Angka Kasus Bunuh Diri Meningkat Saat Pendemi, Wanita Jepang Jauh Lebih Merana Daripada Pria

Hidup di negara berkembang seperti di Indonesia membuat rakyatnya bertanya-tanya seperti apa rasanya hidup di negara maju.

Editor: Alfred Dama
Penn Medicine
ilustrasi wanita kesepian dan depresi 

Rupanya pandemi Covid-19 berpengaruh besar dalam kasus ini.

Cerita ini mungkin akan sedikit mengganggu Anda.

Rupert Wingfield-Hayes, jurnalis BBC News di Tokyo , bertemu langsung dengan seorang wanita muda yang sudah berulang kali mencoba bunuh diri dalam pengalaman-pengalaman yang mengerikan.

Gadis itu baru berusia 19 tahun.

Tanpa emosi dan tanpa gerak, gadis itu menceritakan kisahnya kepada Wingfield-Hayes.

Hal itu dimulai saat ia berusia 15 tahun ketika kakak lelakinya mulai lakukan tindakan kekerasan kepadanya.

Akhirnya ia lari dari rumah, tapi rupanya hal itu tidak mengakhiri rasa sakit dan rasa kesepiannnya.

Satu-satunya cara yang ia lihat hanyalah bunuh diri.

"Sudah setahun aku berulang kali masuk dan keluar dari rumah sakit," ujarnya.

"Aku mencoba berkali-kali untuk membunuh diriku sendiri, tapi aku tidak berhasil, sehingga sekarang aku menyerah mencoba mati."

Yang menghentikannya adalah pertolongan dari Bond Project.

Organisasi nirlaba itu menemukan tempat bagi gadis itu untuk hidup lebih aman, dan nyaman baginya untuk memulai konseling.

Pendiri organisasi itu adalah wanita bernama Jun Tachibana yang berusia di pertengahan 40.

"Saat gadis-gadis menghadapi masalah dan sakit, mereka benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan," ujarnya.

"Untuk itu kami di sini, siap mendengarkan mereka, mengatakan, kami ada untuk mereka.:

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved