Isra Miraj

ISRA MIRAJ-Kisah Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW dari Bumi ke Langit Ke-7 Terima Perintah Sholat

ISRA MIRAJ-Kisah Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW dari Bumi ke Langit Ke-7 Terima Perintah Sholat

Editor: Adiana Ahmad
TribunStyle.com
Peringatan Isra Miraj Tahun 2021 

Dikisahkan oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam:

  رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي قَوْمًا لَهُمْ مَشَافِرُ كَمَشَافِرِ الْإِبِلِ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِمْ مَنْ يَأْخُذُ بِمَشَافِرِهِمْ ثُمَّ يَجْعَلُ فِي أَفْوَاهِهِمْ صَخْرًا مِنَ النَّارِ يَخْرُجُ مِنْ أَسَافِلِهِمْ فَقُلْتُ يَا جِبْرِيلُ مَنْ هَؤُلَاءِ: فَقَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا  

“Pada malam di-isra-kan, aku melihat suatu kaum yang memiliki bibir seperti bibir unta. Di tengah mereka ada seorang yang dipercaya menarik bibir tersebut.

Kemudian, ke mulut mereka dimasukkan batu dari neraka, dan batu itu keluar dari bawah mereka. Aku tanyakan, ‘Siapa mereka, Jibril?’

Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang suka makan harta anak yatim secara zalim.’” (Lihat: Tafsir Ath-Thabari, jilid 7, hal. 27)  

Gambaran dalam hadits di atas tidaklah bertentangan dengan ayat berikut, Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka), (QS. An-Nisa’ [4]: 10).

Sebab, siksaan di akhirat ada yang bersifat umum, ada yang bersifat khusus.

Siksaan khusus ialah siksaan yang mencerminkan perbuatannya, sesuai dengan kaidah para ulama: Al-Jaza’ min jinsil ‘amal. (Balasan itu serupa dengan amal perbuatannya).

Sedangkan balasan umum adalah siksaan dengan api neraka, apa pun keburukannya.  

Riwayat berikutnya menggambarkan suatu umat yang gemar menunaikan amal baik, namun amal baik tersebut tercampur dengan amal buruk.

Hal itu seperti yang digambarkan oleh riwayat Abu Sa‘id al-Khudri.

Dalam riwayat itu, ia bertanya kepada Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam tentang apa yang terlihat pada malam isra miraj.

Beliau becerita:   عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قلنا: يا رسول الله، ثنا مَا رَأَيْتَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِكَ؟ قَالَ: رَأَيْتُ أُمَّتِيَ ضَرْبَيْنِ، ضَرَبٌ عَلَيْهِمْ ثِيَابٌ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ الْقِرْطَاسِ، وَضَرَبٌ عَلَيْهِمْ ثِيَابٌ رَمَدٌ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، مَنْ هَؤُلاءِ؟ قَالَ: أَمَا أَصْحَابُ الثِّيَابِ الرَّمَدِ: فَإِنَّهُمْ خَلَطُوا عَمَلا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا.

  “Aku melihat umatku menjadi dua golongan. Satu golongan yang mengenakan pakaian seperti kertas yang sangat putih. Segolongan mengenakan pakaian berwarna abu-abu.

Aku lantas menanyakannya, ‘Ya Jibril, siapakah mereka?’

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved