Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif : Pandemi Covid-19 Jadi Momen Benahi Kualitas Destinasi

ke depannya bagi setiap industri pariwisata, destinasi wisata harus lolos standar CHSE (

Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/INTAN NUKA
Wawancara jurnalis Pos Kupang, Annie Eno bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Wayan Darmawa dalam Ngobrol Asyik Pos Kupang, Rabu (3/2/2021).   

Yang terakhir itu Sumba. Kan sudah mendunia juga Nihiwatu, tapi bagaimana membangun link karena Nihiwatu kan jalan sendiri. Kita harus benahi. Yang lain tinggal kita dorong agar ada akselerasi perkembangan pembangunan.

Bagaimana perhatian pemerintah terhadap delapan destinasi yang masuk dalam nominasi API tahun 2020?
Kami berikan apresiasi kepada masyarakat dari lokasi-lokasi penerima nominasi API. Tentu nanti pemerintah akan berikan respon, sama seperti dengan Labuan Bajo. Untuk saat ini belum banyak yang kami lakukan karena anggaran terbatas dan di tengah pandemi.

Bagaiamana respon masyarakat terhadap pengembangan pariwisata yang akan dilakukan di tempat mereka?
Sudah ada MoU antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Salah satu hal untuk meningkatkan percepatan infrastruktur dan membenahi destinasi wisata bisa menggunakan dana desa. Saya melihat dengan kebijakan ini respon/antusias masyarakat luar biasa. Ada satu fenomena luar biasa, bukan saja pemerintah desa yang kembangkan destinasi tapi perorangan juga melakukan yang sama.

Tinggal kita berikan advokasi dan pembinaan. Saya bentuk WA Grup; di dalam ada kepala desa. Saya bilang, jangan dulu berpikir provinsi akan dukung pendanaan. Kita punya anggaran terbatas. Jadi, optimalkan dana desa yang ada.

Ada pertanyaan di facebook POS-KUPANG.COM dari Sirilus Talar. Bagaimana tanggapan bapak terkait pembangunan helipad di Waerebo, yang mana sudah dua kali helikopter turun ke sana. Bagaimana dengan kearifan lokal, masyarakat yang tawarkan jasa portir, dan akses pengusaha transportasinya?

Pembangunan helipad itu inisiatif masyarakat karena memang cost yang dikeluarkan untuk hidup mereka di atas sangat mahal. Jadi, itu inisiatif mereka sendiri. Lalu, ada dukungan perbaikan. Kita tentu tidak bisa menjaga kondisi seperti normal sebelumnya, tapi masyarakat terpapar. Dengan adanya helipad itu juga untuk mengangkut kebutuhan dalam kondisi darurat dan skala besar. Itu inisiatif masyarakat artinya mereka membutuhkan.

Ada juga pertanyaan di Facebook POS-KUPANG.COM dari Tien Bai. Bagaimana tanggapan bapak terkait pernyataan anggota dewan RI dari Jambi soal dana dan ketidakistimewaan NTT?

Beliau kan sudah klarifikasi bahwa hanya menyatakan itu karena cemburu alokasi dana Labuan Bajo besar sekali. Sekarang kita melihat fakta bahwa dari Lonely Planet kita berturut-turut menjadi salah satu pilihan utama karena Labuan Bajo.

Kedua, kita belajar dari apa yang dinyatakan. Pak Gubernur kan sudah menyampaikan, jangan hanya dorong atraksi komodo saja, tapi atraksi lain juga dikembangkan sehingga peran ekonomi jangan hanya diperoleh sebatas di komodo atau Rinca saja. Inilah yang sedang diproses sekarang. Kita tentu sebagai pemilik destinasi yang sedang menjangkau dunia tidak perlu tanggapi negatif kritik dari luar. Kalau seperti itu, kita tidak paham dan mengembangkan secara baik kelemahan kita.

Ada pertanyaan lagi di facebook POS-KUPANG.COM dari Maria Sekar Anggraini. Apa strategi yang dilakukan Disparekraf di 2021 ini untuk meningkatkan potensi pariwisata NTT yang belum diketahui khalayak ramai?

Kami tetap menggunakan empat strategi. Pertama, pembenahan destinasi. Tahun 2021 kita akan menambah dua destinasi dengan penambahan akomodasi dan penataan amenitas di Oeseli dan Waerebo.

Selanjutnya, dari sisi pemasaran, kami akan lakukan atraksi dan festival wisata tetapi polanya tidak seperti pasar malam. Festival di Juli, dari Februari sudah benahi. Ajak masyarakat menyiapkan dengan baik sehingga apa yang bisa dilakukan masyarakat kita bisa kerjakan bersama.

Nanti ada Festival Musim Dingin Fatunausus, Festival Kuda Ronggeng. Tapi ronggeng kan kesannya Jawa ya, jadi saya minta masyarakat cari yang kontennya lokal. Mungkin akan dibenahi apa kontennya dan bedanya apa sehingga bisa dikembangkan. Berikutnya, ada Festival Kuda Sandalwood.

Dari sisi industri, kita akan kembangkan Pusat Ekonomi Kreatif. Setelah ada di Labuan Bajo, nanti di Kupang ada Pusat Ekraf. Sehingga, kita bisa miliki dispay ekonomi kreatif yang dibangun 2021.
Kita juga dorong promosi dalam bentuk desain baju kaos kerja sama dengan pengusaha lokal.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved