Sudah 638 Ekor Babi Dikuburkan di Pekuburan Babi Massal Akibat ASF

Dinas Peternakan Kabupaten Lembata terus menyelesaikan tugas penanganan terhadap bangkai ternak babi terjangkit virus African Swine Fever ( ASF)

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Sudah 638 Ekor Babi Dikuburkan di Pekuburan Babi Massal Akibat ASF
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Tampak jasab babi yang dibuang warga di kawasan Koligletek, Kota Lewoleba beberapa waktu lalu.

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Dinas Peternakan Kabupaten Lembata terus menyelesaikan tugas penanganan terhadap bangkai ternak babi terjangkit virus African Swine Fever ( ASF) sejak 14-28 Januari sesuai pengumuman yang disampaikan sebelumnya.

Kadis Peternakan Lembata, Petrus Kanisius Tuaq, yang ditemui wartawan Kamis (28/01/2021) menjelaskan hingga akhir batas waktu yang ditetapkan, terdata sebanyak 638 ekor bangkai ternak babi yang dikuburkan di Lamahora, Kelurahan Lewoleba Timur.

Sampai dengan Kamis kemarin ada 638 ekor berasal dari wilayah Kecamatan Nubatukan yang mayoritas tersebar di dalam wilayah kelurahan yang ada.

Baca juga: Ada 96 Kasus Covid-19 di Flores Timur, Ini Langkah Pemkab 

Hingga saat ini juga sudah ada laporan dari 3 Kecamatan yaitu Buyasuri, Omesuri, dan  Ile Ape. Totalnya sekitar 100 ekor lebih. Sampel darahnya sudah dikirim ke BBLitvet Denpasar dan sedang menunggu hasilnya. 

Namun, kata Kanis, melihat gejala kematian diduga  terjangkit ASF.

“Kemudian untuk penanganan ternak mati di wilayah Kecamatan lainnya kita himbau agar desa masing-masing tangani sendiri," ujarnya.

Baca juga: Permintaan Meningkat, Ini Pesan Perwira Polisi yang Jadi Pendonor Plasma Awal di NTT 

Kanisius juga menyebutkan berbagai langkah penanganan yang dikerjakan dinas peternakan mengatasi virus ASF yang merebak.

Saat ini pihaknya sedang menangani bangkai dan lakukan kegiatan pencegahan berupa edukasi masyarakat agar tidak membuang bangkai ternak sembarangan, tidak memotong ternak yang sakit, lalu biosecurity kandang dan biosecurity  peternak sendiri karena penyebaran virus juga melalui manusia sebagai perantara.

“Untuk kegiatan penanganan bangkai kita perpanjang lagi 1 minggu ke depan sampai dengan tanggal 4 Februari. Dalam sehari ternak yang kita kubur di lokasi penguburan massal itu rata-rata diatas 30 ekor,” katanya menerangkan.

Dirinya juga memberi apresiasi atas kepatuhan masyarakat mematuhi pengumuman yang disampaikan pemerintah.

“Tingkat kesadaran warga untuk tidak membuang bangkai babi di sembarang tempat, saya nilai sudah membaik dimana dibuktikan dengan banyak bangkai yang dibawa untuk dikubur di lokasi kuburan massal," tandasnya.

Menurut dia, kendala yang dihadapi saat ini dalam upaya pencegahan penyebaran dimana masih terdapat warga yang membawa ternak ke wilayah lainnya.

Kendala saat ini dalam pencegahan penyebaran virus, tambahnya, masyarakat sudah diimbau untuk tidak membawa ternak dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya. Sayangnya masih ada yang tidak mengindahkan imbauan itu.

“Padahal kita berharap ada wilayah kecamatan atau desa yang bebas dari serangan virus ASF ini sehingga kita bisa adopsi bibitnya untuk normalkan kembali populasi setelah virus ini berakhir. Kendalanya yah di pencegahan. Masyarakat masih belum memahami dengan baik hal ini," kata Kanis.

“Sejauh ini memang belum ada sanksi yang diberikan. Kita hanya  beri edukasi sehingga mereka paham bahwa ini berkaitan dengan ekonomi dan urusan sosial masyarakat," imbuhnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved