CHINA Ancam Tenggelamkan Kapal yang Masuk Laut China Selatan, Filipina Bahas Perjanjian dengan AS
Pemerintah China telah mengesahkan UU yang memperbolehkan kapal penjaga pantainya atau coastguard untuk menenggelamkan kapal asing yang beroperasi di
CHINA Ancam Tenggelamkan Kapal yang Masuk Laut China Selatan, Filipina Bahas Perjanjian dengan AS
POS KUPANG.COM -- Pemerintah China telah mengesahkan UU yang memperbolehkan kapal penjaga pantainya atau coastguard untuk menenggelamkan kapal asing yang beroperasi di Laut China Selatan
Keputusan itu langsung di protes oleh negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina
Bahkan presiden Filipina Rodrigo Duterte langsung berencana membahas mengenai Laut China Selatan dengan Amerika Serikat
• Anggota Pol PP yang Tahan Mobil Ayu Ting Ting Diberi Hukuman , Ini Kesalaha Sepele yang Dibuatnya
• Negara Kecil Tetangga Indonesia ini Jadi Ancaman Mengerikan buat China Bila Bikin Onar di LCS
• Gading Marten Beri Dukungan Pada Istri yang Selingku, Gisel: Saya Bersyukur, Mas Gading Luar Biasa
• Stefan William Bikin Celine Evangelista Menangis Lihat Video Kejutan Suami untuk Natasha Wilona
• SERAM , Putri Ahmad Dhani Bisa Lihat Kuntilanak , Safeea Ahmad Mendadak Sampai Ketakutan
Pemerintah Filipina dan Amerika Serikat akan bertemu bulan ini untuk menyelesaikan perbedaan atas Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA), di tengah kekhawatiran baru di Laut China Selatan atas agenda maritim China yang tegas.
Filipina pada November tahun lalu menangguhkan keputusannya menghentikan VFA yang telah berlangsung selama dua dekade untuk kedua kalinya, agar bisa bekerjasama dengan AS dalam pakta pertahanan bersama jangka panjang.
"Penangguhan itu agar kami terus bekerja, dan saya mempersempit masalah dan segera kami akan bertemu, menyelesaikan perbedaan apa pun yang kami miliki," kata Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin kepada ANC, Senin (8/2), seperti dikutip Reuters.
Dia menambahkan, pertemuan kemungkinan besar berlangsung di minggu terakhir Februari. Tapi, ia menolak untuk memerinci persyaratan kesepakatan potensial dengan AS.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi tahu AS pada Februari tahun lalu bahwa dia membatalkan kesepakatan. Ia memperpanjang proses penghentian VFA pada November 2020.
VFA memberikan kerangka hukum bagu pasukan AS bisa beroperasi secara bergilir di Filipina. Para ahli mengatakan, tanpa itu, perjanjian pertahanan bilateral yang lain, termasuk Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT), tidak dapat terlaksana.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekankan pentingnya MDT dan penerapannya yang jelas jika Filipina mendapat serangan di Laut China Selatan.
Komentar Blinken muncul saat Manila telah mengajukan protes diplomatik atas pengesahan Undang-Undang China yang mengizinkan penjaga pantainya untuk menembaki kapal asing, menggambarkannya sebagai "ancaman perang".
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur perdagangan utama. Filipina , Brunei , Vietnam , Malaysia , dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih.
Locsin menyatakan, dia akan terus mendesak agar kode etik di Laut China Selatan "tidak akan pernah mengecualikan" Amerika Serikat untuk memastikan keseimbangan kekuatan antara Washington dan Beijing di kawasan itu.*
Sebagian artikel ini sudah tayang di Kontan.Co.ID dengan judul; Filipina dan AS bahas perjanjian militer, saat China kian tegas di Laut China Selatan https://newssetup.kontan.co.id/news/filipina-dan-as-bahas-perjanjian-militer-saat-china-kian-tegas-di-laut-china-selatan