Pemprov NTT Salurkan Nakes 3T Cegah Corona di Kota Kupang
Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) Salurkan Nakes 3T Cegah Corona di Kota Kupang
"Saya akan langsung membagi saudara sekalian ke 12 puskesmas di Kota Kupang. Dan, besok saudara bisa langsung bekerja," ujar Herman.
Pemkot Mendata Lansia
Pemerintah Kota Kupang menargetkan 3.400 tenaga kesehatan (nakes) menjadi sasaran penerima vaksin Sinovac Covid-19. Namun hanya 2.720 nakes yang memenuhi syarat.
"Sementara 680 orang tidak memenuhi syarat terutama persyaratan kesehatan, yang tidak memungkinkan untuk mendapat vaksinasi Covid-19," sebut Wakil Wali Kota Kupang, dr Hermanus Man, Senin (22/2/2021).
Herman mengatakan, saat ini Pemkot Kota Kupang melakukan pendataan terhadap orang lanjut usia (lansia) untuk vaksinasi tahap kedua.
"Proses pendataan oleh petugas di puskesmas sedang berlangsung. Pendataan itu dilakukan agar semua lansia di Kota Kupang yang memenuhi syarat kesehatan bisa mendapat vaksinasi Covid-19," ujarnya.
Vaksinasi tahap kedua diprioritaskan untuk lanjut usia, anggota TNI/polri, pedagang, wartawan dan petugas pelayanan publik, seperti di bank dan hotel-hotel.
"Pedagang-pedagang di pasar tradisional di Kota Kupang juga akan divaksinasi Covid-19 pada tahap kedua pada Maret 2021 nanti," katanya.
GMIT Edukasi
Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Pdt Dr Mery Kolimon mendorong agar upaya edukasi berkaitan vaksinasi Covid-19 menjadi gerakan bersama pemerintah daerah dengan lintas elemen untuk membuka wawasan memberikan pemahaman masyarakat hingga tingkat terbawah.
"Edukasi soal vaksinasi ini harus benar-benar disiapkan secara baik. Ini mestinya menjadi gerakan bersama karena kalau kita mau jujur, termasuk pemimpin gereja masih butuh edukasi," kata Pendeta Mery dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Kupang, Senin kemarin.
Menurutnya, kegiatan edukasi tentang vaksin dan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di NTT masih kurang sehingga pro-kontra masih muncul di masyarakat.
Pendeta Mery mengatakan, pemerintah daerah, lembaga agama dan lintas pihak lainnya perlu menyiapkan paket komunikasi, informasi, dan edukasi yang baik kepada masyarakat.
"Misalnya vaksin itu apa sih? Hal yang sederhana itu belum semua orang tahu. Kemudian apakah vaksin tidak akan merusak kesehatan, zat-zat apa saja yang ada di sana, dan sebagainya," katanya.
Menurut Pendeta Mery, hal-hal ini mungkin sudah dipahami secara jelas oleh para dokter atau tenaga medis namun belum bagi masyarakat awam apalagi yang berada di desa-desa.