Berita NTT Terkini
Sedih, Siswa SMPN 6 Lembor Selatan Lakukan KBM di Bawah Pohon dan Lorong Sekolah
Sedih, siswa SMPN 6 Lembor Selatan lakukan KBM di bawah pohon dan lorong sekolah
Sedih, siswa SMPN 6 Lembor Selatan lakukan KBM di bawah pohon dan lorong sekolah
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Puluhan siswa di SMPN 6 Lembor Selatan Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), masih sulit untuk akses pendidikan yang laik, Sabtu (13/3/2021).
Pasalnya, sejak berdirinya sekolah pada 2015 silam, sekolah tersebut masih kekurangan ruang kelas.
Akibatnya, sejumlah siswa SMP yang duduk di bangku kelas 1 terpaksa menjalani aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di bawah pohon dan di lorong ruang kelas.
Baca juga: JADWAL Liga Italia Malam Ini - Torino vs Inter, Parma vs Roma, Cagliari vs Juve & Milan vs Napoli
Sementara itu, siswa lainnya menjalani aktivitas KBM di teras ruang kelas sekolah.
Pantauan POS-KUPANG.COM, para siswa terlihat antusias mengikuti KBM baik di bawah pohon Kusambi yang berada tepat di ruang guru dan di teras sekolah.
Baca juga: Jawaban Tak Berperasaan Aurel Hermansa dan Atta Halilintar Saat Singgung Siaran Langsung Diprotes
Dalam kesempatan itu, para guru dan murid sempat berlari ke pinggir sekolah saat hujan dan melanjutkan KBM.
Kepala Sekolah SMPN 6 Lembor Selatan, Ishaka, S.Pd mengatakan, kondisi tersebut telah terjadi sejak sekolah tersebut didirikan.
"Jumlah ada 3 ruang kelas, tidak sesuai dengan jumlah siswa yang berjumlah sebanyak 100 siswa, sehingga kondisinya kelas 1 di luar ruangan. Kalau hujan mereka lari ke emperan sekolah untuk melanjutkan belajar," katanya saat ditemui di ruang kerjanya.
Sekolah tersebut, lanjut Ishaka, hanya memiliki 5 ruangan. 3 ruangan digunakan untuk ruang belajar dan 2 ruangan lainnya digunakan untuk ruang laboratorium dan ruang guru.
Pihaknya berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan berupa gedung sekolah agar para siswa lebih nyaman untuk bersekolah.
Selain itu, harapan lainnya yakni renovasi gedung sekolah yang telah rusak dan pengadaan Water Closed (WC) sekolah. "Kalau WC itu darurat saja selama ini," katanya.
Ketidaknyamanan para siswa akibat sekolah di bawah pohon juga disampaikan oleh guru kelas SMPN 6 Lembor Selatan, Harbin.
Menurutnya, kondisi semakin diperparah jika hujan deras melanda wilayah tersebut.
Hal senada disampaikan siswa SMPN 6 Lembor Selatan, Maria Aneng Ani (13). Maria mengaku tidak nyaman bersekolah di bawah pohon maupun di teras ruang kelas.
"Kalau sekolah di bawah pohon saat musim kemarau hanya rasa sejuk saja, kalau hujan biasanya lari ke pinggir kelas," katanya diamini sejumlah siswa lainnya.
Sebagai siswa, pihaknya berharap agar pemerintah dapat membantu untuk membangun ruang kelas baru, sehingga aktivitas KBM dapat berjalan lebih optimal. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)