Berita Nasional Terkini
Begini Reaksi PHRI Kondisi Bali Sudah Berdarah-darah, Tapi Wisatawan Asing Baru Dibuka April 2022?
Beredar informasi bahwa wisatawan asing ke Bali rencananya baru dibuka pada bulan April 2022, ini sesuai rencana pembukaan resmi zona hijau untuk wisa
POS KUPANG.COM--- Ketua PHRI DPD Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, mengaku belum mendapatkan informasi pasti terkait wacana tahapan pembukaan pariwisata internasional atau wisatawan asing di Bali.
Beredar informasi bahwa wisatawan asing ke Bali rencananya baru dibuka pada bulan April 2022, ini sesuai rencana pembukaan resmi zona hijau untuk wisatawan asing.
"Saya selaku Ketua PHRI Badung dan Wakil Ketua PHRI Bali belum mendapatkan informasi mengenai rencana bahwa bulan April tahun depan pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara," ujar Rai Suryawijaya, saat dikonfirmasi, Rabu 10 Maret 2021.

Jika rencana tersebut benar adanya, menurutnya waktu membukanya itu terlalu lama.
Padahal situasi dan kondisi pariwisata di Bali sangat parah terdampak pandemi Covid-19.
"Situasi dan kondisi di Bali sudah sangat parah, sudah berdarah-darah,” tegas Rai Suryawijaya.
Bahkan, ditambahkan, sekarang tingkat hunian hotel ada yang single digit (di bawah 10 persen).

Income tersebu tidak dapat mengcover biaya operasional hotel, bahkan minus terus.
“Ini sudah berjalan setahun, bayangkan kalau kita tunda sampai tahun depan akan menambah parah sekali dampaknya," ungkapnya.
Sebelumnya berkembang informasi bahwa pemerintah sudah menyiapkan rencana pembukaan pariwisata internasional atau wisatawan asing.

Dalam rencana pembukaan pariwisata internasional tersebut, untuk Bali akan dibagi ke dalam tiga tahapan.
Ketiga tahapan tersebut mulai berlangsung bulan ini hingga awal tahun depan.
Dan wacana tahap ketiga akan dilakukan uji coba pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara pada bulan Januari-Maret tahun 2022 mendatang.
Kemudian baru pada bulan April 2022, pembukaan resmi zona hijau untuk wisatawan asing.
Saat ini masih banyak hotel sudah hampir setahun tidak buka dan kondisinya mulai rusak tentu akan makin terpuruk lagi.
“Jika kita hanya mengandalkan wisatawan domestik sekarang, dari data yang saya dapat kunjungan kedatangan wisatawan domestik ke Bali rata-rata hanya 2.500 sampai 3.000 per hari dibandingkan dengan jumlah kamar hotel yang ada mencapai 146 ribu kamar,” tandasnya.
Dikatakan, angka kunjungan domestik yang rata-rata mencapai 3 ribu itu dibagi 146 ribu kamar hotel tentu tidak akan dapat menyelamatkan industri pariwisata yang ada.

"Saya justru ingin dipercepat (pembukaan pariwisata internasional di Bali) sesuai pernyataan dari Kemenko Marves Pak Luhut Panjaitan,” tandasnya.
“Jadi itu (pernyataan Menko Luhut Panjaitan akan segera membuka pintu pariwisata internasional) merupakan angin segar buat kami," imbuh Rai Suryawijaya.
Ia kemudian mencontohkan, proses vaksinasi dengan target 70 persen dari 4,3 juta penduduk di Bali membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan kedepan.
“Dengan demikian, pertengahan tahun ini atau Juli 2021 pemerintah sudah berani membuka pintu pariwisata bagi wisatawan mancanegara untuk menyelamatkan industri pariwisata yang ada di Bali,” katanya.
Siapkan Tiga Kawasan Green Zone
Sebagai persiapan untuk kembali membuka pariwisata internasional di Bali, pemerintah menyiapkan tiga wilayah yakni Nusa Dua, Sanur, dan Ubud menjadi green zone (zona hijau) atau daerah terlindungi dari penyakit Covid-19.
Sebelum dinyatakan green zone, penduduk dan pekerja pariwisata di ketiga wilayah tersebut harus sudah divaksin.
PHRI Badung sangat mendukung rencana ketiga tempat wisata itu dijadikan green zone.
"Kita sangat mendukung tentunya tiga wilayah ini dan salah satunya kawasan The Nusa Dua dijadikan green zone karena saya kira mereka (The Nusa Dua) paling siap. Karena di sana kan kawasan mudah dihijaukan baik itu karyawan hotelnya, lingkungan sekitar tidak terlalu banyak dan mudah mengontrolnya," ujar Rai Suryawijaya.
Selain itu di kawasan The Nusa Dua sendiri menurutnya memiliki fasilitas yang lengkap sehingga lebih mudah untuk dihijaukan dan kawasan Ubud juga sama dapat mudah dihijaukan.
Baca juga: Piala Menpora 2021 : Arema FC Kontrak Muhammad Roby, Ini Alasan Manajemen, Simak Info

Tetapi, pihaknya ingin menambahkan wilayah Kuta untuk menjadi green zone karena menurutnya Kuta menjadi destinasi utama bagi wisman.

"Saya ingin menambahkan lagi Kuta area karena biasanya wisman kalau ke Bali pasti ke Kuta. Jadi sehingga banyak pilihannya bagi mereka, kalau mereka memilih Kuta bagaimana? Misalnya tamu Tiongkok, Jepang, Australia memilih Kuta bagaimana kan kita tidak bisa memaksakan mereka untuk stay di Nusa Dua atau Ubud," jelasnya.
Nantinya ada alternatif tujuannya tidak hanya Nusa Dua, Sanur dan Ubud saja yang green zone dapat dikunjungi oleh wisman tetapi ada Kuta juga.
"Itu harus ditambahkan satu yaitu Kuta jangan tiga daerah yaitu Nusa Dua, Sanur dan Ubud saja yang green zone. Tapi perlu ditambahkan Kuta mungkin di tahap keduanya atau apa itu. Menurut saya makin banyak green zone makin bagus sehingga ada pilihannya," tutur Rai Suryawijaya.
Market wisman yang anak-anak muda dan surfer terlebih dari market Australia, market Tiongkok dan Jepang sangat menyukai Kuta area sehingga dirinya sangat berharap sekali Kuta masuk green zone selanjutnya.
Terlebih, Kuta juga menjadi basisnya pusat ekonomi yang ada di Kabupaten Badung khususnya dan Bali pada umumnya.
Selain itu juga di Kuta menopang hajat hidup orang banyak yang mana saat ini Kuta sendiri seperti mati suri.
"Saat ini Kuta kan shutdown sementara atau mati suri kondisi ini sangat memprihatikan. Kuta menopang hajat hidup orang banyak karena 70 persen hotel yang ada di Bali itu berada di Kuta dan harus segera dihidupkan. Sehingga Kuta area juga perlu jadi green zone," tambahnya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Wisatawan Asing Baru Rencana Dibuka April 2022, Reaksi PHRI; Kondisi di Bali Sudah Berdarah-darah, https://bali.tribunnews.com/2021/03/10/wisatawan-asing-baru-rencana-dibuka-april-2022-reaksi-phri-kondisi-di-bali-sudah-berdarah-darah?page=all
Penulis: Zaenal Nur Arifin
Editor: Komang Agus Ruspawan