Saatnya Membangun Ekosistem Film di Lembata
insan perfilman di Lembata harus bisa memproduksi pengetahuan-pengetahuan baru.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Saatnya Membangun Ekosistem Film di Lembata
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Film Bajo: Sebuah Perjalanan, Cinta dan Lautan yang baru ditayangkan oleh Ruang Seni Pertunjukan Lembata pada Kamis (18/3/2021) menambah deretan film karya para sineas asli Lembata. Publik Lembata menyambut baik karya bertema budaya Suku Bajo tersebut.
Sineas asli tanah Lomblen Aldino Purwanto, berkata sudah saatnya ekosistem film di Lembata dibangun bersama. Menurutnya, dengan potensi anak muda dan kreativitas yang ada ekosistem itu mampu bertumbuh dan berkembang.
Di tengah gempuran konten digital yang masif, insan perfilman di Lembata harus bisa memproduksi pengetahuan-pengetahuan baru.
"Itu hanya bisa dilakukan kalau ekosistem film di sini ada dan bertumbuh," kata Aldino usai pemutaran perdana film suku Bajo oleh Komunitas Sekola Gembira di Wangatoa.
Salah satu contoh ekosistem itu bertumbuh, kata dia, pemutaran karya film secara rutin dan konsisten. Acara pemutaran film ini bisa dilakukan dengan melibatkan para penikmat film dan komunitas-komunitas yang ada di Kabupaten Lembata.
Acara itu dirangkai dengan diskusi, kritik dan apresiasi film. Banyak tema dan isu sosial yang bisa diangkat pada saat diskusi. Dari sinilah simpul-simpul perfilman mulai dirajut.
Kreator film jebolan 'Lelak Production' ini berujar konsep ini akan dia paparkan saat gelaran Hari Film Nasional yang diperingati pada 30 Maret 2021 mendatang.
"Jadi kami ingin menyajikan pandangan film yang berbeda," ungkapnya.
Aldino punya kegelisahan tersendiri di tengah masifnya dunia digital.
Dewasa ini, banyak orang bisa memproduksi karya audiovisual dan mengunggahnya di media sosial atau kanal youtube. Namun, tidak semua memenuhi unsur-unsur sinematik.
"Kemudian kita lihat ilmu yang kita pelajari itu tidak seperti begini. Jadi sekarang kita susah cari tim yang solid untuk menggarap film," ujarnya.
Dalam ekosistem yang baik, dia ingin supaya anak-anak muda itu terus melanjutkan karya yang sudah ada. Jadi konsepnya, karya film tidak hanya tuntas di kanal youtube kemudian puas dengan tombol like dan komentar.
"Tapi kita mau dengar langsung sudut pandang baru dari penonton. Itu hanya bisa terjadi kalau film yang kita putar itu dibahas, dan kita bertemu langsung dengan penonton," pungkasnya.
Sementara itu, Elmo Alessio, Sutradara Film Bajo: Sebuah Perjalanan, Cinta dan Lautan, berharap tim Ruang Seni Pertunjukan Lembata tetap solid dan kreatif.
