Inilah Nama Pejabat Negara yang Namanya Dicatut dalam Isu Kudeta Demokrat, SBY Bongkar Fakta Ini

Inilah Nama Pejabat Negara yang Namanya Dicatut dalam Isu Kudeta Demokrat, SBY Bongkar Fakta Ini

Editor: maria anitoda
Kompas.com
Inilah Nama Pejabat Negara yang Namanya Dicatut dalam Isu Kudeta Demokrat, SBY Bongkar Fakta Ini 

POS-KUPANG.COM - Inilah Nama Pejabat Negara yang Namanya Dicatut dalam Isu Kudeta Demokrat, SBY Bongkar Fakta Ini

Susilo Bambang Yudhoyono meyakini ada peran pihak istana dalam kudeta Partai Demokrat.

Pihak istana yang dimaksud yakni Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Asnikom Ekspor 36 Ton Kopi Fine Robusta Ke Belanda, Bupati Agas: Kopi Matim Itu Seksi

Bukannya Beri Pujian, Refly Harun Malah Ungkap Hal yang Bisa Jatuhan Prabowo di Pilpres 2024, Apa?

Din Syamsuddin Sebut Permintaan Kritik Jokowi Hanya Basa-basi, Blak-blakan Temui Karni Ilyas

Besok Gibran Rakabuming Raka Dilantik Jadi Wali Kota Solo, Ada Persiapan Khusus? Begini Jawabannya

Menurutnya keterlibatan Moeldoko dalam kudeta Partai Demokrat dilakukan tanpa sepengetahuan Presiden Joko Widodo.

Namun keberadaan Moeldoko dalam aksi mengambil alih kepemimpinan partai dapat merugikan nama Presiden Jokowi.

Selain meyakini Kepala KSP ikut terlibat, SBY juga mendapatkan informasi adanya pencatutan nama sejumlah pejabat negara.

Seperti Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

"Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul-betul tidak tahu-menahu dan tidak masuk di akal jika ingin mengganggu Partai Demokrat," ujar SBY , dalam video yang dirilis, Rabu (24/2/2021).

Lebih lanjut SBY mendukung langkah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyurati Jokowi terkait upaya kudeta.

Ia menilai langkah tersebut sebagai sikap Partai Demokrat untuk memastikan pejabat istana tidak terlibat dalam upaya kudeta kepemimpinan partai.

Meskipun Partai Demokrat memiliki keyakinan bahwa tidak ada keterlibatan pemimpin dan pejabat dalam upaya merebut kepemimpinan partai.

Di sisi lain, SBY tidak sependapat dengan pernyataan Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menyebut isu kudeta di partainya merupakan persoalan internal.

Menurut SBY, berdasarkan dari laporan dan kesaksian kader, termasuk keterlibatan aktif Moeldoko, sudah jelas bahwa upaya kudeta di partainya itu bukan masalah internal.

"Nyata sekali gerakan pendongkelan kepemimpinan Partai Demokrat itu bukan hanya masalah internal tetapi ada pelibatan unsur eksternal dan unstur eksternal itu paling tidak adalah seorang pejabat penting di pemerintahan," ujar SBY.

Upaya kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh AHY dalam konferensi pers pada Senin (1/2/2021) lalu.

Saat itu AHY menyebut ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinannya di Partai Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa.

Kemudian menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.

Asnikom Ekspor 36 Ton Kopi Fine Robusta Ke Belanda, Bupati Agas: Kopi Matim Itu Seksi

Bukannya Beri Pujian, Refly Harun Malah Ungkap Hal yang Bisa Jatuhan Prabowo di Pilpres 2024, Apa?

Besok Gibran Rakabuming Raka Dilantik Jadi Wali Kota Solo, Ada Persiapan Khusus? Begini Jawabannya

Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader.

Sejumlah nama yang mencuat yakni Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.

Moeldoko telah membantah tudingan tersebut.

Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.

Sebut Dirinya Difitnah Jenderal Bintang 4

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap dirinya pernah dituduh menunggangi dan mendanai Aksi 212 pada akhir 2016.

Menurutnya, tuduhan itu pun sudah sampai terdengar ke telinga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Para kader Demokrat tahu bahwa pada tanggal 2 Desember 2016 yang lalu di Jakarta ada aksi massa yang jumlahnya sangat besar, yang kemudian terkenal dengan sebutan Aksi 212.

Ternyata ada laporan, baik yang secara serius disampaikan kepada Presiden Jokowi, maupun yang tidak, yang mengatakan bahwa SBY-lah yang menunggangi, dan yang juga mendanai Aksi 212 itu," ujar SBY, dalam video yang diterima Tribunnews.com, Rabu (24/2/2021).

SBY memaparkan bahwa orang yang menuduh dirinya menunggangi dan mendanai Aksi 212 adalah seorang petinggi jenderal bintang empat.

Presiden RI ke-6 itu mengaku mendapat informasi tersebut juga dari seorang jenderal bintang empat. Hanya saja SBY tak menjelaskan secara rinci dari institusi mana jenderal-jenderal tersebut berasal.

"Informasi itu disampaikan kepada saya oleh seorang petinggi 'berbintang empat', dan konon yang melaporkan kepada Presiden Jokowi adalah petinggi 'bintang empat' yang lain," jelas dia.

SBY kala itu sempat mengkonfirmasi informasi yang diterimanya kepada wakil presiden saat itu yaitu Jusuf Kalla (JK) hingga Menkopolhukam saat itu Wiranto.

Keduanya membenarkan adanya laporan seperti itu yang sudah masuk kepada Presiden Jokowi.

Belum lagi ada opini yang dibangun di sebuah lembaga resmi pemerintah terkait keterlibatan partai berlambang mercy itu.

"Ketika saya lakukan konfirmasi kepada Pak Wiranto, Menko Polhukam, dan juga Pak Jusuf Kalla, Wakil Presiden, keduanya membenarkan bahwa memang ada laporan seperti itu kepada Presiden Jokowi."

Asnikom Ekspor 36 Ton Kopi Fine Robusta Ke Belanda, Bupati Agas: Kopi Matim Itu Seksi

Bukannya Beri Pujian, Refly Harun Malah Ungkap Hal yang Bisa Jatuhan Prabowo di Pilpres 2024, Apa?

Besok Gibran Rakabuming Raka Dilantik Jadi Wali Kota Solo, Ada Persiapan Khusus? Begini Jawabannya

Hari Bahasa Ibu Internasional dan Corona

"Sementara itu, di sebuah lembaga resmi pemerintah juga dibangun opini, tentang keterlibatan Partai Demokrat," imbuhnya.

Selepas itu, SBY menegaskan dan bersumpah bahwa isu dirinya menunggangi dan mendanai Aksi 212 adalah sebuah fitnah.

Tatkala itu, SBY berharap namanya dan nama Partai Demokrat dibersihkan. Hanya saja hal itu tidak terwujud.

"Para kader, semuanya itu fitnah yang kejam, keterlaluan, dan 100 persen tidak benar.

Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah SWT. Saya juga siap dipertemukan dengan siapa pun yang memberikan laporan itu, kalau perlu di depan publik, agar rakyat tahu siapa yang berdusta, dan agar kebenaran segera terkuak," tegas SBY.

"Waktu itu saya hanya memohon dibersihkannya nama saya dan nama Partai Demokrat."

"Namun apa yang kita harapkan memang tidak mudah terwujud. Saya mengira ketika ada fitnah yang ditujukan kepada siapa pun, tindakan yang diambil sama," tandasnya.

BACA JUGA BERITA LAINNYA:

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut partainya makin berani tampil untuk memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat.

Menurutnya, hal itu terjadi sejak Pemilu 2019 dan kini di bawah kepemimpinan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Saya bersyukur dan bangga, karena setelah Pemilu 2019 yang lalu, dan kini di bawah kepemimpinan AHY, Partai Demokrat makin tegar, makin tegas, dan makin berani tampil," kata SBY dalam video yang diterima Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

"Tampil untuk memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat," tutur dia.

Kendati demikian, SBY menyadari partainya selalu dihadapkan pada jalan yang tidak mudah.

Menurut dia, Demokrat selalu mendapat serangan ketika tampil dan menyampaikan sikap yang berbeda dengan pemerintah.

"Setiap Demokrat tampil dan menyampaikan sikapnya, kita segera mendapatkan serangan yang keras, masif, dan sistematis dari mereka yang tidak jelas jati dirinya," ungkap SBY.

"Saya harus mengatakan bahwa saat ini, jalan yang ditempuh Partai Demokrat memang tidak selalu mudah," sambungnya. 

Ia juga menyadari, Demokrat tidak akan bisa mengimbangi koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dinilainya sangat kuat.

SBY berkaca pada kekalahan Partai Demokrat terkait pengambilan kebijakan di parlemen.

Asnikom Ekspor 36 Ton Kopi Fine Robusta Ke Belanda, Bupati Agas: Kopi Matim Itu Seksi

Pasar Pada Nubatukan Belum Berfungsi

Waktu Terbaik Sholat Dhuha Sesuai Penjelasan Ustaz Abdul Somad,Begini Niat dan Tata Cara Shalat Duha

Namun, SBY berharap Demokrat tetap menjadi wadah bagi rakyat untuk menitipkan aspirasi dan harapan kepada pemerintah.

Presiden ke-6 RI ini juga ingin Demokrat terus berkembang dan menjadi partai politik berkontribusi bagi bangsa serta negara.

"Ingat, suara rakyat adalah suara Tuhan. Bagi Demokrat, suara rakyat adalah perjuangan Demokrat. Dan saat ini, bahkan selamanya, Demokrat akan tetap berkoalisi dengan rakyat. Itulah semangat dan hakikat perjuangan kita," kata SBY. 

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul https://wow.tribunnews.com/2021/02/25/sby-sebut-sejumlah-pejabat-negara-yang-namanya-dicatut-dalam-isu-kudeta-demokrat-tidak-masuk-akal?page=all&_ga=2.45318946.72453457.1614044549-857069526.1598522647

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved