Berita Jokowi
Seolah Tahu Jokowi, Refly Harun Sebut Jokowi Tak Ingin 3 Perode Tapi Orang Lain Mau, Sindir Siapa?
Seolah Tahu Jokowi, Refli Harun Sebut Ayah Gibran Tak Ingin 3 Perode Tapi Orang Lain Mau, Sindir Siapa?
POS-KUPANG.COM - Seolah Tahu Jokowi, Refli Harun Sebut Ayah Gibran Tak Ingin 3 Perode Tapi Orang Lain Mau, Sindir Siapa?
Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai wacana jabatan presiden 3 periode di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo tetap bisa akan terjadi.
Ada faktor yang disebutkan Refly, di antaranya orang-orang di sekitar Jokowi.
Baca juga: Cek Ramalan 12 Zodiak Senin 22 Maret 2021, Libra, Cancer, Gemini dan Leo Bermasalah, Capricorn Tega
Baca juga: Jenazah Emiliana Sainoin Diautopsi, Kuasa Hukum Keluarga Apresiasi Polres TTU dan Tim Forensik
Baca juga: Zodiak Besok, Ramalan 12 Bintang Senin 22 Maret 2021: Gemini Jujur, Cancer Kurang Beruntung, Leo?
"Pak Jokowi nya enggak mikir begitu (jabatan 3 periode), tapi orang-orang di seputar kekuasaan, tidak termasuk Bung Fadjroel tentunya," kata Refly dalam kanal Youtube Karni Ilyas Club, seperti dikutip Tribun, Sabtu (20/3/2021).
Dia mencontohkan bagaimana Soekarno dipilih sebagai presiden seumur hidup oleh dua kekuatan besar di Indonesia saat itu, yakni Angkatan Darat, PKI, dan lain sebagainya.
"Bung Karno dianggap sebagai solusi sebagai balance of power. Maka itu kekuatan yang berkelahi ini enggak mau berhadapan, akhirnya ya sudahlah, daripada cakar-cakaran, jadikan Bung Karno presiden seumur hidup dan kita tetap di lingkar elite kekuasaan," tambah Refly.
Godaan tersebut, dikatakan Refly, yang akan mengubah premis awalnya.
"Saya sih tidak mau, tapi saya tunduk pada kemauan rakyat. Itu kan susah," katanya.
Baca juga: Cek Ramalan 12 Zodiak Senin 22 Maret 2021, Libra, Cancer, Gemini dan Leo Bermasalah, Capricorn Tega
Baca juga: Jenazah Emiliana Sainoin Diautopsi, Kuasa Hukum Keluarga Apresiasi Polres TTU dan Tim Forensik
Baca juga: Gegera Pernyataan Ini Mahfud MD Dikecam PKS, Dianggap Sebagai Pembuat Kegaduhan di Era Jokowi, Apa?
Meski demikian, Refly mengatakan belum ada sejarahnya perubahan konstitusi di masa damai.
"Di atas kertas, perubahan konstitusi dilakukan karena Presiden Jokowi sudah menguasai lebih dari separuh suara MPR. Padahal untuk mengubah separuh plus satu, sidang dua per tiga gampang tinggal panggil anggota DPD. Usulan gampang karena dia punya koalisi," ujarnya.
Akan tetapi, Refly meyakini di lingkaran istana juga terjadi persaingan antara sejumlah nama petinggi pemerintahan yang juga petinggi partai.
"Apa mau Gerindra tiga periode Jokowi, padahal Pak Prabowo barangkali sudah kebelet mencalonkan diri lagi dan menganggap tidak akan ada saingannya, karena saingan utamanya sudah tak bisa nyalon," tambahnya.
Sementara itu, Refly mengatakan Nasdem juga sudah bersiap mengusung Anies Baswedan berusaha menawarkan Airlangga Hartarto untuk berkoalisi dan mendampingi Anies.
"Tapi Airlangga tidak mau call rendah. Dia safari ke partai politik dan rapimnasnya menetapkan dia sebagai calon presiden," katanya.
"Baru-baru ini, Puan Maharani-Moeldoko. Jadi dari sisi yang seperti ini tidak aakan gampang walaupun on the paper menguasai politik," kata Refly.
Baca juga berita lainnya:
Ngotot Minta Jokowi 3 Periode, Arief Poyuono Sampai Ingin Tampar dan Jerumuskan Jokowi, Kok Bisa?
Arief Poyuono dalam diskusi bertajuk Misteri 2024 terang-terangan mengaku memang ingin menampar, menjerumuskan, dan mencari muka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), soal isu masa jabatan Presiden 3 periode.
"Misalnya kata Pak Jokowi, dia bilang menampar, menjerumuskan atau cari muka, saya itu ketiga-tiganya."
"Memang saya mau nampar Pak Jokowi, mau menjerumuskan Pak Jokowi dan cari muka," tambahnya.
Arief pun menjelaskan maksud omongannya tersebut.
Menurutnya, Presiden Jokowi harus sadar merupakan seorang pemimpin yang memang masih sangat diinginkan masyarakat Indonesia.
Arief Poyuono mengaku mau menampar Presiden Jokowi gara-gara masa jabatan Presiden. (Kolase Foto: JPNN.COM/BBC-HARYO WIRAWAN)
Terutama, untuk menyelamatkan rakyat pada saat pandemi Covid-19 ini.
"Bahwa saya nenunjukkan muka saya sebagai rakyat ke Jokowi."
"Bahwa Pak Jokowi, bahwa bapak itu harus menyelamatkan negeri ini."
"Anda dibutuhkan kembali untuk satu periode," tutur Arief
Ia pun menyadari Presiden Jokowi telah menegaskan akan patuh terhadap konstitusi, di mana masa jabatan Presiden hanya 2 periode.
Namun, ia pun memiliki keyakinan Jokowi akan mau menjabat kembali jika rakyat menginginkan.
"Kalau rakyat yang mendesak dengan jumlah besar, saya pikir dia akan mau."
"Dukungan rakyat sangat besar sekali, saya pikir Pak Jokowi akan mau ya," ucap Arief.
Sebelumnya, Presiden Jokowi kembali menanggapi wacana masa jabatan presiden tiga periode, seiring isu amandemen UUD 1946.
"Apalagi yang harus saya sampaikan? Bolak-balik, ya sikap saya enggak berubah."
"Janganlah membuat kegaduhan baru."
"Kita saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi."
"Dan saya tegaskan, saya tidak ada niat, tidak ada juga berminat menjadi Presiden tiga periode."
"Konstitusi mengamanahkan dua periode, itu yang harus kita jaga bersama-sama," papar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (15/3/20201) lalu.
Mantan Ketua MPR Amien Rais sebelumnya mengungkapkan kecurigaan adanya usaha dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menguasai semua lembaga tinggi negara.
Hal itu ia sampaikan melalui akun YouTube Amien Rais Official, seperti dikutip pada Minggu (14/3/2021).
"Tentu ini sangat berbahaya."
"Jadi sekarang sudah ada semacam publik opini yang mula-mula samar-samar sekarang semakin jelas ke arah mana rezim Jokowi ini untuk melihat masa depannya," ujar Amien.
Pendiri Partai Ummat itu curiga, rezim Presiden Jokowi akan mendorong adanya sidang MPR untuk melakukan perubahan terhadap dua pasal.
Satu di antara dua pasal itu, kata Amien, akan memberikan hak bagi presiden bisa dipilih tiga kali.
Namun begitu, dia menegaskan semua hal itu masih menjadi dugaannya.
"Jadi mereka akan mengambil langkah pertama meminta sidang istimewa MPR ya, mungkin satu dua pasal yang katanya perlu diperbaiki, yang mana saya juga tidak tahu."
"Tapi kemudian nanti akan ditawarkan pasal baru yang kemudian memberikan hak bahwa presiden itu bisa dipilih tiga kali," beber Amien.
Lebih lanjut, Amien mengingatkan jika hal itu benar-benar terjadi, maka bisa berbahaya.
Amien meminta agar lembaga tinggi negara tidak membiarkan ini terjadi.
"Saya meminta saudara-saudara sekalian para anggota DPR, MPR, DPD, lembaga tinggi yang lain."
"Akankah kita biarkan plotting rezim sekarang ini akan memaksa masuknya pasal supaya bisa dipilih ketiga kalinya itu?" Cetusnya.
Wacana Jabatan Presiden Tiga Periode, Jokowi: Ingin Tampar Muka Saya!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak setuju wacana masa jabatan Presiden ditambah menjadi tiga periode dan dipilih oleh MPR.
"Kalau ada yang usulan tiga (wacana), menurut saya, satu ingin menampar muka saya, ingin cari muka, atau ingin menjerumuskan saya," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Menurut Jokowi, sejak awal dirinya meminta amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dilakukan secara terbatas, terkait Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Tetapi, kenyataannya saat ini melebar ke wacana lain.
"Sekarang kenyataannya begitu kan? Presiden dipilih MPR, Presiden tiga periode. Jadi lebih baik, tidak usah amandemen," tutur Jokowi.
"Kita konsentrasi saja ke tekanan internal yang tidak mudah diselesaikan," sambung Jokowi. (Fransiskus Adhiyuda)
BACA JUGA BERITA LAINNYA:
Kecurigaan Amien Rais ke Jokowi Soal 3 Periode Menguat, Mantan Ketua MPR Itu Ungkap Fakta Ini, Apa?
Amien Rais curiga Presiden Jokowi jadi Presiden 3 Periode.
Amien Rais mencurigai ada upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk menerbitkan pasal dalam aturan hukum agar pemerintahan bisa kembali memimpin dalam tiga periode.
Amien menangkap sinyal yang berkembang ke arah Jokowi tiga periode lewat beberapa isu politik beberapa waktu terakhir.
Politikus senior, Amien Rais angkat bicara mengungkapkan kecurigaannya lewat akun media sosial dan kanal YouTubenya, pada Sabtu (13/3/2021) kemarin.
Kecurigaannya kali ini terkait dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dikatakannya akan meminta kepada MPR agar bisa menjabat sebagai presiden tiga periode.
Amien pun menuturkan langkah pertama untuk mewujudkan Jokowi menjabat selama tiga periode adalah dengan meminta sidang istimewa MPR.
"Jadi sekarang ada semacam publik opini, yang mula-mula samar-samar tapi sekarang makin jelas ke arah mana rezim Jokowi. Jadi mereka akan mengambil langkah pertama meminta sidang istimewa MPR, yang mungkin satu, dua pasal yang katanya perlu diperbaiki yang mana saya juga tidak tahu."
"Tapi kemudian nanti akan ditawarkan baru yang kemudian memberikan hak presidennya itu bisa dipilih tiga kali. Nah kalau ini betul-betul keinginan mereka, maka saya kira kita bisa segera mengatakan ya innalillahi wa inna ilaihi rajiun," kata Amien dikutip dari video di kanal YouTube Amien Rais Official.
Ia pun mengungkapkan jika bahwa ada skenario dan back-up politik dari itu semua.
Baca juga: Segera Klaim Kode Redeem Free Fire Hari Ini Minggu 21 Maret 2021, Tukar Kode Redeem FF Terbaru
Baca juga: Cek Ramalan 12 Zodiak Senin 22 Maret 2021, Libra, Cancer, Gemini dan Leo Bermasalah, Capricorn Tega
Baca juga: Gegera Pernyataan Ini Mahfud MD Dikecam PKS, Dianggap Sebagai Pembuat Kegaduhan di Era Jokowi, Apa?
Bahkan back-up keuangan pun telah disiapkan agar Presiden Jokowi bisa mencengkram semua lembaga tinggi negara, terutama DPR, MPR serta DPD.
Tak hanya itu Amien Rais juga menyampaikan nantinya ada pelibatan TNI dan Polri, untuk diajak main politik sesuai dengan selera rezim.
Politikus Demokrat Tegas Tolak Wacana Masa Jabatan Presiden 3 Periode
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya Partai Demokrat tegas menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden jadi tiga periode melalui amendemen UUD 1945.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan, pembatasan masa jabatan presiden hanya dua periode telah diatur dalam amendemen UUD 1945.
Hal itu merupakan amanah reformasi untuk memastikan sirkulasi dan pergantian kepemimpinan nasional dapat berjalan tanpa sumbatan dan menghindarkan pada jebakan kekuasaan.
"Masa jabatan yang terlalu lama akan membawa pada kekuasaan absolut."
"Bahaya dari ini telah diingatkan Lord Acton power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely, bahwa kekuasaan cenderung korup, kekuasaan mutlak benar-benar merusak," kata Kamhar, Minggu (14/3/2021).
Kamhar menjelaskan, Indonesia punya pengalaman sejarah yang buruk akibat tak adanya batas masa jabatan presiden ini.
Amendemen pembatasan masa jabatan ini sebagai respons agar pengalaman Orde Lama dan Orde Baru tak kembali terulang dalam perjalanan sejarah bangsa ini.
Menurut Kamhar, keduanya terjebak pada jebakan kekuasaan yang ingin terus menerus berkuasa seumur hidup, akhirnya dikoreksi oleh gerakan mahasiswa.
Terlalu mahal biaya sosial, ekonomi dan politik yang mesti ditanggung sebagai akibatnya.
"Karenanya kami berpandangan tak ada urgensi untuk melakukan amandemen UUD 1945, apalagi jika hanya untuk merubah batas masa jabatan presiden," ucapnya.
"Lagi pula tak ada alasan objektif sebagai pertimbangan strategis yang menjadi capaian prestasi luar biasa pemerintahan ini baik itu di bidang ekonomi, politik dan hukum sebagai dispensasi."
"Biasa saja, malah dibidang politik dan hukum ada beberapa indikator yang mengalami penurunan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kamhar menilai kekuasaan itu cenderung menggoda, atas dasar itu dibutuhkan kearifan dan kebijaksanaan dalam menjalankan dan memposisikan kekuasaan agar terhindar dari jebakan kekuasaan.
"Wacana seperti ini pernah mengemuka pada periode kedua masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun beliau mampu menghindarkan diri dari jebakan kekuasaan ini," pungkas Kamhar.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/21/refly-harun-pak-jokowi-nggak-mikir-jabatan-3-periode-tapi-bagaimana-orang-di-seputar-kekuasaan?page=all