Orang Ini Berani Marahi Mensos Risma karena Tak Mau Difoto, Begini Reaksi Menteri Jokowi, Bikin Syok
Orang Ini Berani Marahi Mensos Risma karena Tak Mau Difoto, Begini Reaksi Menteri Jokowi, Bikin Syok
POS-KUPANG.COM - Orang Ini Berani Marahi Mensos Risma karena Tak Mau Difoto, Begini Reaksi Menteri Jokowi, Bikin Syok
Kejadian tak terduga terjadi saat rombongan Menteri Sosial Tri Rismaharini menyambangi kampung Orang Rimba, tepatnya di Desa Jelutih, Kabupaten Batanghari Jambi, Rabu (10/3/2021).
Pasalnya rombongan Mensos ini dimarahi perempuan Orang Rimba, karena memotret para perempuan Orang Rimba.
Baca juga: Zodiak Cinta Besok, Ramalan 12 Bintang Rabu 17 Maret 2021: Taurus Ketemu Cinta Sejati, Sagitarius?
Baca juga: Lama Bungkam, Sarwendah Ungkap Alasan Dirinya Tiba-tiba Keluar dari Girlband Dulu, Bikin Syok, Apa?
Baca juga: Cita Citata Move on dari Roy Geurts, Kekasih Baru Disorot, Akui Sudah Dikenalkan ke Keluarga
Tradisi Orang Rimba melarang para perempuan untuk difoto, baik saat sendiri maupun di tempat umum.
Tradisi ini membuat proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Orang Rimba di Jambi jadi terhambat.
Butuh lobi khusus agar perempuan Orang Rimba boleh difoto, dalam rangka perekaman data kependudukan tersebut.
Kelompok Orang Rimba Sungai Terap misalnya, sampai melakukan rapat adat untuk memutuskan untuk membolehkan perempuan Orang Rimba difoto, untuk data perekaman kependudukan itu.
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Mensos Risma) pun datang menemui Orang Rimba di Desa Jelutih, Kabupaten Batanghari Jambi, Rabu (10/3/2021).
Mensos Risma khusus datang secara mendadak untuk melihat perekaman data kependudukan Orang Rimba.
"Awalnya mereka menolak. Adat melarang para perempuan difoto dan berinteraksi dengan orang luar," kata Manager Komunikasi Warsi Jambi Sukma Reni melalui pesan singkat, (15/3/2021).
Penolakan ini dengan alasan ada denda adat yang bakal diberlakukan apabila memfoto Orang Rimba tanpa izin.
Mensos Risma Datang Dadakan, Perempuan Orang Rimba Banyak yang Marah-marah...
Reni menceritakan saat kunjungan dadakan Mensos Risma ke lokasi sudong (rumah Orang Rimba), para perempuan banyak yang marah-marah, karena banyak orang yang mau mengambil foto.
Baca juga: Zodiak Cinta Besok, Ramalan 12 Bintang Rabu 17 Maret 2021: Taurus Ketemu Cinta Sejati, Sagitarius?
Baca juga: Lama Bungkam, Sarwendah Ungkap Alasan Dirinya Tiba-tiba Keluar dari Girlband Dulu, Bikin Syok, Apa?
Baca juga: UPDATE Kode Redeem FF 16 Maret 2021, Tukar Kode Redeem Free Fire Terbaru yang Belum Diklaim
"Kita jelaskan kepada para tamu yang datang. Bahwa aturannya tidak boleh mengambil foto perempuan rimba," kata Reni menjelaskan.
Tidak hanya itu, dalam proses perekaman KTP milik Orang Rimba itu berundingnya sangat alot.
Tiga tumenggung keberatan para perempuan diambil fotonya.
Reni bersama Direktur Jendral Catatan Sipil Kementraian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh pun menjelaskan pentingnya KTP.
Dengan adanya KTP, Orang Rimba bisa mengakses layanan publik berupa kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
"Kita kasihan juga. Satu sisi menghormati kepercayaan dan tradisi Orang Rimba. Sisi lain, para perempuan itu banyak juga yang janda, jadi mereka juga berperan sebagai kepala keluarga," kata Reni.
Pada Perempuan Ada Dewa, jika Difoto akan Marah, yang Difoto Kena Musibah
Menurut kepercayaan Orang Rimba, pada perempuan terdapat dewa.
Apabila difoto, maka dewanya akan marah.
Baca juga: Zodiak Cinta Besok, Ramalan 12 Bintang Rabu 17 Maret 2021: Taurus Ketemu Cinta Sejati, Sagitarius?
Baca juga: Lama Bungkam, Sarwendah Ungkap Alasan Dirinya Tiba-tiba Keluar dari Girlband Dulu, Bikin Syok, Apa?
Baca juga: 6 Shio Banyak Hoki Banyak Untung Rabu 17 Maret 2021, Shio Babi Berbagi Ya Jangan Lupa
Baca juga: Kasat Narkoba : Kami Langsung Kirim SPDP Kasus Narkotika ke Jaksa
Sehingga perempuan yang difoto bersama kelompoknya akan terkena musibah seperti sakit sampai pada kematian.
"Kalau sakit itu dendanya puluhan kain. Tapi kalau sampai meninggal dunia, karena difoto dendanya berat, bisa 600 bidang kain," kata Reni lagi.
Untuk itu, Warsi sangat menjaga foto maupun gambar perempuan rimba. Jangan sampai tersebar luas ke publik.
Tumenggung Ngalembo, pimpinan Orang Rimba Terap mengucap terima kasih kepada pemerintah yang telah mengakui mereka sebagai warga negara, dengan memberikan Orang Rimba KTP.
"Kami senang. Dengan KTP, orang desa dapat bantuan, kami juga bisa dapat bantuan. Kami tidak berbeda lagi dengan warga lain," kata Ngalembo.
Semua perempuan dari kelompoknya, khusus untuk perekaman KTP boleh untuk difoto.
Padahal selama ini, kata Ngalembo perempuan Orang Rimba dibatasi berinteraksi dengan orang luar dan orang luar dilarang mengambil foto Orang Rimba tanpa izin.
Memotret Orang Rimba, Sama Halnya Mengubah Alam...
Baca juga: Polres Sikka Kembali Ungkap Kasus Narkotika, Begini Kejadiannya, Info
Baca juga: Zodiak Cinta Besok, Ramalan 12 Bintang Rabu 17 Maret 2021: Taurus Ketemu Cinta Sejati, Sagitarius?
Baca juga: Cita Citata Move on dari Roy Geurts, Kekasih Baru Disorot, Akui Sudah Dikenalkan ke Keluarga
Baca juga: UPDATE Kode Redeem FF 16 Maret 2021, Tukar Kode Redeem Free Fire Terbaru yang Belum Diklaim
Menurut adat Orang Rimba, mengapa perempuan dilarang difoto, karena dewa-dewa itu banyak yang bersemayam pada perempuan.
Dengan memotret Orang Rimba sama dengan mengubah alam atau artinya mengambil yang hidup dari kehidupan.
"Dewo banyak tinggal di perempuan. Kalau difoto nanti dewo marah. Kalau marah perempuan itu bisa sakit atau sampe meninggal dunia," sebut Ngalembo.
Makanya aturan Orang Rimba dengan keras melarang orang luar menfoto Orang Rimba.
Hukuman terberat dalam menfoto Orang Rimba itu, (mati dibangun).
"Denda ini diberlakukan kalau sampai ada korban meninggal dunia. Itu dendanya 600 bidang kain. Itu pun harus melalui perundingan dulu," sebut Ngalembo.
BACA JUGA BERITA LAINNYA:
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Ibu Risma mengunjungi lokasi Gempa Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).
Dia mendatangi warga dan lokasi-lokasi yang terdampak gemp yang terjadi sejak Jumat (15/1/2021) tersebut.
Mensos Risma bahkan sempat ikut merasakan gempa susulan yang terjadi di Sulbar.
Risma pun meminta warga Sulawesi Barat untuk menghindari tepi pantai. Sebab berdasarkan data BMKG, masih akan ada gempa susulan yang terjadi.
"Kemarin sebelum ke sini saya telepon Kepala BMKG menanyakan kemungkinan apakah akan ada gempa susulan dan ia menjawab akan ada gempa susulan. Nah permasalahannya adalah gempa susulan itu apakah besar atau tidak dan bisa menimbulkan tsunami, itu yang belum bisa diprediksi karena itu saya imbau warga hindari pantai," kata Mensos di Sulbar, Sabtu (16/1/2021).
Risma juga merasakan adanya gempa susulan pagi ini saat meninjau fasilitas bandara guna memastikan angkutan logistik bantuan tidak terganggu.
"Ini kita masih rasakan gempa susulan dan menghindari bangunan," tambah Risma.
Selain memastikan kelancaran bantuan logistik, Risma juga tegaskan adanya bantuan tenaga kesehatan yang tiba di Sulbar untuk menangani korban yang berada di rumah sakit regional dan pusat.
Baca juga: Polres Sikka Kembali Ungkap Kasus Narkotika, Begini Kejadiannya, Info
Baca juga: UPDATE Kode Redeem FF 16 Maret 2021, Tukar Kode Redeem Free Fire Terbaru yang Belum Diklaim
Baca juga: 6 Shio Banyak Hoki Banyak Untung Rabu 17 Maret 2021, Shio Babi Berbagi Ya Jangan Lupa
"Pagi ini mereka akan datang guna membantu pengobatan," jelas Risma.
Akses Darat Terputus
Akses darat menuju lokasi bencana di Mamuju, Sulbar masih terputus akibat longsor di sejumlah titik.
Untuk itu, sangat menyulitkan distribusi bantuan logistik dari wilayah sekitar.
Tidak hanya itu, sebanyak 43 orang tim terpadu yang terdiri dari Kemensos, BNPB, Kemenkes, Kementerian Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang masuk melalui bandara Hasannudin Makasar melanjutkan dengan jalan darat telah melakukan perjalanan selama 8 jam tiba di kota Polowali Mandar belum bisa sampai ke kota Mamuju.
Sejumlah relawan dan TNI Polri terus melakukan pembersihan jalan yang tertimbun longsor di sejumlah titik jalan trans Sulawesi.
Menurut pengakuan salah satu Tim dari Kemensos, Alek Triyono bahwa sepanjang malam hujan terus tidak berhenti membuat perjalanan tim tidak bisa cepat dan harus beberapa kali terhenti.
Setibanya di Polman, tim istirahat dan berkoordinasi dengan BNPB, akhirnya diputuskan melanjutkan perjalanan dengan helikopter milik BNPB yang sudah standby di Mamuju.
Baca juga: Polres Sikka Kembali Ungkap Kasus Narkotika, Begini Kejadiannya, Info
Baca juga: Zodiak Cinta Besok, Ramalan 12 Bintang Rabu 17 Maret 2021: Taurus Ketemu Cinta Sejati, Sagitarius?
Baca juga: Cita Citata Move on dari Roy Geurts, Kekasih Baru Disorot, Akui Sudah Dikenalkan ke Keluarga
Baca juga: 6 Shio Banyak Hoki Banyak Untung Rabu 17 Maret 2021, Shio Babi Berbagi Ya Jangan Lupa
Data Badan Penanggulangan Bencana Nasution mencatat sebanyak 43 orang meninggal dunia akibat gempa di Sulbar. Korban paling banyak ada Kabupaten Mamuju.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan korban tewas di Mamuju ada 34 orang.
Sembilan korban tewas lainnya ada di Kabupaten Majene.
Dua wilayah di Sulbar ini jadi wilayah terparah akibat gempa bumi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul https://wow.tribunnews.com/2021/03/15/mensos-risma-termui-orang-rimba-rombongannya-dimarahi-saat-akan-ambil-foto-perempuan?page=all&_ga=2.94479900.1025013907.1615852615-857069526.1598522647