GMKI Cabang Kupang Gelar Webinar 'Polemik Pasca Pilkada di NTT'
emilukada ini perlu kajian lebih dalam, bahwa untuk Undang - Undang Dasar (UUD) tidak menutub satu model saja.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
GMKI Cabang Kupang Gelar Webinar “Polemik Pasca Pilkada di NTT"
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang menyelenggarakan Webinar dengan Tema "Polemik Pasca Pilkada di NTT".
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu (13/02/2021) dalam rangka menanggapi permasalahan yang terjadi sesudah pilkada di NTT.
Hadir pada kegiatan tersebut, pembicara dari anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi NTT, Drs. Yosafat Koli, M.Si., akademisi Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana (Undana), Dedy R.C.H. Manafe, SH., M. Hum, dan Praktisi Hukum sekaligus Hakim PTUN Jayapura, Simson Seran, S.H., M. H.
Kegiatan ini sebagai bentuk pemahaman bersama untuk publik dalam menanggapi setiap polemik yang terjadi pasca Pilkada di NTT, sehingga publik tidak terprovokasi dan melakukan tindakan yang tidak perlu.
Ketua GMKI Cabang Kupang, Eduard Nautu yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini mengatakan, diskusi terkait polemik pasca pilkada di NTT ini menarik.
"Jangan ada pihak-pihak yang menggunakan masalah ini untuk memecah belah persatuan sesama anak bangsa khususnya di Kabupaten Sabu Raijua," katanya.
Eduard menekankan bahwa sebagai masyarakat yang hidup di negara hukum, wajib menunggu keputusan hukum yang diambil oleh pihak yang berwenang,
dia berharap, apapun keputusan dari pihak yang berwenang, sebagai warga negara kita harus menghormati dan menaati keputusan hukum yang ada.
Akademisi Fakultas Hukum Undana, Dedy R.C.H. Manafe, SH., M. Hum dalam closing statemennya mengatakaan, soal pemilukada ini perlu kajian lebih dalam, bahwa untuk Undang - Undang Dasar (UUD) tidak menutub satu model saja.
“Mestinya Undang - Undang Dasar multi - track sehingga sesuai dengan kondisi yang real di daerah masing-masing, itu hal pertama supaya menghindari konflik dan segala macam yang mulai muncul dalam proses dan juga pasca pilkada," ungkap Dedi.
Salah satu peserta webinar, Yolan Ibrahim Mulik mengatakan, kegiatan ini sangat bagus dan menarik karena baru pertama kali terjadi di NTT dan menghebohkan.
“Ini merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat positif dan menambah wawasan juga bagi anak-anak muda terutama, karena ini menjadi pembelajaran penting untuk kedepannya” ujar pria yang akrab disapa Ollan ini.
Dia berharap, sistem demokrasi kedepannya harus lebih baik lagi.
• Jalan Pantai Utara di Belu Tertutup Longsor, Ibu Hamil di Kabupaten Belu Dievakuasi Secara Estafet
• Pesan Damai Ormas LTI Kupang Jaga Kerukunan di Tengah Pandemi
• Sering Alami Rasa Nyeri Saat Haid Moms ? Olahraga Ringan dan Hindari Makanan dan Minuman Ini
"Sistem pemilu itu harus lebih baik lagi agar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)