Breaking News

Tak Mau jadi Boneka China, Militer Myanmar Ingin Dekat ke Amerika Serikat

Tak mau jadi Boneka China, Militer Myanmar ingin dekat ke Amerika Serikat

Editor: Adiana Ahmad
AP Photo
Demonstrasi terus berlangsung di Myanmar menentang kudeta militer. Satu bulan terakhir Myanmar di bawah kendali militer. 

Tak Mau jadi Boneka China, Militer Myanmar Ingin Dekat ke Amerika Serikat

POS-KUPANG.COM- Konflik Myanmar semakin memanas. Di tengah konflik berdarah, para jenderal Myanmar dikabarkan berniat menjauhkan diri dari China dan berusaha meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat.

Hal itu dikatakan Pelobi Israel-Kanada yang disewa junta militer Myanmar Ari Ben Menashe. 

Ari Ben menashe mengatakan para jenderal juga berusaha meninggalkan politik setelah kudeta.

Dalam wawancara via telepon, Ben-Menashe menyampaikan bahwa dia dan perusahaannya Dickens & Madson Canada disewa oleh jenderal Myanmar untuk membantu berkomunikasi dengan Amerika Serikat dan negara lain yang dia sebut "salah paham" dengan junta.

Dia mengatakan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi sejak 2016 membangun hubungan yang terlalu dekat dengan China agar disukai para jenderal.

"Ada dorongan nyata untuk bergerak ke Barat dan Amerika Serikat daripada mencoba lebih dekat dengan China," kata Ben-Menashe Sabtu (6/3).
dikutip dari Reuters.

"Mereka tidak ingin menjadi boneka Tionghoa," ujarnya.

Ari Ben-Menashe yang merupakan mantan pejabat intelijen militer Israel mengatakan para jenderal Myanmar juga ingin memulangkan Muslim Rohingya yang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Menurut Ben-Menashe, dia melakukan pembicaraan setelah kunjungan ke Naypyidaw, guna menandatangani perjanjian dengan menteri pertahanan junta militer, Jenderal Mya Tun Oo.

Imbalannya, katanya, akan dibayar dengan biaya yang dirahasiakan jika sanksi terhadap militer dicabut.

Seorang juru bicara pemerintah militer tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Ben-Menashe mengaku ditugaskan untuk menghubungi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab agar mendapatkan dukungan atas rencana pemulangan minoritas Muslim Rohingya. Ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri dari serangan militer pada 2016 dan 2017.

"Ini pada dasarnya mencoba untuk mendapatkan dana bagi mereka agar mengembalikan apa yang mereka sebut Bengali," ujar Ben-Menashe, menggunakan istilah yang digunakan beberapa orang di Myanmar untuk Rohingya, menyiratkan bahwa mereka bukan dari negara tersebut.

Kondisi di Myanmar sendiri makin kritis.   Ratusan ribu orang telah melakukan protes di hampir setiap kota di Myanmar selama berminggu-minggu menuntut pembebasan Suu Kyi dan pengembalian kekuasaan.

MENGERIKAN Dunia pun Berduka,38 Tewas,Aparat Myanmar Bantai Demonstran denganTembakan Peluru Tajam

Beraninya Biarawati Ini Berhadapan Dengan Militer Myanmar Untuk Lindungi Pendemo

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved