Komunitas Penyintas Covid-19 Kota Kupang: Eduard Enam Kali Donor Plasma Darah
Komunitas penyintas Covid-19 Kota Kupang: Eduard Fredrik Mandala enam kali donor plasma darah
							"Saat sudah mengalami demam, dan jalani pemeriksaan ulang di Rumah Sakit Siloam Kupang, ternyata paru-paru sudah berubah warna menjadi pucat. Bayangkan dalam jarak waktu empat hari, paru-paru yang awalnya bersih, langsung mulai ada perubahan. Meskipun gejala awal itu ringan sekali, tenggorokan kering, meriang, serta klasifikasi parah Covid-19," ungkap Theo Widodo.
"Di RS Siloam saya menjalani perawatan kurang lebih tiga minggu. Saat itu ada jenis obat termahal yang saya dapat. Tetapi sebelumnya dalam isolasi yang saya lakukan dengan terapi plasma convelescent," tambahnya
Menurut Theo Widodo, salah satu kerabatnya yang mengetahui dirinya terpapar Covid-19 sudah siapkan satu kantong plasma darah. "Saya selama terapi, memasuki tiga kantong plasma convelescent mengalami perubahan, jadi sangat mengurangi kebutuhan oksigen saya," ujarnya.
Theo Widodo menegaskan, terapi plasma convelescent ini sangat efektif untuk menyembuhkan Covid-19.
Kepala UTD PMI Provinsi NTT, dr Samson Ehe Teron mengatakan, penyintas bisa melakukan donor plasma darah setiap dua minggu sekali. "Karena apabila plasmanya dikeluarkan, plasma itu merupakan cairan yang berisi nutrisi dan sebagainya dapat kembali dalam waktu yang cepat apabila pendonornya lakukan asupan gizi yang bagus," jelas Samson.
Ia menyebut ada dua mekanisme donor plasma darah, yaitu konvensional dan mesin. Tahap konvensional seperti donor biasa.
"Yang dikeluarkan itu adalah plasma, sel darah merah dan sel trombosit. Apabila seseorang mendonorkan secara konvensional, maka harus mengambil sel darah merah, trombosit dan lain-lain. Saat mengambil sel darah merah dan sel-sel lain, maka harus pastikan kondisinya, akan dipisahkan plasmanya untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan. Untuk pendonor yang menggunakan cara konvensional, kantong yang dipakai yakni berisi 450 cc atau hampir 1/2 liter," papar Samson.
Ia menegaskan, pendonor wajib memenuhi persyaratan donor biasa, berat tubuh dan sebagainya.
"Kami akan mengambil satu kantong, lalu dipisahkan di mesin, lalu minimal akan mendapat hasilnya kurang lebih 200-220 cc plasma," jelasnya
Jika pendonor menggunakan cara konvensional, lanjut Samson, maka wajib menunggu 75 hari untuk mendonor lagi. Namun apabila dari donor konvensional lalu pindah ke donor mesin, maka dapat dipastikan dalam dua minggu dapat lakukan proses pendonoran lagi.
Sampai saat ini, pendonor plasma Convelescent di PMI NTT sebanyak 286 orang. Terdiri dari 239 laki-laki dan 47 perempuan. Menurutnya, yang mendonor secara konvensional 191 orang, sedangkan yang menggunakan mesin 95 orang.
"Perluh diketahui bahwa sampai saat ini, plasma yang telah diberikan bagi pasien Covid sebanyak 382 kantong," ujar Samson.
Mengenai permintaan plasma darah dari rumah sakit, Samson mengungkapkan, dalam sehari ada 2-18 pasien Covid-19, dengan rata-rata permintaan tersebut antara 2-3 kantong plasma darah per orang.
"Stok kantong plasma kami saat ini di PMI NTT sebanyak 25 kantong. Sedangkan antrean pasien hari ini sebanyak 2 orang. Jadi, kebutuhan saat ini bagi pasien Covid-19 dapat dilayani semua," katanya. (ray rebon)