Mahasiswa KKN Unwira Ciptakan Tempat Cuci Tangan Otomatis Berbasis Sensor

Wadah cuci tangan otomatis ini dikerjakan Dior selama satu minggu, hanya dengan bahan-bahan sederhana yang dibeli di toko.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Mahasiswa Unwira Kupang sedang mencuci tangan di tempat cuci tangan otomatis berbasis sensor. 

Mahasiswa KKN Unwira Ciptakan Tempat Cuci Tangan Otomatis Berbasis Sensor

POS-KUPANG.COM--Dior Yosoa Christi K. C, mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Teknik, Universitas
Katolik Widya Mandiri Kupang, yang sedang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)- Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM), periode Semester Ganjil 2020-2021, berhasil menciptakan tempat cuci tangan otomatis berbasis sensor.

Wadah cuci tangan otomatis ini dikerjakan Dior selama satu minggu, hanya dengan bahan-bahan sederhana yang dibeli di toko.

Dior mengaku, dirinya awalnya hanya mau mencoba ntuk mengaplikasikan teori yang dipelajari selama di bangku kuliah, dan menyesuaikan dengan ajakan Rektor Unwira, Pater Dr. Philipus Tule, SVD, serta arahan Panitia KKN dan Dosen Pendamping Lapangan, agar KKN-PPM yang dilakukan, harus adaptif dengan situasi pandemi Covid-19.

Dior bercerita, ia dan para peserta KKN sejak awal sudah diarahkan untuk bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat di tengah pandemic Covid-19. Dan hal itu disampaikan sendiri oleh Pater Rektor juga panitia KKN bahwa, para mahasiswa KKN Unwira periode ini, harus mampu mengaplikasikan kemampuan teoretis mereka sesuai bidang keahlian untuk membantu masyarakat terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

Di mana, tema KKN-PPM Unwira periode ini adalah, "KKN Kreatif Mahasiswa UNWIRA Mendukung Ketahanan Masyarakat di Masa Normal Baru dan quot.

Sebagai mahasiswa semester akhir, Dior yang ikut dalam kegiatan KKN-PPM tersebut lalu berpikir untuk menciptakan tempat cuci tangan berbasis sensor tersebut. Karena KKN PPM adalah salah satu kegiatan wajib bagi mahasiswa dalam rangka pematangan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual, dan emosional.

Menurut Dior, setelah memahami tema KKN dan arahan rektor dan panitia, dirinya lalu mencoba menyelesaikan tugas KKN yang sesuai dengan bidang ilmunya di Fakultas Teknik. Karena tahu bahwa di masa pandemic Covid-19, pemerintah dan masyarakat masih menggunakan tempat cuci tangan manual di tempat-tempat umum dan pusat keramaian, dirinya lalu berinisiatif untuk membuat sebuah prototype tempat cuci tangan yang adapif dengan situasi pandemi, yaitu, tempat cuci tangan yang berbasis sensor sehingga orang tidak perlu memutar keran air saat akan mencuci tangan.

Sebab, keran air juga bisa menjadi medium penularan virus dan bakteri.

“Saat kita membuka dan menutup keran air kan kita juga bisa tertular virus. Jadi, saya membuat wadah cuci tangan berbasis sensor biar orang tidak perlu memegang keran air untuk mebuka dan menutup keran air,” beber Dior.

Peroses pengerjaannya juga, sebut Dior, cukup mudah. Awalnya, ia harus ke toko untuk membeli beberapa bahan yang diperlukan, yaitu, tip 42, resistor 1k, dinamo air, sensor, pipa 1/2 dim, baskom, sambungan T pipa, sambungan setengah pipa, selang 1/4 dim. Setelah bahan-bahan tersebut tersedia, penggerjaan perojec tersebut lalu dilakukan. Tahan pertama, ia memotong-motong pipa yang sudah dibeli menjadi beberapa bagian yaitu: ukuran 6 cm, 13 cm, 16 cm, 18 cm, 32 cm, 34 cm, dan 50 cm.

Selanjutnya pipa potongan tersebut disatukan dan disambungkan ke wadah untuk cuci tangan.
Adapun beberapa sambungan pipa yaitu: T pipa 12 buah, bok pipa 4 buah.

Tahap selanjutnya adalah, melobanggi baskom yang sudah disiapkan untuk menjadi tepat penada dan  pembuangan air. Setelah baskom tersebut dilubangi maka baskom tersebut disambungkan dengan selang kemudian disatukan ke jaringan pipa untuk menjadi tempat cuci tangan.

Tahap berikutnya adalah, merakit dan menyatukan sensor, tip 42, resistor 1k, dan dinamo air. Lalu, dinamo air tersebut disatukan degan selang agar air bisa keluar. Setelah ditambah dengan wadah sabun maka tempat cuci tangan omatis tersebut siap untuk digunakan.

Menurut Dior, arus yang digunakan untuk tempat cuci tangan hanya 5 v. Sangat irit arus listrik. Sehingga, bisa
menggunakan baterai, power bengk, atau alat cas hp.

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Unwita Kupang ini mengaku, waktu yang dibutuhkan untuk merakit dan melakukan uji coba tempat cuci tangan berbasis sensor tersebut hanya satu minggu. Tetapi memang  membutuhkan ketekunan, konsentrasi, serta pengatahuan teknologi yang cukup.

Adapaun biaya yang dikeluarkan hanya RP.600.000 rupiah. Pria kelahiran Manggarai Flores ini ingin agar inovasi yang ia lakukan bisa membantu masyarakat di masa Pandemi Covid-19.

Inovasi yang dilakukan salah satu Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Uwira Kupang ini mendapat apresiasi dari para dosen dan panitia KKN.

Menurut Andi Nani, dosen pada Jurusan Ilmu Komputer mengatakan, Tempat Cuci Tangan Otomatis Berbasis Sensor tersebut masih bisa disempurnakan lagi dan diperkenalkan ke pemerintah juga para pebisnis di Kota Kupang dan NTT umumnya agar bisa digunakan di tempat-tempat bisnis, juga pusat-pusat keramaian dan
pintu masuk pasar. Karena alat tersebut akan sangat membantu mengurangi penyebaran Covid- 19 sekaligus mendukung penerapan ajakan cuci tangan.

Untuk diketahui bahwa, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, periode Semester Ganjil 2020-2021, sudah dibuka secara resmi oleh Pater Dr. Philipus Tule, SVD, pada Kamis, (28/1/ 2021) silam.

Acara Pembukaan dilakukan secara virtual dari Gedung Rektorat, Kampus Unwira Jln. Ahmad Yani, Kupang.

Istri Hamil Saat Suami Merantau, Kades Bikin Perdes & APBDes untuk Perempuan dan Anak

Briptu Hendrikus Joseph Das Neves: Saya Iba Melihat Ibu itu Mengerang Kesakitan di Teras Rumah

Guru yang Pukul Murid Pakai Obeng di Kabupaten Lembata Dipolisikan Orangtua

Pria NDM Asal Kupang Tega Cabuli Bocah 1 Tahun

Kursi Wakil Bupati Ende Lowong, Ini Figur yang Diinginkan Djafar

Saat itu, menurut Pater Dr. Philipus Tule, KKN-PPM adalah bagian penting dari kiprah perguruan tinggi dalam pembangunan dan peradaban bangsa.

Dan bagi Unwira, sebut Rektor, KKN-PPM adalah salah satu kegiatan wajib bagi mahasiswa dalam proses pematangan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual, dan emosional mereka, sehingga diharapkan melalui KKN-PPM, mahasiswa dapat mengaplikasikan kemampuan teoretis mereka sesuai bidang keahlian dalam rangka membantu masyarakat terutama dalam menghadapi berbagai persoalan di tengah pandemi Covid-19.(*/release Mikhael Rajamuda Bataona)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved