Berita NTT Terkini
Memahami Pernikahan Dan Kehamilan Dalam Mencegah Stunting
BKKBN menggelar ngobrol bersama para jurnalis secara virtual bertajuk sosialisasi percepatan pencegahan stunting
Sehingga pentingnya melakukan pencegahan dari sektor hulu agar menciptakan generasi yang sehat dan handal.
"Di negara maju orang sudah banyak membaca penting menjaga kesehatan sebelum menikah dan pada saat menikah. Jadi permpuan itu kalau mau hamil, dia siap betul" kata dia.
Kehamilan dengan resiko tinggi berada di atas usia 35 tahun dan dibawah 20 tahun. Selain itu, jarak kelahiran antar anak juga turut mempengaruhi resiko kehamilan, sehingga perlu perencanaan matang.
Dalam proses kehamilan, dirinya juga menyarankan agar perlu pendampingan khusus agar mencegah konsumsi yang tidak sesuai asupan bagi kesehatan kandungan. Hal ini sering terjadi pada saat ibu atau orang yang sedang menghamil sedang mengalami mual, muntah atau ngidam.
BKKBN juga memprogramkan agar bidan desa hingga bidan di dusun bisa membantu kehamilan di wilayah masing-masing.
Untuk menyusui, ia menyampaikan agar perlu di atur waktunya sesuai anjuran hingga 8 jam per hari dengan menjaga keberimbangan antar payudara agar mencegah nyeri pada payudara dan juga kualitas air susu yang diberikan kepad bayi.
"Kesempatan mencegah stunting hanya 1000 hari di mulai sejak mensturasi terkahir sang istri hingga usia 2 tahun anak" pungkasnya. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)