Kakan Agama Mabar:Tak Dapat Informasi Terkait Ruang Kelas MI Al Amin Kewitu Mirip 'Kandang Kambing'
selama ini bapak tidak pernah dapat informasi itu, termasuk sekolah yang bersangkutan itu. Informasi resmi dan formal belum
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso

Kepala Kantor Agama Kabupaten Mabar Sebut Tidak Pernah Dapat Informasi Terkait Ruang Kelas MI Al Amin Kewitu Mirip 'Kandang Kambing'
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Kepala Kantor Agama Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Drs Nikolaus Nuka mengatakan, dirinya tidak pernah mengetahui informasi terkait ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin Kewitu yang mirip 'kandang kambing'.
Hal tersebut diungkapkannya saat dihubungi per telepon, Minggu (14/3/2021).
"Terima kasih atas informasinya, selama ini bapak tidak pernah dapat informasi itu, termasuk sekolah yang bersangkutan itu. Informasi resmi dan formal belum, terima kasih," katanya diujung telepon seluler.
Menurut Nikolaus, persoalan yang membelit sekolah yang telah berdiri sejak 2004 silam itu membuat pemerintah untuk segera mengambil langkah untuk mengatasinya.
Sebagai pemerintah, pihaknya pun menjadikan persoalan tersebut sebagai atensi dan berusaha menyelesaikan persoalan ruang kelas yang dinilai tidak laik itu.
"Ini membuat pemerintah harus berpikir untuk menindaklanjuti karena tidak bisa membiarkan seperti ini, kalau memang sekolah masih laik dan jumlah siswanya memenuhi syarat, saya berpikir tidak ada alasan negara tidak campur tangan itu," tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dimiliki, di Kabupaten Mabar terdapat sebanyak 45 madrasah.
"Yang sudah (berstatus) negeri ada 5 di Kabupaten Manggarai Barat," katanya.
Dari puluhan madrasah tersebut, Nikolaus tidak menampik masih terdapat persoalan infrastruktur.
"Masih kurang, terlebih madrasah swasta, tapi kami akan berusaha pelan-pelan untuk semakin hari semakin meningkat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kondisi beberapa ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin Kewitu Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), sangat memprihatinkan.
Kondisi gedung sekolah yang dibangun sejak 2004 silam, terlihat mirip 'kandang kambing'.
Berlantai tanah, di dalam gedung berukuran 21 meter kali 8 meter itu, tercium aroma kurang sedap Karena kotoran kambing.
Gedung tersebut disekat menjadi 3 ruangan dan diperuntukkan bagi siswa kelas 1 hingga kelas 3.
Dinding gedung berbahan bambu juga nampak rusak dan berlumut.
Saat berada di dalam gedung sekolah, maka pandangan akan tembus hingga ke ujung gedung. Pasalnya, sekat bambu yang ada berlubang.
Sementara itu, karena tidak memiliki daun pintu, ternak kambing pun masuk ke dalam ruang kelas.
Setiap ruang kelas, digunakan oleh sebanyak 15 siswa.
Sejumlah murid mengakui tidak nyaman saat menjalani aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Sebab pada musim hujan, air akan masuk ke dalam ruang kelas dan saat musim kemarau, para murid akan mengeluh kepanasan.
"Murid kurang konsentrasi dengan keadaan ini," keluh seorang guru kelas MI Al Amin Kewitu, Siti Kamaria, Selasa (9/3/2021).
Guru kelas lainnya, Muhammad Amirullah membenarkan bahwa ternak kambing warga sering berkumpul di dalam ruang kelas, karena kelas yang tidak memiliki daun pintu.
Sehingga, sebelum memulai KBM, ruang kelas akan dibersihkan para siswa dan guru.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) MI Al Amin Kewitu, Muhamad Hidin mengatakan, dulunya atap gedung sekolah dari alang-alang, namun telah diganti menggunakan seng melalui swadaya masyarakat pada 2006 lalu.
Namun demikian, kondisi kelas akan semakin parah saat musim hujan karena air memasuki ruang kelas.
"Itu menyulitkan guru dan para siswa," katanya.
Pihak sekolah, selama ini telah berusaha memasukan proposal, namun hingga saat ini belum dijawab oleh pemerintah.
Sehingga, ia berharap, pemerintah dapat membantu sekolah tersebut dengan membangun ruang kelas baru bagi para siswa.
Sementara itu, MI Al Amin Kewitu memiliki sebanyak 5 ruang permanen.
Sebanyak 3 dari 5 ruangan digunakan untuk ruang kelas bagi siswa kelas 4 sampai 6 dan 2 ruangan lainnya digunakan untuk perpustakaan dan ruang guru.
Baca juga: Siang Nanti Almarhum Habib Mustofa Akan Dimakamkan di Masjid Nurul Musthofa Center
"Sebanyak 3 ruang permanen di atas dari dana PNPM tahun 2008 dan 2 ruangan lainnya dari Dipa Kemenag provinsi NTT tahun 2009 lalu," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)