Timor Leste

Mengerikan, Begini Kisah Pertempuran 'Battle of Timor' di Timor Leste, Jadi Tempat Perang Dunia II?

Mengerikan, Begini Kisah Pertempuran 'Battle of Timor' di Timor Leste, Jadi Medan Perang Dunia II?

Editor: Gordy Donofan
istimewa
Mengerikan, Begini Kisah Pertempuran 'Battle of Timor' di Timor Leste, Jadi Tempat Perang Dunia II? 

Mengerikan, Begini Kisah Pertempuran 'Battle of Timor' di Timor Leste, Jadi Medan Perang Dunia II?

POS-KUPANG.COM - Jadi Medan Perang Dunia II, Begini Kisah Pertempuran 'Battle of Timor' di Timor Leste, Mengerikan

Menjadi medan Perang Dunia II merupakan salah satu bagian dari sejarah Timor Leste.

Pada 20 Februari 1942, pasukan Jepang menyerbu Timor Portugis dan Timor Belanda (Pulau Timor).

BELUM Sampai 24 Jam Usia Pernikahan SERANJANG, Besok Suami Istri Sudah CERAI GEGARA?

SELAMAT HARI KASIH SAYANG, Inilah Sejarah Perayaan Hari Valentine yang Dirayakan Tiap 14 Februari

Selamat Hari Valentine, 9 Zodiak Ini yang Beruntung 14 Februari 2021, Aquarius Hidupnya Berubah?

Seperti diketahui, setelah menjadi rebutan antara Portugis dan Belanda, pulau ini terbagi menjadi dua wilayah kekuasaan.

Aksi pasukan Jepang itu ditanggapi oleh perlawanan pasukan kecil personel militer sekutu yang dikenal sebagai Sparrow Force.

Pasukan sekutu tersebut terutama dari Australia, Inggris Raya, dan Hindia Belanda.

Pertempuran antara pasukan Jepang dan pasukan sekutu di Pulau Timor selama Perang Dunia II itu dikenal sebagai 'Battle of Timor'.

Kampanye perlawanan pasukan sekutu berlangsung hingga kurang lebih satu tahun kemudian, 10 Februari 1943.

Melansir traceofwar.com, pada malam tanggal 19 sampai 20 Februari 1942, dua tentara invasi Jepang mendarat di Kupang, ibu kota Timor Belanda dan dekat Dili, ibu kota Timor Portugis.

Setelah kedatangan pasukan Jepang, pasukan sekutu di Timor segera dikalahkan oleh kekuatan superior Jepang dan mayoritas menyerah. Namun, perlawanan mereka tak berhenti di situ.

Beberapa ratus tentara Australia dan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) berhasil melarikan diri dan memulai perang gerilya melawan pasukan pendudukan Jepang.

Pada tanggal 20 April 1942, pasukan sekutu dapat berkomunikasi melalui radio yang diimprovisasi ke markas tentara (HQ) mereka sendiri, mengatakan bahwa mereka masih belum dikalahkan.

Sejak saat itu, para gerilyawan disuplai melalui udara dengan pesawat-pesawat Royal Australian Air Force (RAAF).

Mulai Mei dan seterusnya pesta bantuan dan perbekalan disediakan oleh angkatan laut Australia.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved