KLB Partai Demokrat

Gejolak Demokrat, Pengamat Sebut Tren Dinasti Politik, Partai Lain Tunggu Waktu, Tak Sekuat PDIP?

Gejolak Partai Demokrat, Pengamat UGM Singgung Tren Dinasti Politik, Partai Lain Tinggal Tunggu Waktu, Tak Sekuat PDIP?

Editor: Gordy Donofan
Suasana KLB Demokrat
Suasana KLB Demokrat 

Gejolak Partai Demokrat, Pengamat UGM Singgung Tren Dinasti Politik, Partai Lain Tinggal Tunggu Waktu, Tak Sekuat PDIP?

POS-KUPANG.COM -- Gejolak Partai Demokrat, Pengamat UGM Singgung Tren Dinasti Politik, Partai Lain Tinggal Tunggu Waktu, Tak Sekuat PDIP?

Kisruh kudeta dipartai Demokrat semakin memanas seiring berjalannya Kongres Luar Biasa (KLB) oleh beberapa simpatisan partai Demokrat pada Jumat (5/3/2021) bertempat di Deli Serdang, Sumatra Utara.

Upaya penggembosan tubuh partai berlambang bintang mercy itu pun kian nyata lantaran Kepala Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko saat ini resmi menjadi Ketua Umum (Ketum) Demokrat versi KLB Deli Serdang.

Pasien Covid Dengan Gangguan Jantung &Obesitas; Meninggal, Satgas : Kematian Pertama Corona di Matim

Respon Soal Kudeta Partai Demokrat, Roy Suryo Malah Bilang Hal Ini, Setuju KLB?

Dulu Mega Nyesal Tunjuk SBY Jadi Menteri, Kini SBY Nyesal Tunjuk Moeldoko Jadi Panglima TNI, KARMA?

Dari kacamata pengamat politik UGM Prof Drs Purwo Santoso, gejala yang dialami partai Demokrat sebetulnya juga dialami oleh partai politik (Parpol) lain.

Menurutnya yang terjadi di dunia politik Indonesia saat ini, muncul dinasti politik dan kemudian keluarga pemimpin partai menjadi pemegang saham utama.

"Jadi ada politik dinasti dan kemudian keluarga itu tetap saja menjadi pemegang saham utama. Itu terjadi di Demokrat, Nasdem, PDIP, dan lainnya," katanya kepada Tribunjogja.com (Tribunews.com Network) Jumat (5/3/2021)

Sikap para elite politik seperti itu menurutnya menjadi trend dalam iklim politik saat ini, meski hal itu tumbuh sejak kepemimpinan Soeharto.

Oleh karena itu, Purwo menegaskan kondisi demikian harus diratapi dengan dikutuk atau memang pasrah dengan model demokrasi di Indonesia yang seperti saat ini.

Purwo pun menegaskan hal itu menjadi keniscayaan, dan orang yang ingin balajar politik sebaiknya perlu berpikir dua kali.

"Ini gejala makro yang meledak duluan itu Demokrat. Yang lain tinggal tunggu waktu saja," jelasnya.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (istimewa)
Kisruh upaya pengambil alihan kepemimpinan di tubuh demokrat menurut Purwo lantaran partai yang satu ini berdiri sangat cepat.

Begitu muncul, nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung melejit dan partai Demokrat tumbuh besar.

"Dosisnya paling ironis karena karena partai ini berdiri sangat cepat. Sehingga tingkat derajat kesulitannya besar karena tumbuhnya cepat akan tetapi tingkat kerapuhannya tinggi," tambah Purwo.

Sebagai penyelesaian kisruh kudeta partai Demokrat, menurut Purwo tidak ada cara lain dari SBY untuk keluar dari tuntuan dinasti partai.

"Jadi masalah Demokrat bisa dibaca dari berbagai cara. Saya kira tidak ada cara lain bagi pak SBY untuk keluar dari tuntutan dinasti Parpol" ucap Guru Besar yang mendapat gelar doktor di University of London ini.

Pasalnya, sampai saat ini konflik internal antar junior dengan senior masih terasa sampai saat ini di dalam partai Demokrat, baik itu datang dari Cikeas maupun dari kubu lain.

Masih kata Purwo, apabila partai Demokrat benar-benar menjadi wadah demokrasi, menurutnya pembaharuan radikal seperti saat ini lah yang bisa menyelamatkan partai yang berdiri sejak 2001 itu.

"Syukur-syukur bisa menjadi basis konsolidasi ke depan. Jadi jebloknya Demokrat saat ini harus disyukuri. Karena kalau dekat dengan pemilu tidak bisa dibenahi," selorohnya.

Artinya, momen jebloknya partai Demokrat saat ini menurut Purwo menjadi momen yang pas untuk arah demokrat ke depan.

"Kalau momennya untuk sakit hati, ya sakit hati tenan. Tapi kalau untuk memperbaiki krisis ini momen yang pas," terang Purwo.

Lalu bagaimana dengan kader-kader yang berada di daerah khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta?

Menurut Purwo, momen jebloknya Demokrat saat ini justru menjadi peluang kader yang berada di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk bersuara.

Namun demikian, dirinya belum mengetahui sistem di partai Demokrat seperti apa.

"Justru ini saatnya yang di bawah bersuara. Kalau Demokrat strukturnya mengakar ke bawah, dan justru suara di bawah itu harus berpikir ulang untuk konsolidasi. Karena pimpinan itu harusnya mewadahi bukan memonopoli," tegas dia.

Tak Sekuat PDIP

Variabel keretakan partai Demokrat menurut Purwo lantaran laju pertumbuhan partai terlalu cepat sementara akar kepemimpinan tidak begitu kuat.

Sehingga apabila saat ini muncul kudeta terhadap ketua umum partai, itu sangat wajar terjadi.

Jika disajikan head to head dengan Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP), partai Demokrat sangat tertinggal jauh dalam menyusun dinasti politik.

Salah satu faktornya antara lain kematangan SBY dengan putra mahkota Agus Harimurti Yudhoyono tak sebanding dengan Soekarno dan Megawati.

"Beda PDIP itu proses pematangan bu Mega yang dulunya nobody menjadi somebody, jadi stronge women ada legalisir dari Soekarno. Nah, Demokrat ini akarnya gak sekuat PDIP. Karena variabel Soekarno itu kuat, jadi keturunannya bisa lebih tegar," tambahnya.

Sementara partai Demokrat dengan belum sempurnanya akar variabel pimpinannya, mereka langsung tancap sementara institusinya belum kuat.

Sementara disinggung terkait hadirnya Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB, menurut Purwo hal itu bisa sangat mudah terjadi.

Apalagi background Moeldoko sebagai seorang tentara sangat besar pengaruhnya, karena menurut pandangannya dalam Partai Demokrat ada variabel tentara yang ketika menyebar di kolam politik bisa menjalar ke mana-mana dengan cepat.

"Saya mendengar pengakuan pak Moeldoko memang belum menggertak terkait kongres ini. Yang jelas Demokrat ada variabel tentara, jika itu sudah menyebar di partai tentu akan menyebar ke mana-mana. Tapi saya gak tahu pastu game apalagi ke depan, apakah Moeldoko menjadi kambing hitam di tengah jalan atau bagaimana," pungkasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/06/kisruh-demokrat-pengamat-ugm-singgung-gejala-tren-dinasti-politik-partai-lain-tinggal-tunggu-waktu?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved