News

Hari Ini 17 Februari, Umat Katolik Rayakan Rabu Abu! Apa Itu Rabu Abu Bagi Katolik, Penjelasannya!

Hari ini Rabu 17 Februari 2021 merupakan momentum tersebut dan saat Rabu Abu ditandai dengan dilangsungkannya Misa Rabu Abu.

Editor: Benny Dasman
Youtube/multimedia KTDW
Ilustrasi tata cara penerimaan abu pada perayaan Rabu Abu, 17 Februari 2021. 

POS KUPANG, COM - Rabu Abu adalah momen yang menandakan dimulainya masa ibadah puasa 40 hari bagi umat Katolik.

Hari ini Rabu 17 Februari 2021 merupakan momentum tersebut dan saat Rabu Abu ditandai dengan dilangsungkannya Misa Rabu Abu.

Ditengah pandemi ini tentu pelaksanaannya ibadah tidak seperti biasanya. 

Rabu Abu
Rabu Abu (ilustrasi)

Pasalnya dilarang terjadinya kerumunan serta perkumpulan massa. 

Sehinnga solusinya adalah melakukan ibadah atau mengukuti Misa online. 

Rabu Abu adalah hari raya Kristen Katolik untuk beribadah dan berpuasa, meskipun bukan merupakan suatu hari raya wajib.

Rabu Abu sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus.

Dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestan), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi.

Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung.

Nama Rabu Abu berasal dari pengolesan abu pertobatan di dahi para jemaat disertai dengan ucapan "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu".

Di masa pandemi Covid-19, abu pertobatan tidak dioleskan di dahi melainkan ditabur di kepala.

Abu tersebut dipersiapkan dengan membakar daun palem dari perayaan Minggu Paskah tahun sebelumnya.

Pada hari itu umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini.

Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu Ester 4:1, 3).

Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu":

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved