Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Kamis 18 Maret 2021: JADI SAKSI KARYA TUHAN
Kiranya kita perlu merenungkan dengan serius hal ini. Yesus berkata, "Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia" (Yoh 5:34).
Renungan Harian Katolik, Kamis 18 Maret 2021: JADI SAKSI KARYA TUHAN (Yohanes 5:31-47)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Saksi adalah orang yang mengetahui dan dapat memberi keterangan atau penjelasan tentang suatu kejadian atau peristiwa, atau tentang diri seseorang lain yang ia lihat, dengar, alami.
Keterangan atau penjelasan itu sangat penting untuk menguak kebenaran terjadinya suatu kejadian atau peristiwa berikut para pelaku yang terlibat. Keterangan dari saksi bisa menunjukkan dengan jelas dan terang tentang siapakah sesungguhnya sosok orang yang dilihat itu.
Secara umum berlaku bahwa keterangan seseorang tentang diri-Nya sendiri tidak bisa diterima sebagai kesaksian penguat. Mishnah atau catatan tulisan dari Hukum Lisan Taurat orang-orang Yahudi mengatakan, "Tidak ada orang yang patut dipercaya kalau ia berbicara tentang dirinya sendiri saja".
Demosthenes, ahli pidato bangsa Yunani, membicarakan tentang prinsip keadilan, "Hukum tidak membenarkan adanya orang yang memberikan keterangan atas namanya sendiri".
Hukum zaman dahulu telah secara jelas mengetahui bahwa kepentingan-kepentingan pribadi mempunyai pengaruh yang besar pada pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang yang bersangkutan tentang dirinya.
Rupanya Yesus tentu sependapat bahwa kesaksian yang dibuat-Nya tentang diri-Nya sendiri tidak perlu dibenarkan. Saat dipersoalkan oleh orang-orang Yahudi tentang diri-Nya sebagai Anak Allah, Yesus lugas berkata begini, "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar" (Yoh 5:31).
Oleh karena itu, Yesus menunjuk ada saksi lain tentang diri-Nya. Ia berkata lebih lanjut, "Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia ... Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya ... pekerjaan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dia-lah yang bersaksi tentang Aku" (Yoh 5:33.36-37).
Yesus menyebut Yohanes Pembaptis yang telah memberi kesaksian tentang diri-Nya (lih. Yoh 1:19-34; 3:27-30). Ia menaruh hormat-Nya kepada Yohanes, yang disebut-Nya sebagai sebuah pelita yang menyala dan memancarkan cahaya (Yoh 5:35).
Tapi Ia sendiri tak ingin memanfaatkan kesaksian dan keterangan Yohanes. Ia justru mengemukakan kesaksian yang melebihi kesaksian Yohanes, yaitu kesaksian yang berasal dari tindakan serta pekerjaan-Nya sendiri.
Pekerjaan-pekerjaan itu diserahkan Bapa kepada-Nya. Bukan untuk menonjolkan diri-Nya, melainkan untuk memberi kesaksian bahwa Ia berasal dari Bapa dan diutus oleh Bapa.
Pekerjaan-pekerjaan-Nya itu memperlihatkan kuasa Bapa yang bekerja di dalam dan melalui diri-Nya. Dengan begitu, Ia menunjuk Bapa sebagai saksi-Nya.
Kiranya kita perlu merenungkan dengan serius hal ini. Yesus berkata, "Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia" (Yoh 5:34).
Memang benar, Yesus tidak membutuhkan kesaksian kita mengenai diri-Nya. Soalnya, ia mempunyai kesaksian dan saksi yang sungguh dahsyat dan luar biasa. Tiada bandingan dan tandingannya.