Berita NTT Terkini
Kunjungan Wisatawan Menurun, Pedagang di Long Pink Beach Mengutang Penuhi Kebutuhan Keluarga
Kunjungan Wisatawan menurun, pedagang di Long Pink Beach mengutang penuhi kebutuhan keluarga
Kunjungan Wisatawan menurun, pedagang di Long Pink Beach mengutang penuhi kebutuhan keluarga
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pandemi Covid-19 telah menghantam semua sektor termasuk pariwisata, tak terkecuali di Labuan Bajo. Akibat ditutupnya Taman Nasional Komodo, para pedagang yang mencari nafkah dari berjualan di tempat wisata mengeluh karena tak ada pengunjung. Memasuki awal tahun 2021 pun, belum banyak wisatawan yang datang berkunjung.
"Tidak ada pengunjung lagi yang ke sini. Kosong. Tidak ada pendapatan. Setelah tiga bulan dibuka pun, sama saja," ujar Deni, pedagang kerajinan yang sehari-hari berjualan di Long Pink Beach, Pulau Padar, Manggarai Barat, Jumat (26/2/2021).
• Kunker Presiden Joko Widodo ke NTT: Oase di Tengah Padang Gurun
Dia berujar, sebelum pandemi Covid-19, dia berjualan kerajinan tangan seperti gelang, asbak, dan pahatan kayu patung komodo, dan kalung mutiara. Sedangkan para perempuan (istri) menjual makanan dan minuman. Pendapatan mereka sangat bergantung dari kunjungan wisatawan ke lokasi snorkeling dan diving itu.
Dia menjual kalung Mutiara dengan harga Rp250 ribu. Asbak dibanderol dengan Rp100 ribu. Gelang dijual dengan harga Rp100 ribu, sedangkan pahatan kayu komodo berkisar dari Rp80 ribu hingga Rp150 ribu. Dari semuanya itu, setiap bulan dia mendapatkan keuntungan sebesar Rp150 ribu.
Namun, pandemi Covid-19 membuat dia tidak memiliki pendapatan apapun. Dia terpaksa mengutang untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
"Kami utang saja di orang. Kadang mancing ikan. Kalau cuaca begini, ikan jarang karena angin kencang. Mancing hanya untuk makan hari ini. Sengsara betul," keluhnya.
"Susah sekali," tambah Thamrin, teman Deni yang juga berjualan kerajinan di pantai tersebut.
Deni dan Thamrin merupakan dua dari dua belas kepala keluarga lain di Kampung Komodo yang mencari nafkah dari berjualan di Long Pink Beach. Mereka menanti para wisatawan dari jam 07.00 Wita hingga 13.00 Wita. Sehari-hari, mereka menggunakan kapal motor kayu untuk sampai ke lokasi itu. Mereka menghabiskan 10 liter solar setiap hari.
"Sepuluh liter itu perhitungannya Rp100 ribu. Sudah tidak ada pemasukan, mau bilang bagaimana lagi," katanya pasrah.
Deni hanya berharap, pemerintah bisa membantu meringankan beban dia dan keluarga lain yang mengalami masalah yang sama.
"Pengennya begitu (dibantu), tapi belum ada. Mau bilang apa lagi. Saya pribadi ingin bantuan, ya mungkin sekolah untuk anak-anak," harapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)
Berita NTT terkini
berita flores terkini
Wisatawan
menurun
pedagang
Long Pink Beach
Covid-19
Labuan Bajo
labuan bajo 1 maret
POS-KUPANG.COM
berita labuan bajo hari ini
Berita Labuan Bajo Terkini
Gubernur NTT Akan Optimalkan Rute Kapal Feri ke Teluk Gurita-Belu |
![]() |
---|
Gubernur NTT Vicktor Laiskodat Tinjau Food Estate Rotiklot dan Pelabuhan Rotiklot |
![]() |
---|
Begini Penjelasan Gubernur NTT Terkait Program Tanam Jagung Panen Sapi, Info |
![]() |
---|
Herman Herry Ingatkan Kejahatan Narkoba Mengkhawatirkan |
![]() |
---|
Gubernur NTT Viktor Laiskodat Perintahkan Kadis Perhubungan Ubah Wajah Terminal Haumeni Soe |
![]() |
---|