DBD di Ngada Makan Korban, Awal Tahun 2021 Ada 19 Kasus, Satu di Antaranya Meninggal Dunia

DBD di Ngada makan korban, awal tahun 2021 ada 19 kasus, satu di antaranya Meninggal Dunia

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Agustinus Naru. 

DBD di Ngada makan korban, awal tahun 2021 ada 19 kasus, satu di antaranya Meninggal Dunia

POS-KUPANG.COM | BAJAWA-Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada mencatat sedikitnya terdapat 19 kasus demam berdarah dengue ( DBD) yang terjadi di daerah tersebut diawal tahun 2021 ini.

Dari jumlah kasus DBD tersebut, satu kasus diantaranya dinyatakan meninggal dunia dan sisa nya dinyatakan sembuh.

"Hingga saat ini, ada 19 kasus DBD. Dari 19 kasus itu, ada satu kasus yang pasiennya meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Ngada Agustinus Naru kepada Pos belum lama ini.

182 Pasien di Sumba Timur Sembuh dari Covid- 19

Agustinus menjelaskan, faktor utama yang menjadi penyeban sehingga terjadinya kasus DBD di Kabupaten Ngada karena perilaku masyarakat yang masih rendah kesadarannya akan kebersihan lingkungan.

Menurutnya apabila semua masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan mulai dari dalam hingga luar rumah maka tidak mungkin akan terkena DBD.

"Karena wadah yang bisa berkembang biak terutama di musim hujan ini, dengan curah hujan yang sangat tinggi, maka akan berpotensi besar nyamuk berkembang biak, karena telurnya bisa menetas kalau ada air. Kalau air tidak ada maka tidak akan bisa menetas," ujarnya.

Tim Gabungan TNI dan Polri Operasi Penegakan Pendisiplinan Prokes Covid-19 di Pasar Boawae

Atas tingginya kasus tersebut, Agustinus mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar terus melakukan 3 M diantaranya menutup wadah penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mengubur semua kaleng bekas.

"Karena nyamuk demam berdarah ini, nyamuknya elit, nyamuk ini dia berkembang biak, bertelur di wadah air yang benar-benar bersih, jadi harus betul-betul diperhatikan," ungkapnya.

Agustinus mengatakan, meski kasus DBD di Kabupaten Ngada cukup tinggi, namun pihaknya tidak mengalami kendala teknis dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit demam berdarah.

Menurutnya, kendala utama yang selama ini masih ditemukan adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Oleh karena itu, Agustinus berharap, kepada masyarakat di Kabupaten Ngada supaya terus menjaga kebersihan lingkungan, karena kunci utama agar tidak terjadi DBD adalah kebersihan lingkungan.

"Kami berharap masyarakat menjaga kebersihan lingkungan mulai dari dalam hingga ke luar rumah, karena kalau kita menjaga kebersihan lingkungan, maka saya yakin kita tidak akan terkena DBD," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved