Berita NTT Terkini

Kisah Korban Bus Pariwisata Masuk Jurang: Mimin Merangkak Keluar dari Jendela

Kisah korban bus pariwisata masuk jurang: Mimin merangkak keluar dari jendela

Editor: Kanis Jehola
REUTERS via TribunSolo.com
ILUSTRASI - Sejumlah anggota polisi, petugas pemadam kebakaran dan tim penolong memeriksa sebuah bus tingkat pariwisata yang mengalami kecelakaan di dekat situs wisata San Cristobal di Lima, Peru, Minggu (9/7/2017) malam. 

"Dalam waktu dekat Satlantas Polres Sumedang akan mengirimkan crane sehingga mempermudah proses evakuasi. Jalan sekitar TKP juga akan ditutup sementara untuk kelancaran evakuasi," ujarnya. Lebih lanjut kata Budi, seluruh korban yang membutuhkan perawatan dari kecelakaan itu dievakuasi sementara ke Puskesmas Wado untuk mendapat perawatan intensif.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari, mengatakan, pembatas jalan atau guard rail di Tanjakan Cae sudah terpasang sebelum kecelakaan terjadi. Hal ini untuk mengantisipasi kecelakaan di kawasan yang memang dikenal jalur tengkorak tersebut.

"Tapi, guard rail ini tidak cukup kuat menahan laju bus, hingga akhirnya bus terjun ke jurang," kata Hery. Pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara untuk memastikan penyebab kecelakaan di jalur provinsi tersebut.

Olah TKP ini, katanya, akan menjadi bahan evaluasi dinasnya dalam mengambil langkah antisipasi selanjutnya agar kejadian serupa tidak terulang. Hery nengatakan pihaknya akan mengevaluasi semuanya untuk penanganan jangka pendek hingga jangka panjangnya, termasuk evaluasi keberadaan guard rail, kontur jalan, hingga rambu-rambu lalu lintas yang tersedia.

Pihaknya bahkan membuka opsi terkait rekayasa teknis penanganan Tanjakan Cae yang dikenal rawan kecelakaan itu. Bahkan, kata Hery, bila memungkinkan, ia akan mengajukan pembangunan jalur penyelamat di Tanjakan Cae seperti di Tanjakan Emen di Kabupaten Subang.

"Semua opsi teknis sedang kami dalami. Bahkan, kalau perlu, kami bangun gate away atau jalur penyelamat tadi. Kita juga akan perbanyak rambu-rambu lalu lintas di sekitar lokasi," katanya.

Mengenai penyebab peristiwa kecelakaan bus maut di Tanjakan Cae tersebut, katanya, masih didalami bersama Kepolisian, Ditjen Hubdat, KNKT, dan Jasa Raharja, melalui rekonstruksi. Hery mengatakan terdapat sejumlah indikasi terkait penyebab kecelakaan tersebut, salah satunya pemahaman sopir bus tentang kondisi Tanjakan Cae yang merupakan bagian dari jalur alternatif Malangbong-Sumedang.

Menurut Hery, indikasi awal tersebut tidak lepas dari status bus maut yang merupakan bus pariwisata yang tidak rutin melintasi jalur tersebut. Terlebih, kata Hery, jalur seperti Tanjakan Cae banyak terdapat di Jawa Barat, bahkan dengan kondisi yang lebih parah, seperti Tanjakan Panganten di Kabupaten Garut dan Tanjakan Emen di Kabupaten Subang.

"Biasanya, jika pengemudi memiliki pemahaman soal rute, mereka bisa mengantisipasi," katanya. Hery mengatakan, hal itu baru sebatas indikasi karena penyebab lainnya kini tengah diselidiki, mulai dari kondisi kendaraan hingga kontur jalan yang memang dikenal rawan kecelakaan itu.

"Jadi, selain faktor pemahaman pengemudi soal rute, kondisi kendaraan hingga kontur jalan pun kami evaluasi. Setelah olah TKP, nanti ada FGD, baru disimpulkan dan diumumkan penyebab kecelakaan," katanya. (tribun network/man/rif/ris/wly)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved