Berita NTT Hari Ini
Pelaku UMKM Perlu Tingkatkan Nilai Produk dan Strategi Pemasaran
Acara Exotic Tenun Fest 2021 telah digelar selama tiga hari sejak Senin (22/3/2021). Di hari ketiga ini, Desainer dan Enterpreneur Mentor,
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Acara Exotic Tenun Fest 2021 telah digelar selama tiga hari sejak Senin (22/3/2021). Di hari ketiga ini, Desainer dan Enterpreneur Mentor, Didiet Maulana menilai, UMKM Tenun perlu meningkatkan berbagai pelatihan dan strategi agar bisa merambah pasar internasional.
Pertama, perlu adanya peningkatan nilai tambah dari produk. Hal itu bisa dilakukan dengan cara membuat produk turunan yang relevan dengan tren fesyen yang ada. Hal lainnya adalah meningkatkan material dasar. Banyak kain yang dihasilkan dari pewarna alami bisa dapat meningkatkan nilai dari kain itu.
Berikutnya, ada peningkatan strategi daya saing, yang mana menunjukkan produk dan packaging yang menarik. Yang cantik tidak hanya produk, tapi cara pembuatan. Alangkah bagus produk dilengkapi dengan story telling dari produk itu.
Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah strategi pemasaran produk tersebut. Pelaku UMKM di NTT harus perbanyak melihat sosial media tentang cara untuk pemasaran produk. Pelaku UMKM juga perlu menjalin hubungan dengan pihak yang bisa memasarkan produk UMKM ke platform digital. Laman www.exotictenunfest.com dinilai Didiet menjadi cara jitu agar pelaku UMKM bisa menjalin hubungan dengan customer.
"Semoga teman-teman jadi lebih kreatif untuk packaging promosi. Buat promosi yang menggugah orang ingin tahu. Tidak usah ikut produk lain. Jadi diri sendiri. Buat strategi pemasaran dengan apa yang kita nyaman. Ayo generasi muda balik ke NTT dan bangun NTT dengan manfaatkan strategi pemasaran untuk bisa tingkatkan daya saing di NTT," pesan Didiet dalam Talkshow UMKM Tenun Merambah Pasar Internasional, Rabu (24/3/2021).
Didiet mengaku bangga dan kagum atas terselenggaranya acara kolaborasi BI dan Dekranasda NTT tersebut. Menurutnya, selain mendapatkan pengetahuan, masyarakat bisa membeli kain secara daring.
"Jadi ini jembatan antara penenun/pengrajin dan platform digital. Inilah yang dibutuhkan agar mereka bisa survive. Ini langkah yang baik untuk buat karya anak bangsa atau tenun jadi produk di platform digital," kata Didiet.
Tentu saja ada optimisme untuk membangun kekuatan dari hulu. Kecintaan pada kain memang harus dimulai dari diri sendiri. Pelatihan-pelatihan perlu diberikan kepada pengrajin untuk meningkatkan kemampuan mereka. Apalagi, Didiet meyakini bahwa tenun NTT merupakan salah satu tenun terindah di dunia yang menjadi komoditi dengan nilai jual. Tenun NTT memiliki tempat tersendiri di dunia internasional dan dicari karena tenun NTT dibuat menggunakan tangan (handmade).
Dia berkisah, sebelum pandemi kemarin, Didiet mendapat kesempatan mempresentasikan 15-20 busana tenun Sumba di London. Dia meelihat bahwa audiens dunia internasional itu sangat tertarik karena warna tenun yang hidup dan beri kehangatan.
"Setiap tenun yang dihasilkan itu punya energi. Itu yang bisa menarik orang untuk jatuh cinta. Untuk go internasional, jangan takut. Pasti bisa terhubung dengan orang yang akan membawa ke sana," katanya.
"Buatlah produk yang maksimal, unik, dan bedakan karya anda dengan orang lain. Jangan kopi karya orang lain. Gali kekhasan diri kalian untuk direfleksikan ke karya," Didiet menambahkan.
Menurut Didiet, pelatihan dari BI sangat relevan dengan kebutuhan UMKM. BI tidak hanya beri pembekalan dari segi motivasi, tapi juga strategi yang bisa diaplikasikan oleh pelaku UMKM. Apalagi QRIS memudahkan proses pembayaran karena tidak hanya bisa lewat transfer.QRIS memberi solusi agar UMKM dilindungi dalam hal finansial. Keterlibatan pemerintah juga terlihat, yang mana Didiet aktif di Dekranas RI dan fokus memberikan pendalaman materi tentang peningkatan daya saing, nilai produk, dan menghubungkan pengrajin dengan calon pembeli melalui pameran. Kolaborasi antar pihak dan stakeeholder sangat dirasakan untuk mendukung UMKM di Indonesia.
Kini, Didiet akan menggunakan tenun sebagai material home decor, seperti tirai, sarung bantal/sofa, taplak meja, dan lainnya. Dengan banyaknya kain nusantara yang diaplikasikan ke home decor tak hanya fashion maka akan beri kesempatan kepada penenun menghasilkan sesuatu yang lebih banyak.
"Saya ingin menegaskan lagi, tingkatkan kualitas produk. Masing-masing dari kita pasti tahu cara untuk memunculkan keunikan kain yang ada. Jangan patah semangat. Teruslah terhubung dengan dekranasda di daerah teman-teman dan BI serta pemerintah yang miliki program untuk peningkatan mutu produk. Gali terus cerita (kain) dan disertakan dalam setiap produk yang dijual sehingga orang yang beli bisa membaca dan mengapresiasi produk yang dibeli," tutupnya. (cr1)
Baca juga: BREAKING NEWS : Rombongan Ketua DPD RI Kunjungi POS KUPANG
