Laut China Selatan
Dianggap Sebagai Pengganggu di Laut China Selatan, Akhirnya AS Masukan CNOOC ke Daftar Hitam
Selang beberapa hari Presiden Donald Trump mengakhiri masa jabatannya, pengebor lepas pantai terbesar China menjadi sasaran pemerintahan AS, karena ak
POS-KUPANG.COM, NEW YORK--Selang beberapa hari Presiden Donald Trump mengakhiri masa jabatannya, pengebor lepas pantai terbesar China menjadi sasaran pemerintahan AS, karena aktivitasnya di Laut China Selatan.
Akibatnya, China National Offshore Oil Corp (CNOOC) dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh AS karena dianggap sebagai pengganggu.
Bloomberg melaporkan, China National Offshore Oil Corp (CNOOC) telah bertahun-tahun mengebor di perairan yang jauh dari perbatasannya, dan dalam wilayah 200 mil dari perbatasan sejumlah negara termasuk Vietnam dan Filipina.
• Rela Adu Kekuatan dengan AS, Ternyata Begini Surga Laut China Selatan yang Bikin China Jatuh Cinta
• Laut China Selatan Memanas, Militer China Bombardir Rudal ke Tiruan Kapal Induk AS: Uji Joe Biden
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis, aktivitas raksasa minyak itu bertindak seperti "pengganggu" bagi militer China untuk mengintimidasi tetangganya. AS kemudian mengumumkan langkah untuk memasukkan nama CNOOC ke dalam daftar hitam, yang membatasi akses ke teknologi AS tanpa izin khusus.
"Tindakan pemerintahan Trump ini, sekali lagi, menunjukkan kepada publik, kepada komunitas internasional apa itu unilateralisme, standar ganda dan intimidasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam sebuah pengarahan di Beijing pada hari Jumat seperti yang dikutip Bloomberg.
Lijian menambahkan, "Pihak China akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan hak dan kepentingan yang sah dan sesuai hukum dari perusahaan China, dan kami akan mendukung perusahaan kami, untuk melindungi, menegakkan hak dan kepentingan mereka sesuai dengan hukum."
Dalam pernyataan yang dikirimkan lewat email, CNOOC mengetahui keputusan AS dan akan terus memantau kemajuannya.
• Amerika Dukung Negara Asia Tenggara Hadapi Beijing Jepang Tolak Upaya Ubah Status Laut China Selatan
• Senator Amerika Ini Sebut China Sudah Siap untuk Perang Dunia III di Laut China Selatan, Siapa?
Saat CNOOC terlibat dalam sengketa teritorial untuk pengeboran di dekat Vietnam dan Filipina, sebagian besar produksi aktualnya di Laut China Selatan lebih dekat ke wilayah. Wilayah tersebut adalah "wilayah operasi inti", menurut laporan tahunan terbaru perusahaan.
Menurut CNOOC, Laut China Selatan bagian timur menyumbang sekitar 242.000 barel setara minyak per hari untuk perusahaan pada 2019, sekitar 17% dari total produksi, dengan kedalaman mulai dari 100 hingga 1.500 meter.
Perusahaan tersebut mengembangkan Yangjiang Sag, patahan bawah laut di barat daya Hong Kong, dan membuat tujuh penemuan baru di seluruh wilayah pada tahun 2019.(*)