Serap Aspirasi Terkait Polemik di SMAN 2 Rahong Utara, Ini Harapan Rumat
Ini harapan Yohanes Rumat saat menyerap aspirasi terkait polemik di SMAN 2 Rahong Utara
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
Ini harapan Yohanes Rumat saat menyerap aspirasi terkait polemik di SMAN 2 Rahong Utara
POS-KUPANG.COM | RUTENG - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), Yohanes Rumat, SE, melakukan kunjungan kerja (Kunker) di SMAN 2 Rahong Utara, di Kampung Beokina, Desa Golo Langkok, kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Sabtu (13/2/2021) kemarin.
Dalam Kunjungan Dinas itu, Sekertaris Komisi V DPRD NTT ini mendengarkan atau menyerap aspirasi dari para pihak antara Kepala Sekolah, Komite Sekolah, 9 orang guru/pegawai komite dan mewakili masyarakat/orang tua murid di SMA Negeri 2 Rahong Utara.
• Jelang Kunjungan Presiden di Sikka, Satgas Covid-19 Rapid Wartawan, Humas dan Ajudan Pejabat
Kegiatan itu dihadiri oleh Perwakilan Dinas Pendidikan Propinsi NTT, Korwas Dikmen, Fransiskus B. Hormat, Anggota DPRD Manggarai Kosmas Banggut, Kepala Sekolah SMAN 2 Rahong Utara, Tion Aloysius, Ketua Komite sekolah, Alfas, mewakili masyarakat, Paulus Angkur beserta 9 orang guru/pegawai komite yang diberhentikan.
Dalam berdialog dengan para pihak itu, Yohanes Rumat mengatakan, terkait laporan polemik yang terjadi di SMAN 2 Rahong Utara sudah masuk di Lembaga DPRD NTT selain diberitakan di media. Karena itu sebagai anggota Komisi V DPRD NTT yang membidangi pendidikan, ia turun untuk memantau dan menampung segala aspirasi dari para pihak baik para korban 9 guru komite, maupun kepala sekolah, ketua komite sekolah dan masyarakat yang juga selaku orang tua murid untuk selanjutnya di bahas di sidang dewan.
• Dukung Kepala Sekolah Paulus Angkur Minta 9 Guru Komite Tidak Bekerja di SMAN 2 Rahong Utara
Yohanes juga menegaskan, DPRD hanya sebatas mendengar dan menampung aspirasi untuk kemudian akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi NTT melalui sidang DPRD. DPRD bukan untuk mengambil keputusan untuk menentukan siapa salah siapa menang.
"Jadi kita hanya mendengar dan menampung aspirasi para pihak dengan adil, selanjutnya akan dibahas dalam sidang dewan, nanti keputusan siapa yang benar siapa yang salah ada pada Bapak Gubernur/Dinas Pendidikan NTT. Nanti kita awasi keputusan itu harapan kita keputusannya terbaik jangan mengorbankan pihak lainya, kalau keputusan tidak ada azaz keadilan maka kita akan 'gonggong',"jelas Yohanes Rumat.
Yohanes juga berharap agar persoalan yang terjadi di Lembaga SMAN 2 Rahong Utara dapat berakhir dengan baik, tidak mengorbankan pihak manapun. Karena tujuannya adalah untuk membangun kualitas pendidikan di NTT.
Korwas Dikmen Dinas Pendidikan Propinsi NTT, Fransiskus B. Hormat, mengaku terkait persoalan itu awalnya ia tidak mengetahuinya. Ia baru tahu saat menerima surat pengaduan yang diberikan oleh Dinas P dan K.
"Saya cukup merasa heran, persoalan ini mencuat Korwas tidak tahu. Bapa/ibu surat-surat pengaduan itu saya dapat dari dinas P dan K, disitu ada tertulis tembusan Korwas. Andai dari awal ini cerita tentang rumah tangga ini saya tau, tidak mencuat sampai seluruh kampung tidak seperti ini, sebab kehadiran Korwas itu mau menyejukkan suasana, kita kan cari Win win solution untuk membahagian semua orang,"ungkap Fransiskus.
Sementara itu mewakili 9 orang guru/pegawai komite, Titus Mbeluk, dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya meminta agar adanya transparasi dalam pengelolaan dana Bos dan komite. Selain itu hak atau gaji mereka dibayar karena setelah dinonaktifkan mereka tidak bisa membayar BPJS, pendapatan ekonomi tidak terpenuhi akibat virus Corona, tidak memperoleh Tamsil dari Dinas Pendidikan.
Meminta agar segera diaktifkan kembali data nama mereka pada Dapodik sekolah karena ini sangat berpangaruh besar pada data beis mereka di Kementerian Pendidikan.
Titus juga menegaskan, mereka juga tidak pernah melaporkan terkait persoalan itu ke Tipikor.
Guru Komite lainya yang juga diberhentikan, Meltiana Rindik, juga menambahkan, upah yang diberikan kepada mereka guru komite tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan di sekolah itu. Sebab upah yang diberikan sangat kecil dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka apalagi sebagian guru komite yang diberhentikan sudah berkeluarga.
Meltinana juga mengharapkan agar kehadiran Yohanes Rumat bisa menyerap semua aspirasi mereka sehingga semua persoalan yang ada bisa segera diselesaikan.