Berita NTT Terkini
Puluhan Napi di Lapas Atambua Belu Hasilkan 50-an Ton Jagung
Puluhan nara pidana ( Napi) di Lembaga Pemasyarakatan ( Lapas) Kelas IIB Atambua, Kabupaten Belu menghasilkan 50-an ton jagung
POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Puluhan nara pidana ( Napi) di Lembaga Pemasyarakatan ( Lapas) Kelas IIB Atambua, Kabupaten Belu menghasilkan 50-an ton jagung melalui program pembinaan dan kemandirian warga binaan pemasyarakatan ( WBP) di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
Program ini melibatkan 20 nara pidana (napi) asimilasi. Dari 20 napi ini berhasil memproduksi jagung sekitar 50 an ton dari lahan 10 hektare. Jumlah ini dihitung rata-rata produksi jagung 4-5 ton per hektare.
Selain jagung, para napi asimilasi juga menanam padi sawah, memelihara 2.000 ekor ayam broiler dan membangun kolam ikan.
• Di Sikka, Seorang Pria Tua Meninggal Dunia Saat Hendak Berkencan di Kamar Kos Begini Kisahnya
Jagung yang ditanam sejak November 2020 itu kini sudah panen. Panen perdana dilakukan Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Setda NTT, Ir. Semuel Rebo mewakili Pemerintah Provinsi NTT, Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi NTT, Marciana D. Jone, Plh Bupati Belu, Frans Manafe, Kepala Lapas Atambua, Edwar Hadi dan para pimpinan Forkompinda, Sabtu (6/3/2021).
Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi NTT, Marciana D. Jone memberikan apresiasi kepada Kepala Lapas Atambua dan jajarannya yang telah melaksanakan program pembinaan warga binaan dengan sangat baik.
• Penutur Bahasa Beilel Hanya Tiga Orang, Bahasa Daerah NTT Terancam Punah
"Lapas Atambua luar biasa dan yang terbaik di NTT", puji Mercy, sapaannya.
Menurut Mercy, Lapas Atambua merupakan satu dari 11 UPT se Indonesia yang ditunjuk untuk melaksanakan program pembinaan WBP bidang pertanian jagung. Lapas Atambua menjadi UPT yang pertama melaksanakan panen raya jagung.
Mercy mengungkapkan, program pembinaan ini bertujuan menumbuhkan karakter positif berupa kepercayaan diri dan kerja keras, serta meningkatkan keterampilan, talenta dan profesionalisme nara pidana sesuai dengan minat dan bakat mereka.
"Saya ingin setiap warga binaan pemasyarakatan yang masuk ke Lapas tidak hanya sekedar menunggu makan atau menunggu dibebaskan tetapi harus memiliki keterampilan sehingga keluar dari sini (lapas-Red) mereka bisa mandiri", ujarnya.
Kepala Lapas Atambua, Edwar Hadi melalui Koordinator program, Zakarias Sake dan Karkus Mbelo mengatakan, Lapas Atambua mengimplementasikan program pembinaam WBP ini berupa pembinaan pertanian yang meliputi, jagung, padi, sayur mayur dan palawija. Untuk jagung, luasan tanam 10 hektare dengan melibatkan 20 napi asimilasi.
Program kerja sama Ditjenpas Kemenkum-HAM, Kementan dan Bappenas ini dinilai berhasil berkat kerja yang baik dari lintas sektor serta ketekunan dan keseriusan dari para napi untuk bekerja.
Dalam menyukseskan program ini,
Zakarias Sake dan Karkus Mbelo selaku koordinator selalu memotivasi para napi agar bekerja dengan tulus, serius dan tak lupa berdoa agar apa yang dikerjakan itu dapat berhasil.
Keberhasilan program ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi NTT. Hal itu disampaikan Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Setda NTT, Ir. Semuel Rebo saat acara panen raya jagung.
"Pemerintah Provinsi NTT sangat mendukung program yang telah dilaksanakan Lapas Atambua dan hasilnya akan dilaporkan kepada Gubernur NTT. Kita memberikan aparesiasi kepada Lapas Atambua", kata Samuel.
Menurut Samuel, apa yang diprogramkan Lapas Atambua sudah sinkron dengan program ketahanan pangan nasional dan juga sinkron dengan program Pemprov NTT yang menjadikan NTT sebagai sentra produksi jagung.