasil? 

POS-KUPANG.COM - Latihan Militer China Kian Intens di Laut China Selatan, Amerika Panik & Kirim Mata-mata, Berhasil?

Sejak China mulai mengklaim Laut China Selatan, konflik satu per satu datang silih berganti.

Belum lagi dengan sikap Amerika yang seakan tak membiarkan China menguasai sendiri tempat potensial tersebut.

Baca juga: Amerika Bongkar Borok China di Laut China Selatan, Sebut China Gunakan LCS untuk Hal Kejam Ini, Apa?

Baca juga: Filipina Geram, Ratusan Kapal China Kepung Laut China Selatan, Ternyata Kapal Nelayan, Benarkah?

Baca juga: Manila Kesal China Makin Agresif di Laut China Selatan, Kapal Milisi China Kepung Filipina

Dalam berita sebelumnya senter terdengar kabar bahwa China sudah membangun pangkalan besar di laut china selatan.

Kapal-kapal china juga sudha mulai mendominasi laut china selatan.]

Hal ini membuat Amerika dan sekutunya termasuk negara Asia tenggara buka suara dan ambil tindakan.

Laut China Selatan alias South China Sea bak menjadi 'panggung' bagi militer China unjuk kekuatan.

Sementara itu, Amerika Serikat terus memantau perkembangan dari pergerakan militer China, atau yang di Indonesia dikenal dengan nama Tiongkok tersebut.

Baru-baru ini, dikutip dari laman Kontan.co.id, Militer China melakukan latihan militer besar-besaran dengan aksi tembak langsung.

Di mana latihan ini disebut-sebut sebagai langkah China untuk bersiap terhadap berbagai kemungkinan terkait eskalasi militer yang bisa saja terjadi dan melibatkan Tiongkok.

Terutama di kawasan Laut China Selatan dan Laut China Timur. 

Dikutip dari sumber yang sama, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) mengungkapkan, pada Senin 22 Maret 2021 lalu, AS mengirim pesawat mata-mata untuk melakukan pengintaian dekat wilayah pesisir Selatan China.

Baca juga: 220 Kapal Milisi China Kepung Filipina , Manila Kesal China Makin Maruk di Laut China Selatan 

Baca juga: Bukan Takut, Makin Ditekan China Taiwan Makin Melawan, Kini Perkuat Militer di Laut China Selatan

Baca juga: Gegara Taiwan, Amerika Serikat dan China akan Berperang, Apakah Soal Sengketa di Laut China Selatan

Mengutip Global Times, Rabu 24 Maret 2021 lalu, menurut lembaga think tank berbasis di Beijing tersebut, itu merupakan rekor baru untuk pengintaian pesawat mata-mata AS paling dekat dengan garis pantai China.

Dan, SCSPI mengungkapkan, aktivitas militer AS itu bertepatan dengan latihan tembak-menembak Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang berlangsung di wilayah tersebut.

Sepanjang bulan ini, militer China melakukan latihan militer intens untuk memperkuat kemampuan Angkatan Laut mereka.

Tiga titik perairan vital jadi fokus utama PLA dalam latihan tersebut.

CCTV melaporkan, seperti dilansir Global Times, tiga komando teater PLA masing-masing menggelar latihan berorientasi pertempuran di Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut China Selatan.

Di Laut Kuning, Komando Teater Utara PLA mengerahkan kapal korvet Type 056 dan Type 056A Wuhai, Datong, dan Yingkou.

Mereka melakukan penembakan senjata utama, senjata sekunder, dan pertahanan udara dengan meluncurkan suar.

Kemudian di Laut China Timur, kapal perusak Type 052C Jinan dan fregat Type 054A Changzhou dari Komando Teater Timur PLA melakukan lebih dari 10 misi pelatihan, termasuk pertempuran dengan kapal perang, kapal selam, dan pesawat tempur, serta serangan tembakan gabungan.

Sementara di Laut China Selatan, berbagai jenis kapal tunda juga pendukung dari Komando Teater Selatan melakukan pencarian dan penyelamatan maritim serta latihan penarikan darurat.

SCSPI menyebutkan, militer AS berulang kali mengerahkan platform senjata strategis, termasuk kelompok penyerang kapal induk ke Laut China Selatan pada 2020 dalam waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

BACA JUGA BERITA LAINNYA:

Gawat, Prancis Dicap Begini karena Laut China Selatan Sebab Dianggap Pamer Kekuatan, Benarkah?

Laut China Selatan mendadak bak seperti medan laga.

Kapal-kapal perang dan pesawat tempur hilir mudik di kawasan itu.

Pematiknya adalah China, yang secara sepihak mengklaim sebagian besar laut tersebut.

Selain Amerika Serikat, sejumlah negara ikut menekan China yang tahun 2020 lalu dianggap pamer otot militer.

Di Laut China Selatan, Beijing terkepung militer banyak negara.

Di tengah panasnya konflik itu, mendadak Prancis ikut campur.

Bahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron

berusaha menempatkan Prancis sebagai kekuatan alternatif lain bagi China dan AS di Laut China Selatan.

Dilansir dari express.co.uk pada Senin (8/3/2021),

Baca juga: Mengejutkan, China Bertindak Agresif dan Represif di Laut China Timur & Laut China Selatan, Ada Apa?

Prancis telah meningkatkan kehadiran militernya di Indo-Pasifik selama beberapa pekan terakhir.

Pada awal Februari, Angkatan Laut Prancis memerintahkan kapal selam serang nuklirnya Émeraude

ke wilayah tersebut dan baru-baru ini mengerahkan lebih banyak kapal.

Kapal serbu amfibi, Tonnerre dan fregat Surcouf akan berlayar melalui perairan

yang diklaim oleh Beijing itu dalam beberapa hari mendatang.

Selain itu, Prancis akan mengambil bagian dalam latihan angkatan laut

bersama skala besar dengan India, Australia, Jepang dan AS

sebagai bagian dari misi tahunan Jeanne d'Arc.

Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam,

mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa Macron mencoba memposisikan Prancis sebagai kekuatan alternatif bagi China dan AS.

"Jelas bahwa Prancis ingin menempatkan dirinya sebagai negara alternatif untuk dikunjungi selain AS dan China."

"Dia akan membuat orang berpikir: 'jika Anda muak dan lelah dengan semua persaingan China-AS

dan bingung siapa yang harus dipilih di antara China dan AS, ada Prancis sebagai pilihan lain'."

Padahal ketimbang Prancis, Koh percaya bahwa Jepang berada pada posisi yang lebih baik

untuk menawarkan dirinya sebagai alternatif regional.

Ini karena muncul dugaan Prancis hanya ikut-ikutan.

Sebelumnya, mereka datang ke Laut China Selatan hanya ketika Inggris dan Jerman

bersiap untuk mengerahkan angkatan laut mereka ke perairan itu pada akhir tahun 2020 lalu.

Namun apa pun tujuan Prancis, dikhawatirkan aksi itu bisa memicu konflik skala besar

yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

Apalagi selain Prancis, grup serang kapal induk baru Inggris

juga akan melakukan latihan bersama dengan Jepang.

Sementara Jerman baru akan mengirim fregat ke Asia pada bulan Agustus mendatang.

Fregat itu akan menjadi kapal perang Jerman pertama yang menyeberangi Laut China Selatan sejak 2002.

Terakhir, Koh mengingatkan bahwa kehadiran kapal perang Barat di Laut China Selatan

bisa menjadi peringatan untuk kita semua.

Sebab, Laut China Selatan merupakan perairain yang begitu penting.

Pulau-pulau di wilayah yang diklaim China dan sudah diberi nama di Laut China Selatan (screenshot google map via kompas.com)
Perairan itu menjadi jalur utama perdagangan global,

sekaligus kaya akan sumber daya energi.

Jadi, tak heran negara sekelas Prancis juga menginginkannya.

Berita Laut China Selatan

Kontan ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved