Breaking News

Bau Bangkai Babi Menyengat di Jembatan Manubara Sumba Timur

Akibat adanya bangkai di sekitar jembatan ini, maka siapa saja yang melintas akan menghirup aroma tidak sedap dari bangkai babi itu.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Bangkai ternak babi yang dibuang di tepi jalan dekat Jembatan Manubara, Kelurahan Kamalaputi, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Gambar diambil, Rabu (3/2/2021). 

Bau Bangkai Babi Menyengat di Jembatan Manubara Sumba Timur

POS-KUPANG.COM|WAINGAPU -- Bau bangkai ternak babi menyengat ketika minat di Jembatan Manubara, Kelurahan Kamalaputi, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Babi yang mati ini akibat penyakit virus African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika.

Bangkai ini dibuang oleh warga yang tidak bertanggung jawab.

Pantauan POS-KUPANG.COM, Rabu (3/2/2021), ada satu bangkai babi yang dibuang di bahu jalan sekitar Jembatan Manubara, Kamalaputi.

Bangkai babi ini ditutup dengan karung atau semacam terpal berwarna biru.  Nampak bangkai ternak babi itu merupakan ternak babi dewasa. 

Akibat adanya bangkai di sekitar jembatan ini, maka siapa saja yang melintas akan menghirup aroma tidak sedap dari bangkai babi itu.

Informasi yang diperoleh, bangkai babi itu sudah ada di lokasi itu sejak Selasa (2/2/2021) sore.
Sementara itu, di lokasi Leter S ruas jalan Waingapu -Waikabubak juga terdapat bangkai babi yang dibuang warga.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur, Ir. Yohanis Radamuri yang dikonfirmasi mengakui, saat ini sesuai pemantauan di lapangan bahwa sudah ada lagi kasus penyakit pada ternak babi, yakni ASF.

Menurut Yohanis, sesuai surat imbauan  dari Dinas Peternakan Provinsi NTT bahwa sejak akhir tahun 2020 lalu sudah muncul lagi kasus ASF gelombang kedua.

"Memang benar, sesuai pantauan kami bahwa saat ini di Waingapu dan sekitarnya ada bangkai-bangkai babi," kata Yohanis.

Dikatakan, semenjak kasus kematian babi muncul di Sumba Timur, sudah menunjukkan gejala kematian babi di Sumba Timur sudah mengarah ke ASF, karena dilihat dari gejala klinis dan penularan.

"Kita terus sosialisasi soal pencegahan terutama kebersihan kandang dan pakan. Kita tahu bahwa kebanyakan kita di Sumba Timur banyak peternak babi yang tidak mengandangkan sehingga kita minta dijaga kebersihannya," ujarnya.

Dia mengharapkan jika ada ternak babi yang mati atau sakit sebaiknya jangan dikonsumsi, atau dibuang sembarangan.

Pantasan Desy Ratnasari Susah Move On, Ternyata Begini Perlakuan Irwan Mussry Dulu, Bikin Baper

Sepak Terjang Marzuki Alie, Namanya Disebut Akan Kudeta AHY! Lahir di Palembang, Simak Profilnya! 

" Kita minta supaya kalau ada ternak babi yang sakit dan mati harus dikuburkan saja agar mencegah penularan penyakit ini," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved