Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Sabtu 20 Februari 2021: MOMEN BERBALIK

"Aku datang", kata Yesus, "bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat" (Luk 5:32).

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Sabtu 20 Februari 2021: MOMEN BERBALIK (Lukas 5:27-32)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - "Aku datang", kata Yesus, "bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat" (Luk 5:32).

Yesus berkata begitu karena orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut lantaran Ia makan minum bersama pemungut cukai dan orang berdosa.

Salahkah tindakan Yesus itu sehingga harus dipersoalkan?

Kitab Suci selalu menampilkan belas kasihan Allah kepada orang berdosa. Kita kutip beberapa. Kitab Sirakh (18:11), "Tuhan panjang hati terhadap manusia,  dan belas kasihan-Nya dicurahkan-Nya ke atas mereka'.

Yehezkiel (33:11), "Allah tidak berkenan kepada kematian orang fasik, sebab Ia berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya, supaya ia hidup".

Dengan begitu, Yesus yang adalah Putera Allah, yang diutus oleh Bapa memang pasti selalu tergerak hati dan menunjukkan perhatian-Nya terhadap mereka yang berdosa.

Maka pertanyaan paling relevan untuk permenungan kita adalah mengapa Tuhan selalu berbelas kasih dan menghampiri mereka yang berdosa? Bukankah mereka itu telah menyakiti hati-Nya dengan perbuatan dosa yang mereka lakukan?

Dalam praktek hidup, umumnya orang berusaha menghindar dari sesamanya yang berbuat salah. Apalagi kalau perbuatan salah itu punya dampak besar. Orang takut keciprat dampak keburukan dan kesalahannya.

Maka, kenapa Yesus justru mendekati orang berdosa? Apa Yesus tak takut menjadi trending topic berita gosip dan dibantai "lawan politik"?

Kita coba meraba-raba alasan Yesus, Sang Guru. Barangkali mata tajam-Nya melihat sesuatu yang amat berharga pada diri orang berdosa. Apa pun kondisi diri orang itu kelam oleh kesalahan, rupanya Tuhan selalu fokus melihat titik kebaikan dalam dirinya.

Berkaca pada kisah Perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang, Tuhan sudah senang bila orang ambil keputusan untuk kembali lagi kepada-Nya. Dia pun melihat potensi dan kemungkinan besar di masa depan bahwa orang bisa menjadi baik lagi.

Selain itu, orang yang "berdosa" kadang lebih siap mendengarkan panggilan Allah. Keterpurukannya, membuat ia merunduk. Dalam keterpurukannya, ia menyerukan Tuhan, datang kepada Tuhan, menggantungkan asa-harapan hanya pada Tuhan. Ia terbuka atas karunia Tuhan.

"Mutiara indah" pada orang berdosa ini mungkin tak dilihat oleh orang yang memandang dirinya baik. Mungkin juga tak dimiliki di hati orang yang menganggap dirinya suci. Yang "benar" sering kali demikian sombong dan lebih mengandalkan dirinya. Mereka enggan menanggapi seruan Tuhan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved