Berita Pendidikan NTT Terkini
Raih Prestasi Sendratari Tingkat Nasional, SMK di Pelosok NTT Diapresiasi Pemprov
SMK Kristen Fautmolo di Kecamatan Fautmolo Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi NTT berhasil menorehkan prestasi membanggakan di tengah sit
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- SMK Kristen Fautmolo di Kecamatan Fautmolo Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi NTT berhasil menorehkan prestasi membanggakan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Sebanyak 22 Siswa yang tergabung dalam tim sendratari sekolah itu berhasil mengharumkan nama sekolah dan nama NTT dengan menyabet juara 2 nasional dalam ajang Lomba Kamp Kreatif SMK Indonesia (KKSI) tahun 2020 yang digelar secara daring oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Prestasi itu diraih berkat penampilan memukau tim sendratari yang membawakan tari khas Timor, Bife Kolo. Pementasan tari tersebut telah dilakukan pada 28 November 2020 lalu di Kantor Bupati Kabupaten TTT di Kota Soe.
Pemprov NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberi apresiasi tinggi atas pencapaian itu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi memberikan piagam penghargaan kepada tim dan sekolah pada Selasa (9/3) pagi. Didampingi Sekretaris Dinas, Sulistyo Ambarsari dan jajaran, Linus Lusi menerima tim sendratari sekolah yang dipimpin kepala sekolah, Nifron .K.A. Falo, S.Kom. Piagam diterima oleh Wasti Tabun (18) mewakili seluruh anggota tim.
Kesempatan tersebut, Linus Lusi juga memberikan tali asih dan uang pembinaan bagi sekolah itu. Tali asih diterima Nifron K.A. Falo.
Kepada wartawan, Linus Lusi memberi apresiasi dan pujian selangit kepada sekolah yang berada di pelosok Kabupaten TTS itu.
Apa yang dicapai SMK Kristen Fautmolo menurutnya menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh sekolah lain di NTT. Ia menyebut, pencapaian itu memberi bukti bahwa sekolah-sekolah yang berada di pelosok (desa) dapat memberi pelajaran penting di tengah pandemi.
"Yang berprestasi dari desa, itu memberi motivasi tersendiri bahwa sekolah sekolah di kota tidak boleh tidur," kata Linus Lusi usai acara.
Dalam pengembangan kegiatan non akademik yang ditandai dengan aktivitas kesenian dan budaya yang mengangkat harkat dan martabat kebudayaan Nusa Tenggara Timur, kata Linus, maka konsepnya biasa dibangun dari dari desa. Ia menyebut, kondisi ini membenarkan teori interaksi pengembangan pembelajaran Mosdom.
Baca juga: Gagalkan Penyelundupan, Karantina Pertanian Ende Lepas Satwa Liar di Kimamboleng
"Bukan dari kota, jadi bagaimana desa mengurung kota. Ternyata di desa ada mutiara yang selama ini terabaikan tetapi ketika disentuh dia melejit," kata Linus.
Baca juga: Putra Presiden Jokowi Kaesang Jajaki Beli Bali United? Pengusaha Malaysia Akusisi Klub Indonesia
Untuk itu, dalam rangka mendukung akselerasi dan peningkatan kualitas pembelajaran di masa pandemi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT juga telah mengalokasikan sebanyak 5.000 android untuk siswa SMA/SMK yang tersebar di NTT.
Selain itu, Dinas juga berkoordinasi dengan para pihak untuk mendukung proses pembelajaran daring di masa pandemi. Menurutnya, dukungan untuk pendidikan merupakan tugas bersama elemen Pemerintah dan masyarakat.
"Pemerintah provinsi NTT lewat badan anggaran mengalokasikan 5.000 android ke sekolah. Seperti ini (SMK Kristen Fautmolo) menjadi catatan khusus, bagi sekolah berprestasi yang siswanya tidak memiliki alat seperti ini," kata mantan Kepala Badan Pengelola Perbatasan itu.