Berita Kabupaten Ngada Terkini

Bupati Ngada Terpilih Rubah Bukit Wajamala Jadi Perkebunan Jahe, Simak YUK Kegiatannya INFO

Bupati Ngada Terpilih Rubah Bukit Wajamala Jadi Perkebunan Jahe, Bupati Ngada Terpilih Rubah Bukit Wajamala Jadi Perkebunan Jahe, Simak Programnya

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI/H
Hamparan tanaman jahe milik Bupati Ngada Terpilih Andreas Paru yang ada di Bukit Wajamala, Desa Radabata. Gambar diambil belum lama ini.  

Bupati Ngada Terpilih Rubah Bukit Wajamala Jadi Perkebunan Jahe

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | BAJAWA-Bupati Ngada terpilih, Andreas Paru ternyata suka bertani. Kesukaannya akan dunia pertanian membuat mantan perwira polisi itu merubah bukit Wajamala, di Desa Radabata, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada menjadi perkebunan Jahe.

Tak tanggung-tanggung, politisi Golkar itu menggarap lahan untuk ditanami jahe seluas kurang lebih 8 hektar. Kini jahe yang ditanam sudah tumbuh subur.

Kepada Pos Kupang, Andreas mengisahkan sejak beberapa bulan yang lalu ketika virus corona belum redah, terbesit dalam pikirannya membuka lahan untuk ditanami tanaman jahe.

Alasannya kenapa dirinya membuka lahan dan ditanami jahe, karena dirinya mendapat informasi bahwa jahe merupakan salah satu tanaman yang bisa menjaga imun tubuh manusia.

"Sehingga sejak beberapa bulan yang lalu saya berkomitmen untuk bagaimana mengembangkan jahe ini," kata Andreas Paru kepada Pos Kupang saat ditemui di Kemah Tabor belum lama ini.

Selain itu, kata Andreas, pengembangan tanaman jahe tersebut selaras dengan program Tante Nela Paris yakni Tani, Ternak, Nelayan, dan Pariwisata yang telah diusung oleh dirinya bersama wakil Bupati Ngada Terpilih Raymundus Bena.

Salah satu wujud kongkret dari program AP-RB adalah menyiapkan bibit jahe yang diperuntukan bagi masyarakat. Sebab dirinya melihat Kabupaten Ngada sangat cocok untuk mengembangkan tanaman jahe sebagai salah satu produk unggulan.

Belum lagi, kata Andreas, harga jahe yang meroket, juga menjadi pemicu dirinya untuk menanam jahe. Menurutnya, jika tanaman jahe dikelolah dengan baik dan profesional, maka secara otomatis juga akan meningkatkan perekonomian keluarga.

"Dan juga saat jahe sedang dibutuhkan, sehingga tidak salah jika kita membudidayakan tanaman jahe secara profesional. Saya dua kali ini menanam jahe, tahun 2017 lalu saya tanam jahe dan tanaman holtikultura lainnya, tapi pada tahun 2021, saya tanam jahe semuanya karena jahe sangat dibutuhkan saat ini," ujarnya.

Andreas mengatakan, disamping bisa mendatangkan nilai ekonomis, dirinya juga memberikan proses pembelajaran kepada masyarakat supaya dapat menanam jahe mulai dari proses pengolahan lahan, pemilihan bibit, penanaman, sampai dengan proses pemeliharaan.

"Makanya kemarin saya libatkan masyarakat dari beberapa desa, dan mereka datang lihat sendiri, sehingga program Tante Nela Paris kedepan, kita sudah siapkan bibit dan mereka sudah tau bagaimana cara menanam yang baik dan benar," ungkapnya.

Andreas mengaku, selama ini, masyarakat sudah menanam jahe, namun pola penanaman jahe masih sangat tradisional, dimana petani menanam dibawah pohon kopi dan  dibawah hutan sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal.

"Sehingga kalau satu hektar bisa sampai 15 ton, ini mereka hanya dapat 3 ton saja, karena memang tidak dikembangkan secara baik dan profesional," ujarnya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved