Begini Harapan Yohanes Rumat Terkait Aspirasi Pihak Terkait Polemik di SMAN 2 Rahong Utara

Komite Sekolah, 9 orang guru/pegawai komite dan mewakili masyarakat/orang tua murid di SMA Negeri 2 Rahong Utara.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Anggota DPRD NTT Yohanes Rumat (tengah) sedang mendengarkan aspirasi para pihak. 

Sementara Kepala SMAN 2 Rahong Utara, Tion Aloysius, dalam kesempatan itu mengatakan semua harapan dan permintaan dari para guru komite terkait pengaktifan kembali, akan ia diperhatikan kembali, namun menunggu semua persoalan itu diselesaikan, sebab saat ini ia sedang diperiksa oleh Tipikor dan Inspektorat.

"Terkait pengaktifan kembali, saya selaku pimpinan di sekolah ini, saya punya kebijakan, apabila semua persoalan di sekolah ini tuntas, Tipikor sudah selesai, Inspektorat sudah selesai, saya punya kebijakan saya punya hati nurani saya tidak bisa mengambil kebijakan dalam situasi ini. Saya masih diperiksa Inspektorat, saya masih diperiksa oleh Tipikor, jika semua persoalan sudah tuntas, saya orang tua di sekolah ini, saya punya hati nurani"tegas Tion.

Sedangkan terkait, permintaan hak yang harus terpenuhi, kata Tion, upah itu berdasarkan hasil pemasukan sekolah. Sementara penghasilan masuk sekolah saat ini berkurang yang bersumber dari orang tua murid karena saat ini dilanda pandemi Covid-19. Meskipun demikian, saat rapat komite juga ia selalu memperjuangkan agar memperhatikan kesejahteraan guru komite, sebab semua guru komite sejauh ini mengabdi dengan baik.

Sementara itu, masyarakat yang juga mewakili forum masyarakat setempat, Paulus Angkur, mengatakan ia sangat mendukung tindakan dari Kepala Sekolah dan ketua komite untuk tidak boleh lagi 9 orang guru itu bekerja di sekolah itu.

Bupati Paulus SK Limu, Persiapan Sudah Capai 90 Persen Sambut Kunker Presiden RI Ke Sumba Tengah

Anggota Kodim Ngada Pasang Pompa Hidram di Dusun Boamuzi Desa Borani Kecamatan Bajawa

"Saya tidak senang bahwa sekolah ini tidak nyaman, Saya perihatin sekali sekolah ini, saya tidak senang bahwa 9 guru yang bermasalah disini. Jadi tidak boleh lagi yang 9 orang guru ada disini karena sangat menggangu ketenangan kami orang Beokina disini,"ungkap Paulus.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved