Laut China Selatan
Saling Unjuk Kekuatan di Laut China Selatan, Senjata Siapakah yang Paling Canggih, China atau AS?
Saling Unjuk Kekuatan di Laut China Selatan, Senjata Siapakah yang Paling Canggih, China atau AS?
Seperti kita tahu, Laut China Selatan berada di antara beberapa negara Asia Tenggara seperti, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Namun, China terus ngotot mengklaim sebagai wilayahnya berdasarkan sembilan garis putus-putus.
Bahkan untuk memperketat penjagaan China juga mengesahkan sebuah undang-undang kontroversial, yang dianggap bisa memicu perang.
Menurut Daily Star, Minggu (14/2/2021), China memerintahkan penjaga pantainya untuk menyerang kapal asing yang masuk ke wilayah Laut China Selatan.
Wilayan tersebut, sudah dipetakan China berdasarkan klaim sembilan garis putus-putus.
Tindakan ini dianggap oleh China untuk melindungi kepentingannya di Laut China Selatan.
Namun, membuat negara tetangga seperti Filipina merasa undang-undang itu mengancam perbatasannya.
China dituduh berencana melakukan cara kekerasan untuk menjaga kedaulatannya atas Laut China Selatan.
Beijing telah memerintahkan penjaga pantainya untuk menyerang kapal asing di dalam perbatasan sembilan garis putus-putus, yang membentang ke laut sengketa itu.
China telah mengesahkan Undang-Undang Penjaga Pantai bulan lalu, kemudian dikenal sebagai hukum "tembakan terbuka".
Yang memberikan komando pasukan laut negara itu kebebasan untuk menembaki kapal asing yang dianggap mengancam kedaulatan nasional.
Ia menyatakan bahwa penjaga pantai dapat mengambil semua tindakan yang diperlukan.
• Bupati TTU Kunjungan Kerja ke RSUD Kefamenanu, Berikan Semangat Kerja bagi Para Tenaga Medis
• Ngaku WA SBY Tapi Tak Dibalas, Marzuki Ali Bongkar Borok Ayah AHY, Tak Diduga Ternyata Begini, Apa?
• Perpres Investasi Miras di NTT Bisa Menggerus Industri Miras Berbasis Rumah Tangga
• Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung, Saksikan Jutaan Kelelawar dan Laut Tembus Pandang
Termasuk penggunaan senjata ketika kedaulatan nasional, hak kedaulatan, dan yurisdiksi dilanggar secara ilegal oleh organisasi atau individu asing di laut.
Tetapi langkah itu membuat marah Filipina, dengan Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin Jr menyatakan pasukannya akan membalas jika salah satu kapalnya menjadi sasaran.
"Sejauh ini belum ada kejadian. Jika ada insiden, saya jamin akan ada lebih dari sekedar protes," kata Locsin kepada media lokal.