Gedung Rp. 15 M Pasar Mbongawani Ende Lengang, Disprindag Ancam Putus Kontrak, Pedagang Mengeluh
Para pedagang mengaku aktivitas jual beli di gedung baru tersebut sepi. "Kalau di lantai dua yah memang tidak ada sama sekali aktivitas
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Gedung Rp. 15 M Pasar Mbongawani Ende Lengang, Disprindag Ancam Putus Kontrak, Pedagang Mengeluh
POS-KUPANG.COM | ENDE - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disprindag) Kabupaten Ende mengancam akan memutus kontrak apabila pedagang tidak menempati kios di gedung baru Pasar Mbongawani, Kota Ende, Rabu (17/2/2021).
Kios di lantai dua gedung baru tersebut berjumlah 30 unit dan hingga saat ini belum ada satu pun pedagang yang menempati kios tersebut, sejak rampung dibangun 2020 lalu dengan dana APBN kurang lebih Rp. 15 Miliar.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Rabu (17/2/2021) lantai dua bangunan gedung baru, lengang. Tak ada satu pun orang di sana, selain kios-kios yang dalam keadaan tertutup, di lantai dua juga ada toilet dan mushola. Aroma tak sedap menyeruak dari sekitar toilet.
Hilman, Kepala Bidang (Kabid) Pengelola Sarana Perdagangan, Disprindag Ende kepada POS-KUPANG.COM, di Pasar Mbongawani, membenarkan bahwa hingga saat ini para pedagang belum menempati kios-kios di lantai dua tersebut.
Menurutnya, jika para pedagang tidak segera menempati kios-kios tersebut, maka kontrak pedagang dengan Disprindag akan diputus. "Kios-kios itu posisi sudah ke pemilik masing-masing. (pedagang)," ungkap Hilman.
"Kalau tidak difungsikan kita putus kontrak. Kita sudah keluarkan surat teguran dua kali. Dan yang terakhir ini bisa kita putus kontraknya," tambahnya.
Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli
Para pedagang mengaku aktivitas jual beli di gedung baru tersebut sepi. "Kalau di lantai dua yah memang tidak ada sama sekali aktivitas jual beli. Kalau di bawah ini lihat sendiri, ada lapak-lapak kosong," keluh Ivan, salah seorang pedagang.
Pantauan POS-KUPANG.COM, beberapa lapak di lantai dasar memang tidak ditempati pedagang. Para pedagang atau pembeli kadang menggunakan lapak yang kosong tersebut untuk duduk bersantai.
Ivan mengatakan, dari tata bangunan saja, pembeli sudah enggan datang. Dia katakan, jalan ke lantai dua yang menyerupai jembatan menghalangi aktivitas jual beli.
Harusnya tidak boleh di tengah ini jalan ke lantai dua. Di tengah ini diisi oleh para pedagang ikan, daging karena itu paling banyak dicari nah itu yang bisa picu pembeli di sini," ungkapnya.
Ivan juga menyinggung soal area parkir. Dia mengeluh karena lokasi parkir mengitari bangunan baru tersebut.
"Kalau semua sudut ini orang tarik parkir pembeli pasti enggan datang. Coba pikir, dia datang beli kangkung lima ribu tapi harus bayar parkir dua ribu. Lalu dia ke belakang, mau beli yang lain lagi, bayar parkir lagi. Jadi sebaiknya area parkir cukup satu saja," imbaunya.
Norman mengaku para pedagang malah cenderung menjual di emperan bangunan baru tersebut, alasannya, mudah dijangkau oleh pembeli.