Saat Diusir dari Istana, Soekarno Hanya Bawa Bungkusan Koran, Tak Disangka Isinya Benda Ini, Jimat?
Dualisme kepemimpinan itu mulai berawal tatkala Soeharto mengambil alih pemerintahan, padahal saat itu Soekarno masih sebagai presiden.
Soekarno kembali menyampaikan beberapa alasan terjadinya peristiwa G30S atau yang disebutnya dengan Gestok (Gerakan 1 Oktober).
Sebulan kemudian, pada 7 Februari 1967, Soekarno kembali mengirim surat, kali ini untuk Soeharto.
Dalam surat itu, Soekarno menyatakan akan menyerahkan pemerintahan kepada Soeharto.
Penyerahan kekuasaan itu terjadi pada 22 Februari 1967. Soekarno menyampaikan kepada menteri-menteri di Istana Merdeka.
Malam harinya, Menteri Penerangan BM Diah membacakan pengumuman Soekarno.
Tak lama kemudian, MPRS mencabut kekuasaan Presiden Soekarno dan menetapkan Soeharto sebagai pejabat presiden.
Ketetapan itu tertuang dalam TAP MPRS Nomor XXXIII/1967.
Pergantian kekuasaan antara Soekarno dan Soeharto menjadi peristiwa bersejarah yang selalu dikenang.
Pada saat Soekarno akhirnya berakhir pemerintahan dan lengser, ada peristiwa tak terlupakan.
Melansir TribunJatim dan dari buku berjudul "Selangkah Lebih Dekat dengan Soekarno" tulisan Adji Nugroho yang diterbitkan tahun 2017, beredar kabar kalau Soekarno dipaksa Soeharto untuk meninggalkan Istana negara.
Saat meninggalkan Istana Negara, Soekarno meninggalkan sejumlah barang berharga.
Di antaranya berbagai kemeja favorit, hingga arloji Rolex, dan berbagai barang berharga lainnya.
Meski demikian, ada satu barang berharga yang justru dibawa oleh Soekarno.
"Ketika meninggalkan Istana Kepresidenan, Bung Karno hanya membawa benda yang merupakan salah satu simbol dari 1001 kisah pengorbanannya untuk menyelamatkan bangsa Indonesia," tulis Ajdi Nugroho.
Benda yang dibawa, dan digenggam erat oleh Soekarno itu adalah bendera pusaka, Sang Saka Merah Putih.