35 Are Lahan Pertanian Di Linamnutu - TTS Hilang Akibat Longsor

Lahan Pertanian seluas kurang lebih 35 Are di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan hilang akibat longsor. Longsor dipicu banjir y

Penulis: Dion Kota | Editor: Ferry Ndoen
PK/Dion Kota
Nampak lokasi lahan pertanian masyarakat Desa Linamnutu yang terkena bencana longsor akibat banjir yang terjadi di kali Noemeto 

Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Dion Kota

POS-KUPANG. COM | SOE - Lahan Pertanian seluas kurang lebih 35 Are di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan hilang akibat longsor. Longsor dipicu banjir yang terjadi di kali Noemeto pada Rabu (24/3/2021) lalu. 

Manager irigasi DI Bena, Roni Nubatonis kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (26/3/2021) mengatakan, derasnya aliran air kali Noemeto mengikis tanah di pinggir kali yang menyebabkan terjadinya longsor. Hanya dalam hitungan menit, lahan pertanian seluas kurang lebih 35 Are hilang terbawa derasnya aliran air kali Noemeto.

" Waktu itu memang di kali Noemeto terjadi banjir sehingga aliran airnya sangat deras. Aliran air kali Noemeto mengikis dinding tanah yang memicu terjadinya longsor," ungkap Roni.

Selain menyebabkan lahan pertanian hilang, longsor yang terjadi juga menyebabkan arah alur kali Noemeto menjadi berubah dan saluran irigasi tersier putus. 

Jika kembali terjadi banjir di kali Noemeto maka air kali akan merendam area pertanian masyarakat yang bisa menyebabkan terjadinya gagal panen.

" Sekarang arah aliran air justru mengarah ke area pertanian masyarakat. Lahan padi dan jagung milik masyarakat terancam gagal panen jika air kali Noemeto menggenangi area pertanian tersebut," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat : Rakyat NTT Ingin Jokowi Tiga Periode 

Oleh sebab itu, dirinya berharap kepada pemerintah, baik pemerintah Propinsi maupun Kabupaten agar bisa mengerahkan alat berat guna mengeruk sedimen lumpur kali Noemeto dan mengubah kembali arah aliran kali Noemeto guna melindungi area pertanian masyarakat. 

" Para petani sudah coba patungan untuk sewa alat berat tapi uangnya masih kurang. Oleh sebab itu kita berharap Pemprov atau Pemda TTS bisa membantu mengerahkan alat beratnya guna mengubah kembali arah aliran kali Noemeto," pintanya. (din)

Nampak lokasi lahan pertanian masyarakat Desa Linamnutu yang terkena bencana longsor akibat banjir yang terjadi di kali Noemeto
Nampak lokasi lahan pertanian masyarakat Desa Linamnutu yang terkena bencana longsor akibat banjir yang terjadi di kali Noemeto (PK/Dion Kota)

 
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved